Kamis, 31 Oktober 2013

Cahaya di Wajah Ummat

    Ditulis oleh KH. RAHMAT ABDULLAH
Dalam satu kesatuan amal jama’i ada orang yang mendapatkan nilai tinggi karena ia
betul-betul sesuai dengan tuntutan dan adab amal jama’i. Kejujuran, kesuburan,
kejernihan dan kehangatan ukhuwahnya betul-betul terasa. Keberadaannya
menggairahkan dan menenteramkan. Namun perlu diingat, walaupun telah bekerja
dalam jaringan amal jama’i, namun pertanggungjawaban amal kita akan dilakukan di
hadapan Allah SWT secara sendiri-sendiri.
Karenanya jangan ada kader yang mengandalkan kumpulan-kumpulan besar tanpa
beru-saha meningkatkan kualitas dirinya. Ingat suatu pesan Rasulullah SAW: Man
abtha-a bihi amaluhu lam yusri’ bihi nasabuhu (Siapa yang lamban beramal tidak
akan dipercepat oleh nasabnya ).
Makna tarbiah itu sendiri adalah mengharuskan seseorang lebih berdaya, bukan terusmenerus
menempel dan tergantung pada orang lain. Meskipun kebersamaan itu
merupakan sesuatu yang baik tapi ada saatnya kita tidak dapat bersama, demikian
sunahnya. Sebab kalau mau, para sahabat Rasulullah SAW bisa saja menetap dan
wafat di Madinah, atau terus menerus tinggal ber-mulazamah tinggal di masjidil
Haram yang nilainya sekian ra-tus ribu atau di Masjid Nabawi yang pahalanya sekian
ribu kali. Tapi mengapa makam para Sahabat tidak banyak berada di Baqi atau di
Ma’la. Tetapi makam mereka banyak bertebaran jauh, beribu-ribu mil dari negeri
mereka.
Sesungguhnya mereka mengutamakan adanya makna diri mereka sebagai perwujudan
firman-Nya: Wal takum minkum ummatuy yad’una ilal khoir. Atau dalam firman-
Nya: Kuntum khoiro ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat
yang di-tampilkan untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Ummat yang terbaik bukan
untuk disem-bunyikan tapi untuk ditampilkan kepada seluruh ummat manusia. Inilah
sesuatu yang sangat perlu kita jaga dan perhatikan. Kita semua beramal tapi tidak
larut dalam kesendirian. Hendaklah ketika sendiri kita selalu mendapat cahaya dan
menjadi cahaya yang menyinari lingkungan sekitarnya.
Jangan ada lagi kader yang mengatakan, saya jadi buruk begini karena lingkungan.
Mengapa tidak berkata sebaliknya, karena lingkungan seperti itu, saya harus
mempenga-ruhi lingkungan itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya. Seharusnya
dimanapun dia berada ia harus berusaha membuat kawasan-kawasan kebaikan,
kawasan cahaya, kawas-an ilmu, kawasan akhlak, kawasan taqwa, kawasan al-haq,
setelah kawasan-kawasan tadi menjadi sempit dan gelap oleh kawasan-kawasan
jahiliyah, kezaliman, kebodohan dan hawa nafsu. 
dimanapun dia berada terus menerus memberi makna kehidupan. Seperti sejarah
da’wah ini, tumbuh dari seorang, dua orang kemudian menjadi beribu-ribu atau
berjuta-juta orang.
Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna, "Antum ruhun jadidah tarsi fi
ja-sadil ummah". Kamu adalah ruh baru, kamu adalah jiwa baru yang mengalir di
tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al-Qur’an.
Jangan ada sesudah ini, kader yang hanya mengandalkan kerumunan besar untuk
mera-sakan eksistensi dirinya. Tapi, dimanapun dia berada ia tetap merasakan sebagai
hamba Allah SWT, ia harus memiliki kesadaran untuk menjaga dirinya dan taqwanya
kepada Allah SWT, baik dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan terlihat
orang. Kemana-pun pergi, ia tak merasa kesunyian, tersudut atau terasing, karena
Allah senantiasa ber-samanya. Bahkan ia dapatkan kebersamaan rasul-Nya, ummat
dan alam semesta senanti-asa.
Kehebatan Namrud bagi Nabi Ibrahim AS tidak ada artinya, tidaklah sendirian.
ALLAH bersamanya dan alam semesta selalu bersamanya. Api yang berkobar-kobar
yang dinya-lakan Namrud untuk membinasakan dirinya, ternyata satu korps
dengannya dalam menu-naikan tugas pengabdian kepada ALLAH. Alih-alih dari
menghanguskannya, justeru ma-lah menjadi "bardan wa salaman" (penyejuk dan
penyelamat). Karena itu, kader sejati yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa
membuka jalan bagi pejuang Da’wah sesuai dengan janji-Nya, In tansurullah
yansurukum wayu sabit akdamakum (Jika kamu meno-long Allah, Ia pasti akan
menolongmu dan mengokohkan langkah kamu)
Semoga para kader senantiasa mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah
SWT ditengah derasnya arus dan badai perusakan ummat. Kita harus yakin
sepenuhnya akan pertolongan Allah SWT dan bukan yakin dan percaya pada diri
sendiri. Masukkan diri kedalam benteng-benteng kekuatan usrah atau halaqah tempat
Junud Da’wah melingkar dalam suatu benteng perlindungan, menghimpun bekal dan
amunisi untuk terjun ke arena pertarungan Haq dan bathil yang berat dan menuntut
pengorbanan.
Disanalah kita mentarbiah diri sendiri dan generasi mendatang. Inilah sebagian
pelipur kesedihan ummat yang berkepanjangan, dengan munculnya generasi baru.
Generasi yang siap memikul beban da’wah dan menegakan Islam. Inilah harapan baru
bagi masa depan yang lebih gemilang, dibawah naungan Alqur-an dan cahaya Islam
rahmatan lil alamin

Selasa, 29 Oktober 2013

Mysterious Hairs

Jadi begini, karena ego saya sedang berkata 'gua mau bersantai malam ini!', maka saya memutuskan untuk membuat sebuah cerita anekdot *maunya. entahlah bagaimana nanti jadinya.

Baiklah, mari kita lewati saja prolog tidak penting ini. karena lebih cepat, lebih baik. lebih cepat selesainya, lebih cepat tidurnya. *lhaa? karena bagi saya, bersantai paling efektif adalah dengan: tidur. 
*terus ngapain pake nulis cerita segala???

 Aaah, entahlah. akupun tak tahu kenapa akhirnya jadi menulis begini *mulai semakin ngelantur, efek pikiran sedang tidak normal. hahaha, sudahlah saudara, mohon maklumi deretan tulisan tidak menyenangkan ini. Ini hanyalah sedikit cara penulis meluapkan isi hati ^^V

Cerita ini terjadi sekitar 9 tahun yang lalu, saat saya yang berusia 13 tahun sedang duduk di bangku kelas 1 SMP. Saat itu, muncul desas-desus yang tengah beredar di sekitar rumah saya. Sumber desas-desus itu tidak lain dan tidak bukan adalah dari tetangga sebelah rumah, tepat di sebelah rumah saya. Apakah kiranya sesuatu yang menghebohkan itu? *gaya penyiar silet di tipi, halaah.

Jadi, ibu tetangga sebelah rumah saya, mengaku di teror hantu. Si ibu yang saat itu sering sendirian di rumah (karena suami kerja sampai magrib, anak kuliah jadi nge-kost) belakangan ini sering menemukan sejumput rambut *bener gak yah nih bahasanya? di pojok kamar atau ruangan di rumah beliau. Nggak cuma sekali, tapi beberapa kali. Rambut itu panjang, berwarna hitam dan banyak. rambut-rambut itu ditemukan dengan kondisi tengah digulung dan di ikat rapi. 

Ah, jangan-jangan itu rambutnya siapa gitu, keluarganya atau siapa, elak saya waktu ibu saya bercerita. tapi ibu saya segera menolak mentah-mentah pemikiran saya tersebut.

"Itu kan rambutnya panjang, item dan tebal. mana ada yang rambutnya gitu di rumah itu? orang gak ada anak cewek. rambut bu 'X' juga udah ubanan" terang ibu saya.

Sayapun manggut-manggut. bener juga sih, pikir saya kemudian.

Setelah melakukan studi kasus dan mengumpulkan evidence base yang berserakan, akhirnya beberapa warga di sekitar rumah menarik sebuah hipotesis bahwa, rambut itu adalah milik hantu wanita yang mendiami lorong kosong yang ada diantara rumah saya dan rumah tetangga saya tersebut.

Ngomong-ngomong soal lorong, lorong itu memang *kata orang-orang sekitar rumah, terkenal angker. Banyak cerita yang beredar tentang kisah-kisah hantu disana. Padahal keluarga saya, yang notabene tinggal disampingnya gak pernah menjumpai keanehan apa-apa, meskipun waktu kecil saya penakut pake banget. Ya..,sekali lagi, hipotesis  tersebut pun tak jelas dasar penegakannya. hahaha.

Beberapa hari berlalu sejak pelaporan ibu tetangga, desas-desus itu bukannya semakin menghilang, justru semakin ramai diperbincangkan.Pasalnya, seorang teman bapak saya, yang suatu malam menginap di rumah mengaku melihat penampakan. Beliau bercerita,

"Malam itu saat tidur, ada pemadaman listrik saat tengah malam. Saya yang tidak bisa tidur dalam kegelapan tiba-tiba terbangun.  Meski terbangun posisi saya tidak berubah. Hanya berbaring dengan mata terbuka. Nah, saat itulah saya melihat ada asap masuk dari lubang ventilasi. Asap itu kemudian menjelma menjadi sosok wanita berambut sangat panjang yang memakai kain batik tradisional, pakaian tradisional jawa. Saya kaget, sosok itu berjalan pelan masuk ke ruangan. Tapi sosok hantu itu hanya sekejab terlihat kemudian menghilang, tepat saat listrik menyala kembali" terangnya.

Kami yang mendengarnya dibuat semakin yakin dengan hipotesa yang beredar. Ternyata rambut itu memang milik si hantu wanita yang berambut panjang.

Kasian tuh hantu, mungkin shampoonya gak cocok, makanya rambutnya rontoh,hehe #plak!

Saat itu saya dibuat sedikit bimbang. Mau gak percaya tapi kok yah banyak bukti dan saksi, mau percaya tapi kok yah gimana gitu (jaman jahiliyah belum kuat iman).

Hah, sudahlah. yang penting gak ganggu hidup saya dan keluarga, batin saya. 
Kalau ganggu gimana? yaa lari ke ibu. hahaha 
*maklum masih imut-imut.

Namun tak lama, kejadian itupun terjadi. Saya ingat saat itu tengah hari. Di hari yang cukup terik saat saya pulang dari sekolah. Dengan langkah gontai karena lelah saya memarkir sepeda phoenix biru kesayangan sekenanya di samping rumah dan bersegera berhambur menuju kamar tercinta.

Begitu kaki telah menginjak kamar, setelah meletakkan tas dan kawan-kawannya di tempatnya (pinter kan? resiko diomeli ibu kalo nggak dijalanin), saya berhambur menuju jendela, berniat membukanya dan segera mempersilahkan masuk angin segar yang juga tak sabar untuk mengisi kamar saya. 
Namun saudara-saudara, tahukah anda? sesuatu yang tak dinginkan terjadi eh, maksudnya ditemukan. Saya melihat sejumput rambut bertengger damai di pojok jendela kamar saya. Kontan saya segera melompat mundur. 

Masih tidak percaya dengan apa yang saya lihat, saya pun perlahan mendekat kembali dengan takut-takut. 

ternyata beneran rambut. warna item, hiiiii~
gimana nih... gimanaaaa???, mulai panik sendirian. apa yang harus dilakukan?

Apa dibuang aja? serem ngeliatnya bertengger terus dikamar. tapi kalau kualat gimana*
*kok iso? 

Ditengah kepanikan dan kelelahan yang memuncak, karena tak seorangpun saya dapati ada di dalam rumah kala itu, saya pun memutuskan untuk mengambilnya dan membuangnya. Dengan takut-takut saya kembali mendekat. 
Bismillah~ semoga rambut-rambut itu muat dengan 1 kali genggaman tangan kecil saya. Dan alhamdulillah ternyata muat. Ternyata gak sebanyak yang digosipkan jumlahnya. Dengan berlari secepat mungkin saya membawanya. Pingin cepet-cepet sampai tempat sampah depan. Rasanya seperti memegang bola api, gak tahan pingin segera melepas 
*alay tingkat tinggi

Setelah berhasil membuangnya, saya kembali ke kamar. Terduduk sambil bengong. Masih nggak percaya dengan yang barusan saya alami. Saat bengong itulah kakak saya datang lengkap dengan cilok kesukaannya di genggaman.

"Kenapa kok pucet gitu?" tanyanya tanpa rasa berdosa. 

Sayapun dengan meledak-ledak menceritakan penemuan saya barusan. Kontan kakak saya meletakkan cilok kesukaannya dari genggaman ke meja, pertanda ia mengganggap masalah ini adalah masalah yang serius.

"Terus kamu taruh mana rambutnya?" tanyanya.

"Ya di buanglah. di koleksi juga gak indah dan gak lucu" jawab saya dengan raut muka tetap ketakutan.

"Ok, tunggu bentar" kata kakak saya sambil berlalu.

Nampaknya kakak saya sedang mencetuskan suatu ide untuk menyelesaikan masalah ini. Saya pun menurut dan menunggu dengan kepanikan yang sama di kamar. Tak lama kemudian kakak saya datang lagi dengan seorang tetangga saya, mas-mas gitu. dan kakak saya menunjukkan tempat kejadian perkaranya. 

*kalau dipikir-pikir sekarang, ngapain juga manggil tuh mas-mas, gak ada solusinya juga. ck...ck..ck...

"Ooh....,, terus rambutnya kemana? kamu buang?" tanya sang mas-mas

saya mengangguk.

"Wah,, sayang banget. itu bisa jadi jimat lho" jawab masnya lagi.

Apppwaaa....???? jadi ini solusi yang mas tawarkan. 
Buat apaan melihara barang nyeremin dan gak jelas gitu?,  batin saya 

Ditengah kebingungan kami tersebut datanglah sosok ketiga. Ibu saya.

Wah, ini ibu pasti ikutan heboh, tebak saya

"Apa? Diah nemu rambut? dimana...dimana??" katanya jadi ikutan panik. Sesuai perkiraan, batin saya

"Disini buk, nih... disini" jawab kakak saya yang semakin membuat heboh keadaan dengan responnya yang...taking it so seriously.

Setelah ditunjukkan lokasi tempat penemuan rambut, raut muka ibu sedikit berubah. 

"oooh... disitu, hahahaha itu rambut ibu. Tadi abis potong poni terus lupa buang rambutnya, hahaha" katanya sembari berlalu meninggalkan kami semua yang membatu.

Keheningan sesaat tercipta. Tak ada yang berkata-kata, baik mas tetangga, kakak saya, terlebih saya. Sedetik kemudian mas tetangga segera beranjak pergi, mbak saya mengambil ciloknya kembali, keluar seolah kehebohan ini tak pernah terjadi. Tinggal saya sendiri dikamar, kembali terduduk dan terbongong.

Oh, my..... ibu...ibu.... ngapain pake potong poni segala sih, ngapain juga motong poninya di kamar saya, dan ngapain pake naruh poni di jendela, pojok lagi.

Setelah dipikir-pikir, perawakan rambut yang saya temukan memang sedikit berbeda dari yang diceritakan. Rambut itu sedikit jumlahnya dan gak panjang. Yaa.... kalo dilihat-lihat memang seperti poni. #TepokJidat

Ya begitulah saudara, akhir kisah ini, entah jadinya lucu atau garing, semoga dapat mengisi sedikit waktu di suatu hari. 

*tapi gak ada manfaatnya baca ginian,haha

Tapi seandainya mau mencari hikmah, sesungguhnya cerita inipun ada hikmahnya:

Jangan memotong poni di sembarang tempat, dan buanglah poni pada tempatnya agar tidak terjadi prasangka-prasangka yang menyebabkan timbul dosa (syirik,dll maksudnya).

*based on true story of the author 

Malang,  di malam yang sunyi , saat yang lain tengah belajar UTS.
kangen rumah, kangen ibu yang lucu.
Love you ibu :)

Beda orang normal dengan orang abnormal

Orang normal kalau lapar --> makan
Orang abnormal kalau lapar --> Update status

Orang normal kalau ngantuk --> Tidur
Orang abnormal kalau ngantuk --> Update Status

Orang normal kalau ke toilet --> Mandi, BAK, atau BAB
Orang abnormal kalau ke toilet --> foto-foto

Orang normal di bioskop --> nonton
Orang abnormal di bioskop --> foto tiket terus di-upload

Orang normal kalau foto --> senyum
Orang abnormal kalau foto --> monyong-monyong gak jelas

-Humor penutup hari by Fifi Almadina*-

*bukan nama sebenarnya

#nemu ae arek iki, hahaha

Minggu, 27 Oktober 2013

Stand Up For Love


There are times I find it hard to sleep at night


We are living through such troubled times



And every child that reaches out for someone to hold
For one moment they become my own

And how can I pretend that I don’t know what’s going on?
When every second of every minute another soul is gone


And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness



Of giving up, Of suffering

Then we all stand together this one time
Then no one will get left behind

And stand up for life
Stand up for love


I'm inspired and hopeful each and everyday
That's how I know that things are gonna change


So how can I pretend that I don’t know what’s going on?


When every second of every minute
Another soul is gone


And I believe that in my life I will see


An end to hopelessness, Of giving up, Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind


Stand up for life


Stand up for love


And it all starts right here, And it starts right now
One person stand up and the rest will follow

For all the forgotten, For all the unloved
I'm gonna sing this song

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness, Of giving up, Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
Stand up for love 
For love


Song By Destiny's Child- Stand Up For Love

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku jauh, bila diukur kilometer, beribu-ribu
Tapi Adzan Masjidil Aqsha yang merdu
serasa terdengar di telingaku

-Taufiq Ismail-

Kamis, 24 Oktober 2013

Dandelion

Hari ini ketemu bunga dandelion :)
jadi inget film tinkerbell. Kalo di film tersebut, tinkerbell lahir dari tawa bayi yang terbawa dalam benih dandelion kecil, terus terbang menuju neverland, dipercikkan dengan bubuk ajaib, maka lahirlah seorang peri.hehehehe,, hayalan anak-anak #geleng-geleng



Bunga dandelion atau Randa Tapak berasal dari Eropa dan Asia, namun sudah menyebar ke segala tempat. Dandelion memiliki bunga-bunga kecil yang terkumpul menjadi satu pada satu kepala besar dari induk bunga. ketika diterbangkan angin, bunga-bunga kecil ini akan menyebar, masing-masing membawa misi kehidupan di tempat lain. mungkin tak begitu jauh dari tempat asalnya, tapi mungkin juga ia akan terbawa jauh menyeberangi lautan. mungkin ia akan bertemu padang hijau subur dengan tanah yang gembur, mungkin sebagian kan berjumpa pada tanah cengkar penuh bebatuan. sebagian mungkin kan tumbuh subur hingga akhirnya menghasilkan benih baru yang melanjutkan estafet misinya, sebagian mungkin kan mengering, tak dapatkan air, lalu mati.

kalo diliat-liat (oleh saya yang notabene orang awam, gak tau apa-apa), struktur kecil yang rapuh itu ternyata memiliki sistem yang begitu canggih hingga dapat menghasilkan tumbuhan baru nantinya. 

“Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”(QS Al-Mulk : 3)

Bahkan yang sekecil dandelion ini bisa begitu gigih untuk bertahan hidup, bahkan yang sekecil dandelion ini pun selalu dijaga dijamin rizkinya oleh Allah. maka pantaskah kita manusia, makhluk-Nya yang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk ini berputus asa?






Selasa, 22 Oktober 2013

Barokah


Adalah saat senyuman hadir disaat tangis dan duka serasa menghimpit,
juga saat dzikir dan istighfar terucap kala limpahan bahagia menyergap,

Barakah,,
yang menjadikan Ayyub mulia lagi tinggi dalam duka nestapa, karena mampu hadirkan sabar dihatinya
yang menjadikan Sulaiman miliki hati tawadlu dan tunduk penuh syukur saat kuasa dunia takluk

Allah memang tak pernah janjikan hidup selalu mudah dan mulia, karena iman pun tumbuh saat hadir ujian dan duka. Hidup ini tak sesederhana kisah negri dongeng, yang selalu berakhir bahagia selama-lamanya. Karena sedih dan duka ajarkan kita betapa berharganya rasa bahagia. karena pada keduanya hadir barokah, saat tawa, saat tangis. saat derita, pun saat berjaya. seperti Ayyub, seperti Sulaiman.

Barakallahu fiykum....,,
semoga Allah berkahi dirimu wahai saudaraku, atas senangmu juga dukamu.

Minggu, 20 Oktober 2013

Terhubung ke Langit

Orang-orang yang terhubung ke langit, adalah orang-orang yang menanggung beban untuk membawa manusia ke jalan cahaya.Mereka menjadi manusia-manusia dengan ketahanan menakjubkan menghadapi kebengalan sesama tihtah.

Mereka menjadi orang-orang yang paling teguh hati, paling lapang dada, paling sabar, paling lembut, paling santun, paling ramah, dan paling ringan tangan. Keterhubungan dengan langit itu yang mempertahankan mereka di atas garis edar kebajikan, sebagai bukti bahwa merekalah wakil sah dari kebenaran.



Berdirimu di waktu malam, sujudmu yang dalam
mengokohkan hatimu melebihi gunung membiru
lalu kau terima beban untuk mencintai semesta;
membagi senyum ketika kau terluka
memberi minum ketika kau dahaga
menghibur jiwa-jiwa ketika kau berduka

#Salim A. Fillah : Dalam Dekapan Ukhuwah

What's inside you?


Saya teringat salah satu nasehat yang disampaikan oleh pak ustadz di suatu kajian hari jum'at. Beliau memulai penjelasannya dengan sebuah analogi, kira-kira seperti ini penjelasannya (mungkin gak sama persis secara redaksional, #maap pak ustadz. tapi insyaaAllah intinya sama) :

'Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, jika ada sebuah teko yang saat dituang mengeluarkan teh, berarti kira-kira apa isi teko tersebut?' tanya pak Ustadz.

ya pasti isinya air teh, jawab saya dalam hati  "isinya air teh pak ustadz" jawab hadirin
 
Pak ustadz tersenyum dan melanjutkan "Berarti jika teko tersebut berisi susu, pasti yang keluar juga akan susu, iya kan?"

"ya...,apa-apa yang dikeluarkan, maka sebenarnya itulah gambaran apa yang ada didalam.
sekarang mari kita perhatikan semua lubang yang ada di tubuh kita, apa yang dikeluarkannya?."

"kotoran..." jawab hadirin lagi.

Pak Ustadz kembali menjelaskan "Benar,  mata, lubang telinga, lubang hidung, semua lubang di tubuh kita mengeluarkan kotoran. kecuali satu lubang : MULUT alias LISAN. Maka hadirin sekalian, jikalau lubang mulut alias lisan kita ini pun sering mengeluarkan kata-kata kotor, makian, atau ucapan-ucapan yang tidak baik, maka mungkin 'ISI KITA' memang hanyalah kotoran. Maka mari kita jaga lisan kita, agar jadi pembeda antara mana yang insan bermanfaat, mana manusia yang hanya memproduksi kotoran'"

Sebuah nasehat sederhana yang sangat membekas. betapa seringnya lisan membuat seorang manusia terjerumus ke dalam dosa : Ghibah, Fitnah, ataupun perkataan-perkataan tidak bermanfaat lainnya #Astaghfirullah.... (╥_╥)

"Barang siapa menjamin bagiku apa yang ada diantara dua tulang rahangnya (lidah) dan yang ada diantara kedua kakinya (kemaluan), niscaya akan aku jamin surga baginya" (HR. Bukhari)

Ucapan dapat mengantarkan pengucapnya ke surga maupun nerakanya. Ucapan dapat menjadikan orang dihormati, disayangi, serta dipercaya, namun karena ucapan kita juga dapat dibenci, dijauhi, bahkan dilaknat.

Ada sebuah kisah menarik tentang nabi Isa 'Alayhis-salam,
pernah datang seseorang padanya yang membawa setumpuk kotoran menjijikkan, lalu dia meruahkan kotoran tersebut ke wajah nabi Isa. Setelah melakukan hal itu, ia pun menyumpah serapahi serta melaknat nabi lengkap dengan tuduhan jahat dan palsu. Lalu apa yang dilakukan sang al-Masih?

Ia hanya tersenyum mendengarkan dengan sabar hingga orang itu selesai. begitu orang tersebut selesai bicara, nabi Isa kemudian memberikan orang tersebut sebotol minyak wangi serta diucapkannya perkataan indah nan mulia. di doakannya orang tersebut dengan tulus dan rendah hati.

Pertanyaannya, mengapa nabi Isa melakukan hal tersebut??

"Lelaki itu memberiku kotoran busuk dan ucapan keji. Sayang aku tak punya yang serupa dengan itu untuk membalasnya" jawab Isa 'Alayhis-salam.

Begitulah, apa yang dikeluarkan, adalah gambaran stok isi yang ada didalam. lalu apa kira-kira yang selama ini kita keluarkan?? :) hehe
Rasulullah bersabda, “Jiwa seorang mukmin bukanlah pencela, pengutuk, pembuat perbuatan keji dan berlidah kotor” (HR. Turmudji dan Ibnu Mas’ud).

Semoga dapat diambil hikmahnya dan mari bersama belajar mengaplikasikan.

Wallahu'alam bisshowab.

Kamis, 17 Oktober 2013

Mengenal Sang Nabi



Perawakan sang Nabi tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tidak pula lurus. wajah beliau tidak bulat, bukan pula persegi. Kulit sang Nabi cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketik sebahu, digerai ketika sepapak daun telinga. Dahinya lebar. Alis sang Nabi melengkung dan panjang, tebal, nyaris bertaut di tengah. Diantara keduanya terdapat urat yang memerah saat beliau marah.


Bola mata sang Nabi indah dan hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya memancarkan cahaya. Kedua pipinya datar. Janggut sang Nabi menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, dari selanya memancar cahaya. Dari bawah janggut sang Nabi beralur ke bawah bulu-bulu halus, lewat leher, melebat di dada, melaju bagai tongkat hingga ke pusarnya.

Leher sang nabi jenjang dan indah. Perut beliau sama rata dengan dada yang bidang. Jarak antara kedua bahu lebar. Persendiannya kokoh. Lengan sang Nabi jenjang, telapaknya lebar dan tebal, jemarinya panjang. telapak kaki beliau melengkung, halus hingga air pun tak menempel.



Sang nabi berjalan dengan langkah kaki nan lebar, begitu langsam seolah menuruni bukit, tubuh beliau ikut bergoyang anggun tiap langkah. kalau menoleh, sang Nabi berbalik dengan seluruh badan, lebih sering menduduk dibanding mendongak, melihat dengan penuh perhatian. Dulu nabi suka menyisir rambut ke belakang, seperti Ahli kitab. Saat nyata keingkaran, beliau selisihi mereka dengan menyisir belahnya.

Sang Nabi suka memperbanyak minyak rambut. Kata nas, uban beliau yang 20 helai jadi tak tampak. Beliau gemar merapikan janggutnya. Sang Nabi punya celak khusus yang beliau gunakan menjelang tidurnya. tiga kali untuk kanan dan kiri, sejuk dan menumbuhkan bulu. Pakaian kesukaan sang Nabi adalah gamis berwarna putih, hibarah buatan Yaman berwarna merah, dan baju sampir 2 helai warna hijau dan hitam.

Sang Nabi berminyak wangi di seluruh tubuhnya. Istri beliau mengoleskan di sekujur badan, lalu beliau sendiri wangikan bagian aurat. Jemari manis Rasulullah dilingkari cincin perak, matanya dari batu Habasyah bertuliskan; "Muhammad Rasul Allah". dilepas jika ke peturasan (bahasa halus dari toilet,WC,kaskus---red). Sang Nabi menyimpan selalu selimut Khadijah; selimut yang menenangkan saat beliau terguncang wahyu pertama dan didalamnya beliau diseru.



Sang Nabi suka olahraga lari. Kadang bersama istri. kadang dengan anak-anak kecil yang beliau lombakan siapa duluan menangkap beliau. Nabi suka minum susu di wadah yang sama dengan istrinya, ditepatkan di bekas bibirnya. Anggur, zaitun, dan buah lain, segigit berdua. Tidur sang Nabi tak pernah tengkurap. jika mirip berbantal telapak dan kaki disilang, jika telentang kaki kanan diletak di atas kiri.

Kadang dalam renungan khusyuk, sang nabi duduk dengan lutut diangkat menempel perut. Suka bersandar bantal, tapi TIDAK disaat makan. Nabi suka mandi bersama dan bercanda main air dengan istri-istrinya, bahkan Saudah yang tua. Usia tak menghalangi kemesraan itu. Penutup kepala kesayangan Nabi adalah serban hitam. dikenakan dengan ujung menjatuh di pundak. sandalnya bertali dua dari kulit hewan.


Makanan kesukaan Nabi----Jarang beliau nikmati----adalah paha kanan kambing. Camilannya hais; campuran kurma rendam dengan keju dan yogurt. nabi yang penuh cinta memberi nama semua benda miliknya; dari perkakas rumah tangga, bejana, gelas, kuda, unta, keledai, pedang, dan tombak. nabi makan roti dari tepung utuh yang tak diayak (dulu dianggap rendah; sekarang sehat berserat), lauknya minyak zaitun, cuka, labu. Nabi TAK PERNAH mencela makanan. Jika menyukainya beliau memakannya penuh syukur; jika tidak suka beliau cukup diam tanpa komentar.



Nabi mengerjakan sendiri apa yang beliau bisa di urusan rumah tangga: menambal baju sobek, menjahit sandal rusak, memerah susu, dan seterusnya. Nabi sangan suka bersiwak bersih gigi; akan sholat, akan membaca Al-Qur'an, akan menemui tamu dan sahabat, dan terutama akan menemui istri. nbi tak pernah jijik pada istri yang haid (sebagaimana kebiasaan Arab dan yahudi), beliau tetap bermesra, hanya menghindari jimak. saat Aisyah haid, Nabi tiduran di pangkuannya sambil baca Al-Qur'an; atau meletakkan kepala diantara paha Aisyah. Bahkan tuk shalat malam pun, Nabi minta ijin pada istri yang sedang bersama di ranjang. "Apa kau ijinkan malam ini aku menghadap Rabb-ku?".



Karena sempitnya kamar Nabi, saat shalat malam beliau berdiri hadap Aisyah. Jika hendak bersujud, disentuhnya kaki sang istri agar ditekuk. Sang Nabi seorang pemalu, lebih tersipu dibandingkan gadis pingitan. tak pernah terbahak, hanya senyum yang semanis madu. Sang nabi tak suka diistimewakan. Jika berbagi peran di perjalanan beliau selalu mencari peluang berkontribusi; hatta menyiapkan api. Jika dihadapkan pada pilihan, sang Nabi selalu mengambil yang ringan dan mudah, selama ianya tak jatuh pada hal yang dilarang Allah.



"Tak pernah kulihat", kata Anas, "Nabi marah atau membalas laku buruk atas pribadi beliau. Beliau hanya marah jika Allah dihinakan."
Ujar Aisyah "Pernah tiga purnama tak ada api menyala di rumah kami" apa penyambung hidup Nabi? tanya urwah. "Kurma dan air". Kelembutan sang nabi tak terhalangi dan tak menghalangi ibadahnya. Umamah binti Abil Ash, sang cucu, sering digendong dalam shalat. Al-Husain naik punggung sang Nabi saat sujud. Beliau tak bangkit hingga Al-Husain puas. Usai salam, beliau meminta maaf pada jamaah. Saat para cucu jadikan nabi kuda-kudaan merangkak kian-kemari, ada yang berkata "sebaik-baik tunggangan." Beliau menyahut "Sebaik-baik penunggang!"



dikutip dari Menyimak Kicau Merajut Makna: Salim A. Fillah

Engkau mengenalnya insan yang utama (siapakah kiranya?)
Lelaki pilihan menjadi utusan
Dia menunjukkan jalan kebenaran (Muhammad kukira)

Baik hatinya (baik hatinya)
Santun perangainya (sungguh santun perangainya)
jujur katanya (tak pernah dusta)
Kita menyayangnya (bershalawatlah baginya)
Dia teladan bagi kita semua (dialah teladan kita)
sebagai karunia yang diberikan Allah bagi semua
Muhammad namanya, ikuti jalannya
(Insan Utama: Haddad & Duta Sheila on 7)

*lagu favorite :)


Kamis, 10 Oktober 2013

Menjalin Hubungan

"Meski yang menghubungkanku dengan seseorang hanyalah seutas benang, akan ku jaga.
 Jika ia ulurkan, akan ku kencangkan. jika ia kencangkan akan kukendurkan"

Menjaga hubungan, apapun bentuk hubungannya memang perlu usaha atau upaya. 
Menjalin hubungan dengan manusia memang perlu selalu menyadari bahwa kita, aku maupun dia adalah manusia, yang tak hanya punya kelebihan namun juga kekurangan. Terlalu menuntutnya untuk menjadi seperti yang kita inginkan itu melelahkan karena perbedaan itu fitrah, dan ia adalah karunia. 

Menjaga hubungan menuntut pengertian yang mendalam. setiap orang menghadapi tantangan yang berbeda, beban yang berbeda sehingga membuat iapun membutuhkan perlakuan yang berbeda. bukan"aku memperlakukanmu seperti aku ingin diperlakukan", tetapi "aku memperlakukanmmu seperti kamu ingin diperlakukan"

Semakin dekat hubungan dengan seseorang mengandung resiko semakin rawan konflik terjadi diantaranya. Bukankah keretakan itu muncul pada satu bagian yang satu? berarti hati kita telah menyatu.^^ itulah kenapa saat bermasalah dengan saudara terasa lebih menyakitkan dibanding bermasalah dengan orang luar. namun yakinlah, karena kita bersaudara maka ikatan kita lebih kuat, sehingga lebih kuat pula daya tarik agar kita kembali bersatu :)

Berhubungan memang butuh bersabar. karena hubungan baik yang bertahan lama adalah upaya penjagaan yang terus menerus, bukan sebab 2 atau lebih karakter yang cocok. karena secocok apapun karakter kita, tak menjamin hubungan akan selalu baik-baik saja.

Berhubungan dapat mengahasilkan rahmat maupun laknat, maka sandarkanlah ikatan hubungan padaNya dan jagalah agar senantiasa berada dalam koridor ridhoNya agam mimbar-mimbar cahaya disurga menjadi milik kita.

*teringat tulisan seorang saudara:
Yang satu dakwah, satunya ukhuwah, dua-duanya adalah pembuktian cinta :)






Sabtu, 05 Oktober 2013

Menilai Manusia

Berilah kesempatan seseorang untuk berubah.
Karena seseorang yang hampir membunuh Rasulpun kini terbaring damai di sisinya : 'Umar bin Khattab

Jangan melihat seseorang dari masa lalunya. 
Seseorang yang pernah memerangi agama Allahpun akhirnya menjadi pedangnya Allah : Khalid bin Walid

Jangan memandang orang dari status sosial atau hartanya.
Karena sepatu emas fir'aun berada di neraka, sedangkan sandal jepit Bilal bin Rabbah terdengar di surga

Jumat, 04 Oktober 2013

Sesuatu Yang bernama…… (part 2)

Dengan berlari-lari kecil ia melewati gerbang sekolah. Ditatapnya pos satpam di samping gerbang, nampak didalamnya penghuninya sedang duduk bersantai sembari melihat televisi di mejanya.


Hmmm,, gak telat alhamdulillah...,batinnya

Langkah kakinya melambat, ditatapnya tiap bagian sekolah yang dilewatinya dengan penuh makna. matanya mengamati sekumpulan siswa yang sedang bergurau menanti bel berbunyi, sekumpulan yang lain nampak serius berdiskusi dengan buku-buku diktat tersebar ditengah-tengah mereka. ia terus berjalan hingga pandangannya bertemu dengan obyek itu, obyek yang membuat hatinya malu bercampur damai. 

Sekumpulan gadis berjilbab rapi tengah bercengkerama di halaman masjid sekolah. entah, ia selalu merasa mereka berbeda. meskipun sebelumnya telah ia jumpai pula sekumpulan siswa yang juga bercanda ria, namun gadis-gadis itu selalu membawa aura berbeda bagi dirinya. nampaknya salah seorang dari mereka menyadari kehadirannya. gadis itu memanggil namanya melambaikan tangan sambil tersenyum tulus padanya. ia membalas senyuman dan lambaian tangan itu. 
Yuni, nama gadis itu. gadis yang setengah tahun lalu masih berada dikelas yang sama dengannya, tak hanya itu, yuni juga teman sebangkunya selama hampir setahun. Yuni yang begitu bersahaja, yang tak pernah bosan mengingatkannya untuk sholat Dhuha dan datang ke pengajian sekolah.

"Ayo sholat yuk..."ajaknya

"Aduh...,, laper nih yun. ke kantin dulu yuk, baru abis gitu ke mushalla, gimana?" tawarnya

Yuni mengernyitkan dahi kemudian menggeleng "gak mau, nanti keburu habis waktu istirahatnya"

"Nah..,, justru itu yun. kalo laper khan jadi gak khusyuk sholatnya, jadi mending makan dulu. cepet kok aku makannya" kilahnya lagi

Gadis berjilbab itu kemudian terdiam mengamati wajah sahabat di depannya itu

"Nanti kalo mau masuk surga, kamu ditawarin mau langsung ke surga atau mampir dulu ke neraka, kamu milih yang mana?" ujar yuni akhirnya

tanpa memperpanjang perdebatan ia pun akhirnya mengalah, "oke...oke....ayo sholat dulu aja"

Dan Yuni yang manis pun tersenyum bahagia. 

Ia teringat betapa seringnya yuni mengingatkan dirinya namun ia tetap bergeming, dan selalu mencari-cari alasan untuk menghindar. pernah suatu ketika yuni mengajaknya untuk bergabung dalam kelompok pengajian kecil dari rohis sekolah, ia selalu menolak, selalu disuguhkannya bermacam-macam alasan. alasan kerja kelompok, kumpul teater, hingga ingin pulang cepat. tanpa Yuni tau, alasan sebenarnya kenapa ia menolak adalah karena ia malu, karena ia merasa tidak pantas berada satu lingkungan dengan yuni dan teman-temannya. Allah pasti lebih sayang dengan mereka dibandingkan Hamba sepertiku, batinnya. 

Tanpa terasa ia telah sampai di depan kelasnya. nampak beberapa anak tengah sibuk mengerjakan tugas. diletakkannya tas dan peralatannya di meja. matanya kemudian mulai mencari sesosok gadis, teman dekatnya. 

'Hey..,,' sapa sebuah suara menyadarkannya.

"Eh, disini rupanya. thanks ya bukunya bagus banget..hehe" sosok yang tengah dicarinya ternyata lebih dulu menghampirinya.

"you're welcome. by the way, series keduanya belum terbit. aku juga penasaran pengen segera baca. ntar kalo udah terbit pasti ku kasih tau deh" ucap gadis cantik itu sambil siap beranjak.

"eh,,, mau kemana? mau cerita bentar boleh gak?" cegahnya.

  Temannya itu kembali duduk. ia memang sudah berniat mendiskusikan masalah ini dengan seseorang. sesuatu yang mengganjal pikirannya beberapa hari ini. 

"Aku.... pingin berjilbab" katanya kemudian.

Statement yang menghantui pikirannya selama beberapa hari seorang diri, akhirnya terucap juga. dilihatnya mata gadis jelita di depannya berbinar, wajahnya menunjukkan keterkejutan beserta kebahagiaan.

"Subhanallah.....beneran? kamu udah yakin?" tanya sahabatnya

"Not sure, actually...aku merasa gak pantes untuk berjilbab. aku gak bisa baca al-Qur'an dengan lancar, sholatku belum genap 5 waktu sampai beberapa saat yang lalu, dan......dan..... gak tau sebenarnya aku pingin berjilbab. tapi aku mau memperbaiki diri dulu, biar jadi cewek yang pantes pakai jilbab"  jelasnya panjang lebar.

Sahabatnya tersenyum. digenggamnya tangannya.

"tapi kamu tahu kan, kalau perintah berjilbab itu wajib?" tanya temannya "berjilbab gak nunggu kamu udah jadi baik. tapi jika kamu seorang muslimah,maka kamu harus berjilbab. ini perintahNya, sama seperti perintah sholat. kalau kamu muslim, maka kamu harus sholat" terang temannya

ia terdiam. yah, aku tahu, itulah kenapa aku gusar, karena aku tahu ini perintah wajib dan aku harus segera menjawab perintah ini, tak bisa di tunda-tunda lagi. 

"aku cuma takut gak bisa mempertahankannya, bukan hanya jilbab tapi semuanya. berakhlak selayaknya muslimah yang sesungguhnya, menjaga ibadah dan ketaatan padaNya, aku rasa prinsip ini masih terlalu berbeda dengan gaya hidupku selama ini. aku takut gak bisa, takut menyerah" jawabnya lagi

"kamu tahu, surga itu dibuka untuk semua yang mau berlomba mendapatkannya, tak peduli bagaimana latar belakang mereka. entah dia berasal dari lingkungan yang agamis, atau liberal, masing-masing telah diberi kesempatan. hanya maukah kita menjemput dan memperjuangkannya" sahabatnya kembali menguatkannya. ia terdiam mendengar penjelasan sahabatnya. 

gadis cantik berjilbab itupun kembali melanjutkan, "berjilbab bukan akhir, tapi awal berproses menuju akhir yang lebih baik. dengan berjilbab bukan berarti kamu sudah baik, tapi berjilbab berarti kita mulai memperbaiki diri, mensholehahkan diri. karena proses perbaikan diri ini tidak singkat. ia adalah proses yang terus berlanjut selama kita hidup". 

ia menunduk "kamu benar" ucapnya lirih

"percaya deh, aku juga sedang berproses kok. karena kitapun tidak pernah tahu kapan hidup kita akan berakhir. bisa jadi kamu menunda berjilbab hingga lulus SMA nanti, namun ternyata takdir Allah mengatakan kamu akan meninggal besok pagi" tambah sahabatnya.

"heeey....!!! don't scare me like that" potongnya

"hahaha,, enggak gitu maksudnya. tapi benar kan? bisakah kamu jamin kalau kamu masih diberikan kesempatan kedua lain kali?"

"yeah...,, you're right" ucapnya kemudian



"semoga keputusan berjilbab ini menjadi ikrar bahwa kita siap mulai berbenah diri untukNya hingga akhirnya jilbab ini akan menjadi penjaga saat diri ingin menyerah dan lari dariNya" ucap sahabatnya sembari bersiap beranjak

 "karena bukan menutup rambut saja point pentingnya, tapi menutup diri dari segala kemungkaran dan menjaga hati dan keimanan para penggunanya. karena yang kita harap semata-mata ridhoNya.. semangat yah,, aku dukung selalu pokoknya"

ia tersenyum memandang sahabatnya itu. Sosok gadis cantik yang nampak semakin cantik dengan jilbab lebar menjuntai di tubuhnya. karena kecantikan bukan semata dari wajah rupawan, tapi hati jelita yang taat pada TuhanNya yang akan memancarkan cahaya di wajah mereka. kembali ia hayati nasehat sahabatnya itu. tekatnya semakin kuat. ia harus segera berubah. ia ingin menjadi hambaNya yang seutuhnya taat padaNya. 

Akan segera kusampaikan pada mereka,batinnya. ingatanya kembali pada deretan kalimat dari buku yang dipinjamkan sahabatnya :

Dengan berjilbab, seorang wanita mendapat dua pahala, pahala pertama karena ia telah taat menjalankan perintah Rabb-nya, pahala kedua karena ia mencegah orang lain berdosa, akibat melihat yang bukan haknya.

  

(To be Continued *insyaaAllah)






Rabu, 02 Oktober 2013

Hubungan Maksiat dan Musibah

Memang ada hubungannya antara melakukan maksiat dengan mendapatkan musibah?

YA, ADA. Subhanallah...,, ingatkah kamu cerita tentang umat terdahulu kawan? maksudnya kaum para nabi terdahulu. misal kaum sodom, kaumnya nabi Luth 'Alaihissalam, yang melakukan dosa keji berupa perilaku menyimpang  homoseksual. Bagaimanakah akhirnya nasib mereka? ya, mereka binasa karena azab yang dikirimkan Allah berupa hujan batu.

Contoh selanjutnya kaum nabi Nuh 'Alaihissalam, yang tenggelam dalam banjir besar karena kesombongannya mengacuhkan nabi sang pembawa risalah yang hadir di tengah-tengah mereka. Padahal tak kurang kesabaran Nuh dalam mendakwahi mereka, 950 tahun ia habiskan waktu menyeru kaumnya.

kaumnya berkata pada Nuh:

”Kami tidak melihat kamu dan pengikutmu lebih utama dibandingkan kami. Dalam hal kepintaran, kefasihan, keluasaan wawasan, dalam hal menentukan yang membawa maslahat, dan pengetahuan tentang pridiksi masa depan. Kami mengira kalian adalah para pembohong!” (Yunus: 27).

dan begitulah, banjir bandang datang, gulungan dasyat ombak, petir yang suaranya memekakkan telinga datang melumatkan mereka. 

Tiap kemaksiatan dan keingkaran yang dilakukan kepada Allah akan menimbulkan diturunkannya azab. Lantas bagaimana dengan kondisi kita sekarang?

apakah mungkin karena selama ini tak pernah terjadi musibah luar biasa seperti yang dicontohkan diatas pada kita, berarti kita bukan termasuk hambaNya yang durhaka? apakah karena selama ini kita merasa hidup tentram dan sejahtera berarti siksa Allah jauh dari diri kita?

hmmm...,, bisa jadi,, tapi ada baiknya jangan terlalu kePede-an. Rasulullah Sallahu'alaihi wasalam pernah bersabda dalam hadist riwayat Ahmad:

"Jika engkau dapati Allah Azza wa Jalla memberikan limpahan kekayaan kepada seorang hamba padahal hamba itu tetap berada di dalam kemaksiatan, maka tak lain hal itu merupakan penundaan tindakan dari Nya" (HR Ahmad)


Selanjutnya beliau (Rasulullah saw) membaca ayat yang artinya :
 "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS Al-An'aam : 44)


So, Beware!
bisa jadi Allah hanya menunda azab-azabNya, atau bahkan seringnya sebagian azab itu telah diberikan namun kita kurang peka dan tidak menyadarinya.

Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam bukunya "Aatsaarul Ma'ashi wa Adhraaruha" (akibat berbuat maksiat) merumuskan terdapat 26 pengaruh dan bahaya maksiat yang dapat langsung dirasakan oleh tiap diri manusia, (karena terlalu panjang, mungkin disambung ke postingan selanjutnya aja yak ^^)

1. Maksiat bisa menghalangi Ilmu pengetahuan,
Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut. Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafi'i yang luar biasa, beliau (Imam Malik) berkata, "Aku melihat Allah telah menyiratkan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.
Nah, saat belajar terasa berat, padahal udah melototin buku or jurnal sampe berjam-jam namun tak sedikitpun ada yang nyangkut di otak, maka curigalah! mungkin ini diakibatkan dari maksiat yang kita lakukan (Istighfar yuk sob...!!!)

2. Maksiat Akan Menghalangi Rizki 
Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rizki. Maka meninggalkannya berarti menimbulkan kefakiran. "Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya" (HR. Ahmad)

3. Maksiat Akan Menimbulkan Jarak Dengan Allah

Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, "Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa diatas dosa." 
Saya pernah baca suatu artikel yang menerangkan seperti ini (kurang lebih), 

Hati itu ibarat wadah yang bisa diisi dengan manisnya cairan ketakwaan serta pahit dan busuknya cairan dosa.  ketika kita melakukan maksiat, maka ibaratnya kita sedang menuangkan cairan pahit nan busuk pada wadah tersebut. meskipun volumenya sedikit, jika ia terus dilakukan atau dialirkan, maka meskipun dalam saat yang sama kita juga mengisi sang wadah dengan cairan manis ibadah, tetap saja rasa cairan yang dihasilkan di wadah menjadi tidak sedap, tidak karu-karuan, tidak terasa manisnya.
Sama dengan orang yang beribadah namun maksiatnya masih rutin dilakukan, ia takkan bisa merasakan manisnya bermunajat dan beribadah kepada Allah. karena ibadahnya telah terkotori oleh maksiat yang dia lakukan. Dan inilah sodara-sodara salah satu wujud azab itu, azab yang langsung diterima karena melakukan perbuatan maksiat. 



terus gimana dong??

maka yang harus dilakukan adalah membersihkan wadah tersebut dari cairan busuk kemaksiatan, sehingga ibadah kan terasa manfaatnya dalam diri kita. Maka ikutilah suatu dosa dengan perbuatan baik sesudahnya, untuk menghapus dosa tersebut.

Dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik tersebut akan menghapus perbuatan buruknya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi dan beliau berkata : “Hadits hasan”, dalam manuskrip lain : “Hadits hasan shahih”)

4. Maksiat Akan Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain
Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang yang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin menguat hingga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, "Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang (kendaraan) dan istriku." 

5. Maksiat Akan Menyulitkan Urusan 
Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi segala urusannya. Maksiat Menggelapkan Hati Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita. 
Ibnu Abbas ra berkata, "Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rizki dan kebencian makhluk."


Demikianlah kawan, sedikit contoh dari akibat perbuatan maksiat. insyaaallah dilanjut lagi, yuk sama-sama berbenah diri. karena manusia emang tempatnya salah dan lupa, tapi bukan berarti kita harus selalu berada dalam kesalahan dan kelupaan kan? (hehe)

Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziah mengatakan, bahwa orang-orang bodoh mengandalkan rahmat dan ampunan Allah swt sehingga mereka mengabaikan perintah dan larangan-Nya serta lupa dengan azab-Nya yang pedih dan tak mungkin dicegah. Barangsiapa yang mengandalkan ampunanNya tetapi tetap berbuat dosa, dia sama dengan orang-orang yang membangkang. 

hmmm,,, memang rahmat dan ampunan Allah itu lebih luas dibandingkan Azab dan siksaNya, namun bukan berarti kita jadi hamba yang gak tau diri kan?
semoga selalu terpatri dalam ingatan kita masing-masing (saya khususnya) kalau semua yang kita perbuat ini akan dimintai pertanggung jawabannya. so, let's give our best effort for Allah!

untuk menutup postingan kali ini, yuk kita hayati lagi sabda Rasulullah yang satu ini:

"Wahai segenap Muhajirin, ada lima hal yang membuat aku berlindung kepada Allah swt dan aku berharap kalian tidak mendapatkannya. 

Pertama, tidaklah perbuatan zina tampak pada suatu kaum sehingga mereka akan tertimpa bencana wabah dan penyakit yang tidak pernah ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka. 

Kedua, tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan tertimpa paceklik, masalah ekonomi dan kedurjanaan penguasa. 

Ketiga, tidaklah suatu kaum menolak membayar zakat melainkan mereka akam mengalami kemarau panjang. Sekiranya tidak karena binatang, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. 

Keempat, tidaklah suatu kaum melakukan tipuan (ingkar janji) melainkan akan Allah swt utus kepada mereka musuh yang akan mengambil sebagian yang mereka miliki. 

Kelima, tidaklah para imam (pemimpin) mereka meninggalkan (tidak mengamalkan Al-Qur'an) melainkan akan Allah swt jadikan permusuhan antar mereka." (HR. Ibnu Majah)