Minggu, 23 Februari 2014

Menapaki jejak perjuangan

'Sebuah Perjuangan tak selalu heroik' 

Saya mendapat kalimat itu dari suatu sumber (dicari-cari lagi gak nemu, maaf tak bisa dicantumkan). beberapa orang yang saya kenal begitu menginspirasi saya dengan sepak terjangnya yang luar biasa di bidang masing-masing. saya jadi berpikir "lalu hal spektakuler apa yang bisa kau hasilkan?"  diam sesaat. lalu menjawab 'gak ada'. 

kadang kita berpikir keras. 'apa nih?', apa yang bisa bikin beda? apa yang buat jadi luar biasa? atau bahasa lainnya, apa yang membuat perjuangan kita ini nampak keheroikannya?. padahal kawan, (masih menurut sumber yang sama) perjuangan gak harus heroik untuk disebut perjuangan. lihatlah para sahabat. memang ada seorang Khalid bin Walid, sang pedang Allah yang begitu piawai di bumi peperangan, strateginya begitu tepat dan tajam. membuat banyak sahabat berdecak.

namun di lain sisi, juga ada amalan sederhana seorang Ummu Majan, yang segenap hati menjalankan amanahnya menyapu dan menjaga kebersihan masjid di madinah. amalannya sederhana, namun ikhlas dan konsisten beliau laksanakan. amalannya sederhana, tapi tujuannya mulia. 'ingin agar seluruh pengunjung masjid dapat beribadah dengan nyaman dan khusyuk. ingin agar rumah Allah terlindungi dari najis dan kotoran yang dapat merusak kesuciannya'. 

tak hanya dua orang sahabat Nabi itu, Mungkin banyak sahabat nabi lainnya yang tak kita kenal namanya tapi mereka memiliki amalan yang 'spesial' di mata Allah maupun manusia lainnya. kuncinya adalah 'bergerak, dan bermanfaat serta ikhlas karena Allah'.

Disuatu kesempatan saya bertemu seorang ibu yang menurut saya sangat inspiratif. beliau merupakan pendiri sebuah lembaga pemberdayaan masjid dan mushalla. sudah banyak kegiatan-kegiatan edukatif dan produktif yang dihasilkan dari masjid-masjid yang beliau bina. tak hanya itu, beliau juga sukses (menurut pandangan saya) mendidik anak-anaknya menjadi anak yang cerdas dan tanggap lingkungan serta bervisi. 

saat itu saya bertanya pada beliau "langkah awal apa yang harus saya lakukan untuk membuat suatu gerakan yang bermanfaat seperti ibu?"
beliau tersenyum kemudian menjawab.
"itulah kesalahan kebanyakan orang. mereka selalu bertanya, apa yang awalnya harus saya lakukan, atau mulai darimana, atau hal besar apa yang akan saya lakukan?. saya tak pernah berpikir mulai darimana, karena bertanya seperti itu menandakan kita kurang kreatif"

Sang ibu melanjutkan lagi. "keinginan awal saya dulu hanya 'ingin mengajar ngaji di TPA'. karena saya merasa malu, bisa ngaji tapi tidak membagi ilmu yang saya miliki. kala itu saya tersindir dengan teman kristiani saya, yang dalam kesibukannya sebagai ketua osis masih menyempatkan diri tiap minggunya untuk mengajar anak-anak kampung di sekolah minggu. Dia mengajarkan pelajaran dasar seperti berhitung, bahasa inggris, dan lain-lain dengan bermodal gitar, dia mengajar dengan nyanyian agar mudah dihafal. dan yang membuat saya lebih malu lagi, anak-anak yang diajar kebanyakan adalah muslim.

sayapun termotivasi untuk berkontribusi. diawali dengan menjadi guru ngaji di TPA. dan ketika pekerjaan ini saya lakukan dengan sungguh-sungguh dan rutin, Allah menunjukkan hasilnya. ya seperti sekarang ini". tutur beliau

Saya manggut-manggut. Terbukti memang, hal luar biasa itu berawal dari sebuah kesederhanaan. dan seringnya kesederhanaan yang dilakukan secara istiqomah inilah yang menjadikannya jadi sesuatu yang "Luar biasa".
Jadi keingetan juga dengan cerita dek Andita tentang sebuah keluarga dosen di UB yang istiqomah mencucikan mukena yang ada di Mall-Mall. Simple right?? kita juga bisa melakukannya. tapi...nyatanya apakah banyak yang melakukannya? mencari dan mencucikan mukena di tempat-tempat umum? 

simpel kan? mencucikan mukena. tapi kalau dilakukan terus menerus? apakah masih hal yang dianggap biasa?. simpel memang. mencucikan mukena. tapi manfaat dari perbuatan simpel itu sungguh besar pahalanya : menjaga agar yang beribadah dengan mukena itu lebih sempurna sholatnya, karena kesucian mukenanya lebih terjaga. kalau satu kali mukena yang dipakai mengalirkan pahala, kalau mukena yang dicuci gak hanya 1 saja, tapi dari berbagai tempat, dan masing-masing mengalirkan pahala dalam setiap pemakaiannya, masihkah amalan itu disebut amalan sederhana??

sebuah perjuangan memang tak selalu nampak heroik, dan gak harus selalu heroik. karena sesungguhnya hanya Allah yang tahu nilai amalan kita. kan kita gak pernah tahu amalan mana yang akan mengantarkan kita ke surga.

Saya yakin, Allah telah menganugerahkan potensi spesial di masing-masing diri kita. saya, kawan semuanya, pasti ada. dan beda-beda. Dan saat tiap potensi ini disalurkan untuk kemaslahatan umat bersama, akan tercipta kebermanfaatan komprehensif yang akan dihasilkan lebih banyak.

*melirik ke sekitar

dimulai dari yang kecil, yang paling deket. kalau urusan pribadi aja gak bisa beres, gimana mau ngurusin orang lain (ngomong sendiri). 

ayo semangat, bersama-sama. :)

"Godaan terbesar seorang pahlawan adalah menjadi orang yang biasa-biasa saja"
(Anis Matta)

Program Keliling Mall


Sedikit berbagi, kisah di sekitar penghujung tahun 2013

Kala itu, hari pengerjaan tugas take home UAS B.Inggris, yang juga ada sidang MUM, dan waktunya nge-liqoi juga (Ah, memang padat !) Tak apa because life is never flat ^_^

Sambil menunggu kawand yang masih di sidang MUM, sambil buat sript writ video take home B.Inggris, dan sambi sambi lainnya, hahaha @mushola tercinta [Al-Fatih FKH-UB]

Hingga jelang dzuhur, dan agenda ketiga masih belum beresss, karena ada sesuatu hal dan akhirnya kami putuskan migrasi ke mushola tetangga sebelah (baca: AlHadiid FT-UB)

Di sanalah, kubertemu dg sosok ibu yg hmm… luar biasa, sepertinya 1001 orang yg bisa seperti beliau ^_^ *maaf kalau sedikit lebay

Kuberesskan agenda ketiga di mushola yg juga jadi tempat kongkow2 anak2 FT, melingkar bersama adik2, menyenangkan memang :D hingga di pertengahan agenda, ada seorang ibu dan 3 puteri kecilnya memasuki mushola, wudhu, dan kemudian sholat (krn mmg sudah waktunya dzuhur)

Setelah sholat, mereka ber-gadget ria, bukan.. bukan untuk main game,..si bungsu yang bergadget sambil tidur di pangkuan sang ibu, dan si sulung yg duduk dekat denganku, sedikit kuintip gadget si sulung, (masyaAlloh, ternyata sedang buka aplikasi Al-Qur’an dan dg sayup-sayup ia baca ayat demi ayat) :’)

Sembari menunataskan lingkaranku dg adik2, ku ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam kisah ibu dan puteri2 sholihahnya ini ^_^

Dan Alhamdulillah, selesai juga agenda nge-liqoi… daan melihat agendaku telah selesai, dg hati-hati sang ibu bertanya padaku “Maaf mbak, kalau di sini yang bagian nyuci2 mukenah siapa ya?” dengan sedikit kikuk kujelaskan pada sang ibu “Maaf bu, kebetulan saya bukan dari FT, tapi dari fakultas sebelah, Kedokteran Hewan, kebetulan sdg main saja kesini, insyaAlloh dari teman2 Rohis FT Al-Hadiid bu yang bertanggung jawab mencucikan mukenah2 di sini”

Lantas sang ibu bercerita, kalau beliau adalah isteri dari dosen FT, tepatnya dosen Arsitektur, dan ternyata beliau juga alumni FT kawan-kawan, tepatnya teknik Elektro :D #Mantapks.. Perempuan -> Elektro? Wiw Bingits :D Hehehe tapi di sini bukan romansa cinta mahasiswa Teknik yang akan saya bahas, sama sekali bukan, bukan kawan-kawan :D hehehe

Kemudian sang ibu bertanya tentang agenda-agenda kemuslimahan di Univ.Brawijaya, saya jelaskan sebisanya, hingga pembahasan kembali pada masalah mukenah, sang ibu bercerita, kalau sedang memiliki program kecil-kecilan (Ah, tapi menurut saya program yang sedang ibuny garap adalah program besar nan bermanfaat) jadi sang ibu ini senantiasa mencucikan mukenah yang ada di Mall-Mall (beliau prihatin dengan kondisinya) kurang lebih begini penuturannya “Iya mbak, saya kadang prihatin dengan mukenah yang di mall-mall, jadi ndak nyaman juga dipakai buat sholat.. bukan sekedar (maaf, bau) tapi juga kesuciannya belum tentu terjamin juga” mulai penasaran, ku bertanya-tanya tentang program yang ibu tsb buat, “untuk teknisnya seperti apa bu?” “jadi saya bawa untuk dicuci, kemudian saya tinggal beberapa mukena untuk dipakai sampai mukena yang dicuci bisa saya kembalikan” “masyaAlloh ;’)” Berdecak kagum kawand !!! Jarang sekali saat ini ada orang yg peduli akan hal sederhana seperti itu, tak diketahui amalnya oleh org lain cukup sang ibu, keluarga, dan Alloh saja :’) dari satu mall ke mall yang lain :’)

dan tadi diajak suami mbak, “ayo ke kampus mah, rasanya ada juga itu di mushola Teknik” begitu sang ibu menirukan gaya bicara suaminya, “jadi tadi saya dan anak-anak mampir kesini mbak sekalian sholat dzuhur” Terfikir kenapa ndak saya beri no.kaput (ketua keputrian) Al-Hadiid, akhirnya saya beri no. mbak Andina (hanya beda satu huruf dengan nama saya) kepada sang Ibu… hihi, memberanikan diri, mencoba menanyakan kalau untuk luar FT bagaimana bu? Saya bertanya untuk mukena Si Lebah ^_^ Alhamdulillah, boleh kata sang Ibu, akhirnya tukar menukar nomor pun dilakukan :’)

Setelah topik mukenah, kembali pada topik bebas :D Saya tanyakan puteri-puterinya mau kuliah di jurusan apa nantinya, hehe… ujar sang ibu, “ndak usah di teknik yaa nak, cukup mamah sama papah aja yang di teknik ^_^” weleh-weleh bu…

Akhirnya pak dosen menjemput sang isteri dan puteri-puterinya, obrolan dicukupkan sementara sampai waktu yang tak ditentukan, sang ibu dan puteri2nya berpamitan, ahh, keluarga harmonis, isteri sholihah, program yang luar biasa, puteri-puteri sholihah :D Biarpun terkesan modern, kecil2 sudah menggunakan gadged dsb, setiap hari berkeliling dari satu mall ke mall yang lain, tapi tetap Ilallah :’) menggunakan gadged untuk bertilawah, berkeliling mall ternyata untuk mencucikan mukenah yang ada di mall tersebut, MasyaAlloh :’) terimakasih Robbi, hari itu telah Engkau pertemukan aku dengan sosoknya, lagi-lagi.. terhencak kagum, amalan sederhana namun begitu bermanfaat :’) Bukankah sabda kekasih-Nya “Sebaik-baik insan adalah insan yg bermanfaat?”, karena kita tak pernah tahu, amalan apa yang kan membawa kita menuju JannahNya :’) Tak ada yang pernah tau kawand, tugas kita hanya berusaha dan terus berusaha, beramal sebanyak dan sebaiik mungkin ^_^
                “Ya Rabb, jadikanlah kami sebaik-baik insan ya Alloh… insan yang dapat bermanfaat sebaik-baiknya” aamiin

Di akhir sesi lingkaranku bersama adik-adik, “dek, tak ada skenario-Nya yang tak mengandung hikmah, tak ada dek… seperti hari ini, biarpun hari ini kita harus sedikit berjalan dan liqo di mushola tetangga, tapi hari ini Alloh mentarbiyah kita dari sosok sang Ibu” Ibu Rahayu nama beliau, cantik :’) seperti mbak Pipik Dian Irawati, isteri alm. Ustadz Jefri, hehe…

#Mencoba, kurang lebih satu minggu setelah perjumpaan aku dengan sang ibu, hari itu janjian dengan beliau untuk membantu mencucikan mukenah Si Lebah, karena sang ibu masih ada urusan di kantor, akhirnya mukenah diambil oleh suami beliau dan puteri-puterinya, ada yg unik waktu itu “ini saja mbak? saya kira banyak” kata pak dosen.. “nggih pak” waah, dalam hatiku, sepertinya satu bag plastic itu sudah banyak deh, hehe … dan setelah selesai dicucikan Ibu Rahayu kembali menghubungi saya, bahwa mukenah sudah ‘jadi’ dan kembali beliau antarkan sendiri mukenah-mukenah Si Lebah dengan roda empatnya :D

Kini sudah session 2 Si Lebah menggunakan program ibu Rahayu :’) sukses full barokah yah ibu untuk programnya :D

Maaf baru posting, baru teringat lagi ketika Si Lebah sudah session 2, xixi

Semoga menginspirasi kita untuk kian terus bermanfaat :’) Aamiin

-cerita ini diambil dari notes dek Andita A. Aryoko yang dirahmati Allah- 

Sabtu, 22 Februari 2014

Berkunjung ke Madura

         Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 8 agustus saya dan keluarga berkunjung ke keluarga besar ibu di Madura. Ya, kakek nenek saya memang asli orang madura. namun karena bekerja sebagai seorang guru, mbah kung (mbah kakung atau kakek alias grandpa.red) kemudian ditugaskan ke jawa.            
            Jadi ibu saya itu orang madura yang dibesarkan di jawa. oleh sebab itu tante-tante dan om-om saya pun semua di jawa. itulah sebabnya saya tidak bisa berbahasa madura (lho??) hehehe,
           Ya iya, kan semua keluarga ngomongnya pake bahasa jawa, ngapain belajar bahasa madura, pikir saya.
padahal ayah saya yang notabene orang jawa, tepatnya sidoarjo asli pun bisa berbahasa madura, lancar lagi. ckckckck~ *ancene kok arek iki
          hampir 10 tahunan lebih berlalu sejak kunjungan terakhir saya ke Madura (astaghfirullah...). yah,, mungkin salah satu alasannya karena keluarga yang di madura terbilang keluarga jauh,, (kakak atau adeknya mbah.gitu). bahkan dari sekian banyaknya sanak keluarga yang ada di sana yang saya inget namanya cuma dua, bu dheri (kakaknya nenek saya), dan pak lek abas, yang merupakan adiknya kakek saya (astaghfirullah lagi). nama-nama anak mereka?? lupa. antara lupa dan gak tahu sebenarnya. yah, maklumlah berkomunikasi saja kami terhambat (-__-")
          Padahal sadara-saudara di Madura ini selalu menyempatkan berkunjung ke jawa saat salah satu dari kami mengadakan hajatan atau acara lainnya. solidaritas dan kekeluargaan saudara-saudara di Madura ini memang patut banget untuk ditiru (terutama saya tiru). dulu saya sangat tidak suka kalau diajak ke Madura, karna selain gak ada yang dikenal dan semua saudara yang begitu banyaknya itu menggunakan bahasa yang tidak saya mengerti, perjalanan ke Madura terasa lamaaaa dan jauuuuh,, padahal saya ini penderita mabuk darat. muntah-muntah kalau perjalanan kejauhan. apalagi kala itu belum dibangun jembatan Suramadu.
           Namun kawan, dewasa ini (eciyeee~), saya mulai berpikir bahwa alasan-alasan itu terdengar kekanak-kanakan. selain karena saya sudah tidak menjadi penderita mabuk darat, laut dan udara, mengunjungi saudara atau silaturahim adalah hal yang saaangaaaat dianjurkan dalam agama Islam.

"...Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu" (QS. An-Nisa':1)

Anjuran ini juga dibahas dibanyak sekali hadist. salah satunya yang ini :

"Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim" (HR. Bukhari,Muslim, Abu Daud)

Jadi saya pun sudah yakin untuk mengiyakan ajakan buat silaturahim ke Madura kali ini bagaimanapun tidak menyenangkannya nanti. Namun ternyata, semua tidak seperti yang saya duga. perjalanannya menyenangkan, and i have a lot of fun there! banyak pelajaran juga yang saya dapat.

Pertama, karena menyeberang ke madura lewat suramadu ternyata menyajikan pemandangan laut yang indah. akhirnya kesampaian juga liat laut. padahal sudah saya impi-impikan sejak jaman ngerjain skripsi. perjalanan juga jauh lebih cepat. gak perlu ngantri berjam-jam di Tanjung Perak, pelabuhan di Surabaya.

Rombongan kami sampai di tempat saat Ba'da Isya. udah gelap. jadi gak bisa langsung main ke Pantai. saudara-saudara saya tinggal di daerah Camplong, pantai camplong. cukup jauh dari daerah Suramadu. Begitu tahu kami datang, saudara-saudara Madura langsung berkumpul menyambut kami. sama seperti dulu, Semua berkumpul begitu Excited berbagi cerita (tentunya dengan bahasa Madura).

Yang paling senang atas kedatangan kami pastinya Bu Dheri, Bu Dheri ini kakaknya nenek saya. dari seluruh saudara nenek, hanya bu Dheri yang tersisa. usianya sudah sangat tua, beliaupun tidak tahu pasti umurnya. jika ditanya umurnya beliau akan menjawab "banyak sudah." atau "ya kalau sudah tua pasti mati juga". Yang luar biasa dari Bu Dheri ini, beliau memiliki ingatan yang sangat bagus. tidak ada pikunnya sama sekali. beliau mengenali kami semua yang datang, termasuk saya. beliau mengingat semua kejadian, termasuk kakak saya yang sudah punya anak, atau sepupu saya yang sudah jadi PNS, dll. tidak ada yang meleset.

Subhanallah, amalan apa yang dimiliki beliau sehingga Allah menganugerahkan hal ini, batin saya.

Saat mengetahui kami datang, Bu Dheri menangis. saya yang tidak tahu apa yang beliau katakan hanya bisa memeluk untuk menenangkan, namun beliau semakin menangis. setelah itu beliau tidak berhenti menggenggam dan memijat-mijat tangan saya. saya cuma tersenyum saja sementara beliau terus berbicara pada saya. saya menoleh pada ibu berharap ibu menterjemahkan perkataan beliau, tapi ibu sedang bercakap-cakap dengan saudara yang lain. aaahh,, pada detik itu saya menjadi sangat menyesal kenapa tidak mau belajar bahasa madura.


























Esok harinya kami diajak berkeliling kerumah saudara-saudara yang lain. namun sebelum itu, tentu sarapan dulu. karena saudara kami tak akan membiarkan kami pergi dengan perut kosong. daaan,, sungguh bahagianya saya karena menunya semua ikan laut. fresh from the sea, hehe.



Makan seperti ini di Jawa pasti mahal. udah porsinya banyak,, macam-macam lagii. Slurp~
Nampaknya hal menyenangkan ini terlewati saja dari memori saya tentang madura.

Setelah itu para ibu-ibu request ke pasar (ibu-ibu nih ya,, kemanapun berliburnya, tujuannya selalu : Pasar). tapi gak masalah, karena pasarnya ada di pinggir pantaiii,hihi


Sayangnya.. pantainya kurang terawat kebersihannya. padahal pasirnya putih,, bagus banget.

saya baru menyadari. keluarga saya yang di Madura ternyata banyak sekali. dan apa jadinya nanti, jika ibu, bu dhe, pakde, tante atau om saya sudah wafat, siapa yang akan terus menjaga tali silaturahim ini. Tante saya berpesan,
"nanti kalau kalian sudah punya keluarga masing-masing, agendakan buat acara silaturahim begini. mengunjungi tante, bu Dhe, atau pak Dhe. biar tali persaudaraannya nggak terputus"

"insyaAllah tante" jawab saya sambil melirik ke dua sepupu saya.

Silaturahim ternyata banyak sekali hikmahnya. selain berpahala, juga bisa membuat yang dijenguk bahagia dan merasa dipedulikan. selain itu kita jadi tahu, bagaimana kondisi saudara kita, jika ada yang tertimpa musibah harus ditolong, jika berbahagia bisa saling berbagi kebahagiaan. bukankah Rasul menganjurkan mendahulukan saudara atau kerabat dekat jika ingin bersedekah atau berdakwah?

Saya sangat salut dengan kekeluargaan dari keluarga di madura. kadang saat diantara kami ada hajatan atau acara apapun, mereka selalu datang, tak peduli ikatan persaudaraan masih tergolong saudara jauh, tak peduli seberapa capeknya, tak peduli juga biayanya. tak peduli jika nanti disana tidak memperoleh persinggahan yang nyaman. yang penting kewajiban silaturahim sudah tertunaikan.

Saat berangkat, mobil kami penuh dengan beberapa oleh-oleh yang kami persiapkan untuk mereka, namun saat pulang, barang bawaan kami masih penuh, bahkan bertambah. karena mereka membawakan oleh2 yang banyaaak sekali. subhanallah,, saya terharu. padahal kondisi mereka juga bukan orang yang terlalu berlebih. mereka rela menemani kami seharian berkeliling sebagai pemandu jalan mengunjungi sanak saudara, padahal mereka pun juga ada agenda yang harus dikerjakan. tulus ikhlas memuliakan tamu.

   Di tengah kunjungan saya mengamati "pemandu jalan" kami. wajahnya mirip dengan wajah nenek saya yang sudah meninggal. beliau tampak sedikit kelelahan. saya menyodorkan sebotol teh padanya sambil tersenyum. beliau tersenyum, sedikit kikuk. mungkin canggung, karena beliau tidak bisa berbahasa Indonesia. aaah,, lagi-lagi saya menyesal tidak bisa berbahasa madura.

Sorenya saat kami pamit pulang, Bu Dheri sempat mencegah kami. beliau masih kangen katanya. namun setelah dibujuk beberapa kali, beliau mengikhlaskan juga kami untuk pulang. hmmm, sungguh silaturahim yang menyenangkan. menghapus kesan buruk saya tentang madura. kalau liat madura ini, jadi inget Korea yang bangga banget sama Busannya atau Jepang dengan Okinawanya. sama-sama daerah pantai kan?

coba kalau dikelola dengan apik, pasti berpotensi sekali untuk dijadikan obyek wisata. pantai berpasir putih yang bersih, hidangan seafood. waaah.... yah semoga madura semakin maju kedepannya. jadi inget motto teman saya yang dari madura "Madura madani"... semoga segera tercapai (aamiin) :)

Foto foto buat kenang-kenangan
Ikan bakal dijual
Laut...laut.. posisi tepat didepan rumah :D
Foto Lagi
Nemu Warung yang Jual Rujak Uleg Madura
Inilah Rujak Uleg madura, dengan Petis special yang cuma ada di madura. Wajib coba,, enak pake banget :)

Yang bikin tambah enak makannya di depan pantai dengan semilir angin

sekian cerita kali ini,, semoga kita selalu menjadi muslim yang selalu menjaga silaturahim :D

Jumat, 21 Februari 2014

Suriah (masih) Berdarah


Maaf jika gambar ini mengganggu harimu


Tapi inilah yang terjadi di Syria berlanjutan ke tahun ketiga. Tiada apa-apa yang istimewa dengan gambar ini, INI HANYALAH KISAH BIASA ANTARA IBU DAN ANAK DI SYRIA.


Sekilas pandang, dan berlalu pergi...

Selasa, 18 Februari 2014

Lagi, Penindasan terhadap Kaum Muslim

      Saat mata kaum muslim dunia masih tertuju pada mirisnya kondisi umat muslim Suriah dan Mesir yang berdarah, dunia Islam kembali dikejutkan oleh berita pembantaian muslim di Afrika Tengah. Dan lama sebelumnya pun, telah kita dengar derita mslim Rohingnya, serta perjuangan tanpa henti mujahid Palestina

Ya Rabb,, 
Mungkin ini teguran dari-Mu pada kami, agar kami tak menjauh dari munajat kami dan sujud kami padaMu
Mungkin ini cara-Mu menghapus dosa-dosa serta maksiat yang kami perbuat
Mungkin ini cara-Mu mengingatkan kami agar tak lagi terlena oleh kesenangan dunia, agar kami terus berupaya berjuang memperbaiki umat ini.
Karena mungkin ini isyarat, bahwa kami harus segera bangkit.
karena memang kemenangan hanya akan terjadi saat kami menyatukan kekuatan bersama.
Dengan Allah dalam dada, dengan Allah tujuannya, maka kami kan berjuang bersamaNya
dan kekuatan manakah yang dapat mengalahkan saat Allah bersama kita?

"Jika Allah menolongmu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu. Jika Allah membiarkanmu, maka siapakah yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal" (QS. Ali-Imran:160)

Dan kami yakin, kemenangan itu akan tiba, saat kebenaran terkuak, hingga terbelalak mata mereka yang mengingkari Ajaran-Nya. Hingga tak henti kucuran tangis penyesalan membasahi mata manusia-manusia yang menentang-Nya. Dan senyum terkembang dihiasi setitik kilau air mata haru penuh syukur disudut mata tergambar hanya pada wajah bening tak kenal gentar kaum mukminin.

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah dirihai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku" (QS. An-Nur:55)

Wahai saudaraku muslimin, akankah kita tetap diam???!






































Karena keimanan butuh dirawat

Oleh Abdullah Haidir 



Umumnya, jalan-jalan ketaatan yang Allah berikan akan mengantarkan kita pada hidayah dan keimanan yang lebih kuat. Sebaliknya, jalan-jalan keburukan dan kemaksiatan yang Allah larang, akan mengantarkan kita pada kelemahan iman dan kesesatan.

Akan tetapi, jangan pernah berhenti pada kondisi yang kita alami sekarang ini. Jika kita berada dalam hidayah, jangan sombong, seakan-akan keselamatan telah diboyong. Sedangkan jika kita berada dalam kubangan dosa, bertaubatlah segera. Jangan putus asa, seakan tidak ada pintu keselamatan yang terbuka.

Prinsipnya…. Jangan pernah berhenti merawat, menjaga, menyuburkan keimanan, baik dengan doa, ibadah dan berbagai ketaatan serta menjauh dari kemaksiatan.

Sebab, dalam beberapa kondisi, hidayah adalah misteri;

Nabi Musa yang diasuh Fir'aun menjadi tokoh beriman dan pejuang, namun Kan'an yang diasuh oleh Nabi Nuh alaihissalam, justeru kufur dan membangkang….

Asiah isteri Fir'aun yang tinggal di istana bersamanya, tetap istiqamah dalam iman. Namun isteri Nabi Nuh dan Nabi Luth alaihimassalam justeru memilih kesesatan.

Abu Thalib yang begitu dekat dengan Rasulullah saw, meninggal tanpa membawa iman, sementara Ushairam (salah seorang shahabat yang baru masuk Islam, tak lama kemudian syahid di medan juang) di kesempatan terakhir kehidupannya membawa syahid meraih impian.

Najasyi, raja Habasyah, negeri tujuan hijrah para shahabat pertama kali, dikabarkan akhirnya menerima Islam dan mati membawa keimanan. Sementara Ubaidillah bin Jahsy yang hijrah bersama isterinya Ummu Habibah ke Habasyah untuk menyelamatkan imannya dari kekejaman kafir Quraisy, justeru di sana murtad, dan akhirnya mati dalam kekufuran.




Di negeri-negeri Islam, tidak sedikit generasi muslim yang kepincut budaya western, sedikit demi sedikit mereka menjauhi Islam sebagai pedomannya. Sementara di Eropa-Amerika yang menjadi sumber budaya tersebut, orang kafir berbondong-bondong mempelajari Islam untuk memeluknya.

Di kantor dakwah tempat saya bekerja (Riyadh), hampir setiap hari ada orang mengucapkan syahadat ingin mendapatkan nikmat Islam, tapi sekitar dua pekan lalu saya kedatangan suami yang membawa isterinya (warga Indonesia). Dia mengadu bahwa isterinya ingin keluar dari Islam...!

Allahumma yaa muqallibal quluub, tsabbit quluubanaa alaa diinik….
Allahumma tawaffana muslimiin wa alhiqnaa bisshaalihiin....


Yaa Allah yang membolakbalikkan hati, tetapkan hati kami dalam agama-Mu…
Ya Allah, matikan kami sebagai orang muslim dan kumpulkan kami bersama orang-orang saleh....

Minggu, 16 Februari 2014

Rombongan-rombongan

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

          Kitab (Al-Qur'an) ini diturunkan oleh Allah Yang Maha Mulia, maha Bijaksana.
Sesungguhnya Kami menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.
           
           Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), "Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya."
sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan.
Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.

Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. 

Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Katakanlah: 
"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Katakanlah:
"Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri".

Katakanlah: 
"Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku".

Katakanlah: 
"Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku".

Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.

Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Apakah (kamu hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?

Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.

(QS. Az-Zumar:1-20)