Senin, 26 November 2012

Namamu, Sang Rasul

dulu aku bertanya, mengapa namamu yang berulangkali disebutNya
dan kisahmu yang bertebar merambah hampir tiap surah bahkan Allah menetapkan;
kau terkisah untuk menguatkan jiwa hati dan rasa seorang Nabi penutup masa

ya, kini aku tahu..
betapa tak mudah menjadimu hai Musa
mengemban risalah dalam keadaan yang serba tak sempurna
kau tak fasih bicara, sulit berkata-kata
dan sebab khilaf masa lalu, kau tersalah membunuh

maka saat wahyu turun, air matamu menitik,
tubuhmu berpeluh dalam kesadaran akan beratnya beban,
kau mengeluh 

“bicaraku gagap, lidahku kelu, aku takut mereka akan mendustakanku..
dan pada mereka aku berdosa sungguh, aku takut akan dibunuh”

ya, kini aku tahu,
sungguh tak mudah menjadimu sebab dalam keterbatasan itu,
Allah berikan untukmu lawan penuh kuasa
perbendaharaannya kaya, kerajaannya luas,
tentaranya perkasa punggawanya setia, lagi taat buta mengaku tuhan tertinggi,

dia merasa berkuasa atas hidup dan mati
dan kau.. kau terhutang budi masa kecil padanya
dan tahukah kau duh Musa, kelak kaum yang kau pimpin
yang kau bimbing bebas dari perbudakan tiran
yang menyaksikan sejuta kuasa Allah menaungi mereka akan berlomba membangkangi Allah dan mendurhakaimu?

malam ini kususuri kisahmu, dan aku takjub atas takdirNya,
masa lalumu tak sempurna kau terpilih memikul risalah suci,
dan kau didustakan sedang Muhammad dipilihNya
dari pribadi yang terjaga sempurna dia memikul risalah dengan gelar Al amin yang masyhur sudah
tapi diapun tetap didustakan

mungkin sebab itulah kisahmu selalu menjadi penguat hatinya di saat-saat berat,
Muhammad mengenangmu dan melirihkan gumam “semoga Allah menyayangi saudaraku Musa.. sungguh ia dicobai lebih menyakitkan dari ini”

malam ini duhai Musa, kususuri kisahmu aku tersenyum,
alhamdulillah, kau membuatku merasa beban-beban da’wah ini hanyalah seberkas kapas
tapi di sisi lain, menelisik ceritamu, mataku basah
“ahh.. surga, rasanya masih jauh, sangat jauh..”

sepenuh cinta,
Salim A. Fillah

Minggu, 25 November 2012

Kerjakan, sebelum meminta mereka untuk mengerjakan

       Menjadi bagian dari keluarga besar Lembaga kerohanian Islam FKUB merupakan sebuah nikmat terindah sekaligus amanah yang sungguh tak mudah untuk dijalankan. 
      banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan, tempaan, 
      persaudaraan, ketulusan, banyak hal.. yang takkan habis untuk diperinci satu demi satu. 

      ada kebahagian-kebahagiaan yang tak pernah saya rasakan sebelumnya seperti kebahagiaan mengenal islam, kebahagian membersamai para sholihin serta sholihat, juga kebahagiaan saat menikmati syahdunya jalan dakwah ini bersama-sama. 

        namun adakalanya, saya tertegun, takut jika teringat akan betapa besar amanah yang kini saya emban. takut jika teringat teguran Allah dalam Al-Anfal ayat 27

  "Wahai Orang-orang yang beriman! janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui"


“Setiap diantara kalian adalah pemimpin. Dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya.” (HR. Muslim) 

 Ya Allah, jadikanlah segala amanah ini sebagai pemberat amal kebajikan hamba yang akan semakin mendekatkan hamba pada ridhoMu, bukan semakin menjauhkan hamba padaMu, aamiin. 

 ----------- 

         Kewajiban dalam mengemban amanah ini, menurut ushul fiqih dalam fiqhud Dakwah memiliki 10 kaidah, dibawah ini adalah penjelasan atas kaidah pertama, yaitu memberi keteladanan sebelum berdakwah. 

        sangat mengena, membuat saya kembali mengintrospeksi diri. 

 Ya Rabb, mungkin penyebab dari gugurnya objek dakwah saya selama ini adalah karena kurangnya keteladanan yang ada pada diri saya.... #sedih 

 karena having is giving, not collecting (lebih tepatnya mungkin sharing is caring ya). maka ijinkan saya membagikan sedikit wacana ini kepada saudara-saudara semua :) 

--------------------- 

       Dai bagaikan pelita di kegelapan malam. 
tanpa kehadiran dai (orang yang berusaha untuk mengajak manusia-dengan perkataan dan perbuatannya-kepada islam, menerapkan manhajnya, memeluk akidahnya, dan melaksanakan syari’atnya), kaum muslimin akan menjadi orang-orang yang bodoh. 

      Melalui dakwah para dai, kesesatan dapat disingkirkan dari pikiran manusia, dan awan keraguan dapat disingkap dari hati dan jiwa mereka. 
Perilaku dan amal para dai adalah cerminan dari dakwahnya. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi SAW sebagai Rasul-Nya untuk menjadi teladan umat manusia. Allah menghendaki utusanNya yang menjadi teladan dalam perilaku, ibadah, muamalah, dan kebiasaan sehari-hari. jadi, wajib bagi seorang dai untuk mempelajari perjalanan hidup Rasulullah. 

         Karena sirah nabawiyah menceritakan kita tentang kepribadian manusia yang dimuliakan Allah sehingga menjadi teladan yang paling sempurna bagi orang-orang beriman bahkan menjadi tokoh idola umat manusia. keteladanan Rasulullah bukan sekedar untuk dibanggakan, tetapi untuk diikuti umat manusia sesuai kemampuan masing-masing. karena islam melihat bahwa keteladanan merupakan sarana dakwah dan pendidikan paling efektif. 
     
     Keteladanan dilihat dari perilaku. seorang anak membutuhkan teladan/ contoh yang baik dari keluarganya, keluarga membutuhkan teladan dari masyarakat, masyarakat membutuhkan teladan dari pemimpinnya. 

bagaimana mungkin seorang pendusta mendakwahi rakyatnya untuk bersikap jujur? 

berdakwah tanpa keteladanan tidak akan memberi arti apa-apa, tidak akan didengarkan, bahkan meninggalkan pengaruh buruk pada diri objek dakwah. 
     Keteladanan harus dimulai dari diri sendiri. seorang mukmin sejati wajib memulai sesuatu dari dirinya sebelum dia mengajak orang lain, sehingga akan terlihat dengan jelas bahwa dai melakukan apa yang ia katakan, bukan hanya menjadi tukang bicara. para dai hendaklah menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat sehingga risalah yang mereka dakwahkan tergambar dalam langkah-langkah mereka. yang berbahaya adalah apabila agama telah berubah menjadi profesi, bukan lagi sebagai akidah serius yang mampu memotivasi. 
      Allah telah memperingatkan hal ini pada QS. Al-Baqarah (44): 
“Apakah kamu menyuruh manusia untuk berbuat baik, dan kau melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab, apakah kamu tidak berpikir “ ( Qs Al Baqarah : 44 ) 

 "(itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan" (QS.As_Saff:3) 

         Karena dakwah yang hanya menjadi profesi adalah dakwah yang akan muncul tanpa ruh, tidak muncul dari hati. oleh karena itu, menjadi keharusan bagi setiap dai untuk mengekspresikan setiap nilai yang hendak disampaikan dalam dakwah melalu ucapan dan perbuatan. dari sinilah, dai wajib untuk bersungguh-sungguh menginstrospeksi diri, sehingga dapat selalu istiqomah dalam ketaatannya, karena jika demikian, apa yang tampak pada lahir sama dengan batin. 
        Tanggung jawab para dai terhadap masyarakatnya seharusnya tidak melupakan tanggung jawab mereka terhadap diri mereka sendiri. kesibukan untuk memperbaiki manusia seharusnya tidak memalingkannya dari memperbaiki keadaan mereka sendiri. hendaknya para dai memelihara dirinya dan membersihkan hatinya serta bermuhasabah terhadap seluruh anggota badannya dengan melakukan perenungan sejenak disela-sela waktunya. dengan selalu berterus terang pada diri sendiri pula, keteladanan dai tidak mudah terlupakan oleh objek dakwah. 

          keteladanan yang baik itu merupakan dakwah amaliyah dan bukan dakwah lisan saja. keteladanan berarti dakwah dengan perilaku sebelum dakwah dengan perkataan 

Taken from: http://lubbna.wordpress.com/2012/09/16/beberapa-kaidah-dari-ushul-fiqih-bimbingan-untuk-dai/. Ushul Fiqih kaidah 1 dalam terjemahan Fiqhud Dakwah 

---------------------

teguran bagi diri sendiri semoga Allah mengampuni hambaNya yg lalai ini