Kamis, 09 Juli 2015

bagaimana meningkatkan keimanan?

Bismillah…

Semoga Allah senantiasa mengaruniakan kepada kita kesabaran dalam menjalankan keimanan, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar dalam menerima taqdir Allah baik suka ataupun kita tidak menyukainya

Sabar akan menjadikan kita kuat, dan dengan sabar pula puasa dan qiyamul lail yang kita lakukan bisa diamalkan dengan sebaik-baiknya. kalau keimanan kita kuat kita akan sampai dengan derajad Cinta (mau ya Allah T-T)

dengan keimanan yang kuat, kita akan SANGAT PERHATIAN dengan nikmat-nikmat Allah, kita akan lebih  “SENSITIF” dengan segala karunianya. penambahan keimanan ini harus kita lakukan sepanjang hidup, terutama dibulan ramadhan yang akan datang. In syaa Allah

Bagaimana Interaksi kita dengan Iman? sudahkah memonitoring dan senantiasa memeriksannya…

dari Abu darda’,” diantara kepahaman seseorang itu kalau ia senantiasa memeriksa keimanannya.”

terus bagaimana cara memeriksanya? apakah ada timbangan? :-) kalau keimanan seseorang lagi tinggi. ada fenomena yang biasanya terjadi?

kita akan menjadi lebih sabar, lebih banyak bersyukur, bisa merasakan khalawatul munajah dengan Allah, dan didalam sholat dan dzikirnya bisa merasakan kenikmatnya, ada kecintaan untuk berdoa… yang jelas semua amalnya dibangun atas dasar iman (indahnyaaaa ,masyaAllah T-T)

coba lihat, ketika keimanan sedang berkurang, apa yang terjadi?  biasanya

1. malunya akan berkurang, dia tidak perhatian lagi dengan aurot.

“dan malu itu bagian dari iman, ketika malu memudar maka imannya turun” *Allah T_T

Rosululloh bersabda…” iman itu ada 70 sekian, yang paling tinggi laillaha illa Allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan”. dan malu termasuk didalamnya

2. ketika membaca Al Quran, kita sering menemukan “Allahu yukhibbu….(Allah menyukai…), dan juga Allahu la yukhibbu…. (Allah tidak menyukai)..”

mana yang dicintai Allah, yang sudah kita lakukan? dan mana yang tidak dicintai Allah mana yang sudah kita tinggalkan?

ketika belum termotivasi pada apa yang dicintai Allah bisa jadi keimanan kita belum kuat. terus meneruslah kita evaluasi keimanan kita.

Allahu yukhib,… ada 48 tempat didalam alquran(ayuk dicari apa saja)

3. kalau keimanan kita lemah, kita ga peduli lagi lagi Allah suka ataupun tidak suka dengan apa yang kita lakukan

yuk perhatikan keimanan kita setiap saat, tetepi ada2 waktu khusus yang benar benar kita usahakan

1. sebelum masuk musim-musim taat, misalnya bulan-bilan khusu’, menejelang ramadhan seperti ini….

2.  setelah kita sibuk dari dunia (misalnya sehabis renovasi rumah, sehabis kita sibuk mengurus anak-anak yang lagi ujian, walimah dan lain-lainya)

dunia memang berada disekitar kita, kita jaga hati agar dunia tidak masuk… dan cukup digenggaman tangan, dan memang suatu yang wajar kalau kita berinteraksi dengan dunia tapi ada ‘sa’ah-sa’ahnya… (waktu-waktunya), jadilah rahib dimalam hari dan singa disiang hari. mintalah Ihtisab (meminta agar apa yang kita lakukan itu dinilai ibadah sama Allah), mintalah selalu dan selalu… minta agar Allah senantiasa  memperbaharui, memperbaiki, dan adanya penambahan dan penumpuhan keimanan,” Allahumma Jaddid Imanan fi qulubina.., ya Allah perbaharuilah keimanan didalam hati kita”

ayo bertanya pada iman kita masing-masing sekarang, apa kabar keimanan kita?sudahkah selama ini kita minta sama Allah untuk menguatkan keimanan kita T-T

Umar bin khotob, Muadz bin jabal, Abdulloh bin mas’ud adalah sahabat-sahabat mulia yang sering memanggil sahabat yang lain untuk saling menambahkan keimanan

Ibnu mas’ud menyampaikan,” Allahumma zidna Imanan  wa yaqinan…”, didalam setiap majlis (apapun itu)  yang kita duduk didalamnya, yang tidak disebut nama Allah maka kelak kita diakherat akan menyesal sekali, dan ketika ada majlis-majlis kebaikan dan kita malas untuk mendatanginya,merasa tidak nyaman bisa jadi ada masalah dengan keimanan di hati kita :(

terakhir semoga setiap kita keluar dari sebuah majlis, ada penambahan kualitas amal dan iman. Aamiin :)



*dirangkum dari meteri kajian rutin ustadzah jumanah,diterjemahkan oleh ustadzah maya. semoga Allah senantiasa merahmati beliau berdua :D

Repost dari blog saudari yang dirahmati Allah: sketsalbanna.wordpress.com

Jumat, 03 Juli 2015

something that i learn from life

It’s easy to judge. It’s more difficult to understand. 
Understanding requires compassion, patience and a willingness to believe that good hearts sometimes choose poor methods.
Through judging, we separate
Through understanding, we grow
(Via Doe zantamata)

Kenapa begitu mudah menuduh? Disaat kita bahkan tak sampai mengerti seutuhnya tentang sesuatu. 
Mengapa ringan sekali untuk mencela, meskipun kita tak tahu mana yang sebenarnya salah.
Ya...memang tajam sekali tebasan lisan, sayatannya terasa perih di jiwa yang terhujam.
Sayangnya di dunia ini, banyak orang yang menuntut ingin dimengerti namun enggan untuk memahami orang lain. 
Meskipun Tuhan telah menciptakan 2 telinga untuk kita, nyatanya mulut yang hanya satu seringnya lebih mampu mendominasi perilaku. 
Ah, itulah mengapa para alim ulama, begitu hati-hati dalam menyampaikan fatwa. Karena semakin dalam ilmunya, semakin sering akal digunakan untuk menyaring setiap ucapan yang akan dikeluarkan. Bukankah kata pepatah tong kosong nyaring bunyinya? Hehe.

Dan bukankah tiap kata yang diucap seorang hamba kan kembali lagi padanya untuk menguji sebelum ajal menjemputnya? Maka yang banyak bicara akan banyak pula pertanggung jawabannya. Karena lidah lebih tajam dari pedang. Lantas berapa hati yang tanpa disadari telah tertebas oleh tajamnya kata? Naudzubillah...
Semoga kelapangan maaf selalu terberikan untuk kita.