Jumat, 03 Juli 2015

something that i learn from life

It’s easy to judge. It’s more difficult to understand. 
Understanding requires compassion, patience and a willingness to believe that good hearts sometimes choose poor methods.
Through judging, we separate
Through understanding, we grow
(Via Doe zantamata)

Kenapa begitu mudah menuduh? Disaat kita bahkan tak sampai mengerti seutuhnya tentang sesuatu. 
Mengapa ringan sekali untuk mencela, meskipun kita tak tahu mana yang sebenarnya salah.
Ya...memang tajam sekali tebasan lisan, sayatannya terasa perih di jiwa yang terhujam.
Sayangnya di dunia ini, banyak orang yang menuntut ingin dimengerti namun enggan untuk memahami orang lain. 
Meskipun Tuhan telah menciptakan 2 telinga untuk kita, nyatanya mulut yang hanya satu seringnya lebih mampu mendominasi perilaku. 
Ah, itulah mengapa para alim ulama, begitu hati-hati dalam menyampaikan fatwa. Karena semakin dalam ilmunya, semakin sering akal digunakan untuk menyaring setiap ucapan yang akan dikeluarkan. Bukankah kata pepatah tong kosong nyaring bunyinya? Hehe.

Dan bukankah tiap kata yang diucap seorang hamba kan kembali lagi padanya untuk menguji sebelum ajal menjemputnya? Maka yang banyak bicara akan banyak pula pertanggung jawabannya. Karena lidah lebih tajam dari pedang. Lantas berapa hati yang tanpa disadari telah tertebas oleh tajamnya kata? Naudzubillah...
Semoga kelapangan maaf selalu terberikan untuk kita.

Tidak ada komentar: