Rabu, 29 April 2015

bekerja untuk mencari rizki?

Rizqi kita sudah dijamin dan ditetapkan oleh Allah 'Azza wa Jalla. Maka bekerja kita adalah ibadah, ikhtiyarkan ia tuk menadah pahala dari Allah semata, tak perlu diniati mencari rizqi.

Sebab rizqi ialah ketetapan, menjemputnya jadi jalan ujian. Halal atau haram; pertanyaan ganda menanti jawaban; dari mana dan ke mana dibelanjakan.

Tapi justru karena rizqi dijaminkan, hendaknya pekerjaan kita 'itqan dan ihsan; diperjuangkan sesuai tuntutan tugas, ditekuni hingga ahli, ditunaikan melampaui harapan.

Sesudah itu, jangan risaukan penghasilan.

Sebab kalau pekerjaan kita layak dibayar 1 milyar, tapi yang kita bawa pulang cuma 10 Juta; berarti kita sedang menabung 990 juta kebaikan di sisiNya.

Tapi kalau pekerjaan kita hanya layak dibayar 500 Ribu, tapi beraninya kita menggondhol pulang 10 Juta; ini berarti kita menabung bahaya senilai 9,5 Juta.

Maka mari tambahkan 1 kata untuk pekerjaan sesudah 'itqan dan ihsan; ialah ikhlash.

Pekerjaan yang ikhlas liLlaahi ta'aalaa bernilai tak terhingga. Jadi sesedikit atau sebanyak apapun jumlah pendapatan yang dibawa pulang; maka tak terhingga dikurangi ia berapapun jua, alhamduliLlah, di sisi Allah semoga tetaplah ada pahala tak terhingga.

Maka, kita mensyukurinya, sepenuh tahmid; agar nikmat dunia akhirat bertambah berlipat-lipat.

Repost from @salimafillah 
Bismillah! ^^ penyemangat life work