Senin, 09 Maret 2015

Tentang Penilaian Orang Lain

Bagaimanakah orang lain menilai dirimu? 
Apakah kau cemas jika orang lain mengetahui siapa kau sebenarnya?
Maka ketahuilah, nak. Saat kita tertawa, hanya kita yang tahu persis apakah itu tawa bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat menangis pun sama, hanya kita yang tahu persis apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan.Orang lain hanya melihat luar. Maka tidaklah relevan penilaian orang lain. 

Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Itu kehidupan kita. Tidak perlu siapapun mengakuinya untuk dibilang hebat. Kitalah yang tahu persis setiap perjalanan hidup yang kita lakukan. Karena ssebenarnya yang tahu persis apakah kita bahagia atau tidak, tulus atau tidak, hanya diri kita sendiri. Kita tidak perlu menggapai seluruh catatan hebat menurut versi manusia sedunia. Kita hanya perlu merengkuh rasa damai dalam hati kita sendiri.

Kita tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun bahwa kita itu baik. Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu.

Besok atau lusa, mungkin akan ada orang lain yang tahu kejelekan kita. Tapi buat apa dicemaskan? Saudaramu sesama muslim, jika dia tahu, maka dia akan menutup aibmu. Karena Allah menjanjikan barang siapa yang menutup aib saudaranya, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Itu janji yang hebat sekali. Kalaupun ada saudara kita yang masih membahas kejelekan kita, mengungkitnya, kita tidak perlu berkecil hati. Abaikan saja. Dia melakukan itu karena ilmunya dangkal. Doakan saja semoga besok lusa dia paham.

Disadur dari Novel 'Rindu' karya Tere Liye