Sabtu, 28 Desember 2013

The Last day

hari ini hari terakhiiir..., saya tinggal dan menetap di kota Malang, insyaaAllah.

finally after 4 years living here. the day has come, when i have to come back to my hometown : sidoarjo ^^
bukannya gak bakalan ke malang lagi sih, pasti masih ke malang juga, tp secara domisili sudah di sidoarjo. 

banyak hal yang dialami, gak semuanya indah, lancar, penuh tawa dan mudah. namun insyaa Allah semua mengandung hikmah. kembali teringat doa saya dulu, waktu menanti hasil snmptn, 

"semoga diterima di universitas yang baik untuk agama saya, dan sesuai dengan bakat dan minat"

Alhamdulillah, Allah mengabulkan, dipertemukan dengan keluarga besar aktivis dakwah Universitas Brawijaya. bertemu dengan orang-orang luar biasa. pun disini juga bisa ketemu sama penulis-penulis favorit saya, yang selama SMA buku-bukunya setia menemani saya 'berproses'. Salim A. Fillah, Asma Nadia. yang belum keturutan satu penulis lagi : Kang Abik, penulis buku bersejarah dalam hidup saya : Ayat-ayat cinta. Insyaa Allah bisa ketemu ntar jika ada kesempatan. *berharap

terlalu banyak cerita dan kenangan kalau mau dijelaskan satu per satu. namun yang pasti saya bersyukur sekali dapat kuliah disini. ketemu toon'z family, temen-temen LKI, UAKI, KAMMI, An-Nahl Family. semuanya deh. perjuangan gak berakhir sampai disini. Amanah selanjutnya menanti, tetap semangat meraih mimpi (9^O^)9

*bersiap berkemas

Diawal kita bersua,
mencoba untuk saling memahami.
Keping-keping di hati terajut dengan indah,
rasakan persaudaraan kita.

Dan masa-pun silih berganti,
ukhuwah dan amanah tertunaikan.
Berpeluh suka dan duka,
kita jalani semua semata-mata harapkan ridho-Nya.

Sahabat, tibalah masanya,
bersua pasti ada berpisah.
Bila nanti kita jauh berpisah,
jadikan rabithoh pengikatnya,
jadikan do'a ekspiresi rindu.
Semoga kita bersua di surga.

Dan masa-pun silih berganti,
ukhuwah dan amanah tertunaikan.
Berpeluh suka dan duka,
kita jalani semua,
semata-mata harapkan ridho-Nya.

Sahabat, tibalah masanya,
bersua pasti ada berpisah.
Bila nanti kita jauh berpisah,
jadikan rabithoh pengikatnya,
jadikan do'a ekspiresi rindu.
Semoga kita bersua di surga
-Senandung Ukhuwah (sigma)-

Senin, 23 Desember 2013

Edensor

Jadi ingat dulu saya ingin mengunjungi edensor village,
3 buku karya andrea hirata yang turut membangkitkan semangat menggapai mimpi di akhir SMA (seri terakhirnya belum baca,hehe). Sekarang saat gelar sarjana sudah ditangan, nampaknya perlu kembali menengok ke impian-impian masa lalu. Semoga Allah memberi kesempatan untuk mewujudkannya, semoga tekat dan usaha ini terus terpompa hingga mampu berikhtiar menjemput cita.
yang baca, doain yah :)

































































































Minggu, 01 Desember 2013

perspektif masalah



Hidup memang kumpulan masalah, namun tak semua manusia menjalaninya dengan tertekan atau menderita. kenapa? mungkin  karena sudut pandang manusia yang berbeda.
melelahkan jika pandanganmu melulu pada perguliran masalah yang datang dan berlalu, lebih menyesakkan lagi saat diamati dan dirasa tiap duka dan luka yang menimpamu.
maka solusinya bukan meninggalkan masalah, karena berarti kita meninggalkan ‘hidup’ sendiri, tetapi, lebih mudah dari itu, hanya alihkan saja pandanganmu, bukan pada masalah, duka, atau luka yang menimpamu. tapi pada titik akhir tujuanmu, dan titik awal niatmu.
Ya, tetaplah tatap 2 titik itu, sucinya niat awal untuk bakti pada Tuhanmu dan manisNya balasan dan cinta kasih dariNya karena baktimu. Maka lelah, tangis dan luka takkan begitu terasa, berganti harap dan bayang akan karuniaNya
:)
"Kadangkala, kita memang butuh sendiri, meresapi hembusan angin malam, menatap bintang di langit, memejamkan mata, dan berbisik pelan, "Tuhan, tuntunlah aku untuk selalu berada di jalanMu. apapun keadaannya" (Wisma Byzantium)


Jumat, 22 November 2013

An-Nahl family

kita tercipta berbeda,
menapak jalan yang tak sama
terhalang tundra dan sabana,
tapi...
bukan berarti terpisah,,

bukankah...,
kita adalah satu, mari saling membahu
bersama.....
yakin slalu, hanyalah Allah yg kita tuju... :)

menatap langit yang serupa,
menghirup udara yang sama,
memuja Tuhan yang Esa...
pasti...
hanyalah Allah semata...

Title: Menyatu
song by Masytah Dyah Asti, 

berbeda asal, berbeda suku, berbeda kepribadian, berbeda kesukaan,
tapi semoga kita selalu bisa melengkapi, memahami, dan memperbaiki :)

tinggal di kontrakan itu emang seru yah, Puji syukur pada Allah yang menganugerahkan rasa kasih dan sayang antara kami, semoga ikatan ini adalah ikatan yang didasari aqidah hingga tak kan putus ia hingga ke surga (aamiin~)

tinggal di kontrakan itu, ada enak dan gak enaknya,
enaknya itu gak sepi sendiri, karena apa-apa kita berbagi,
saat semua lagi 'luang', kita berbagi hiburan,
saat lagi 'penat' kita berbagi permasalahan... hingga ujungnya ketawa bersama 
#ketawa miris kadang ditambah tangis. hihihi

gak enaknya, saat rumah kita dilanda masalah,
atap bocor, listrik konslet, banjir pas ujannya kenceng,
hmmm.... tapi percayalah, jalan keluar itu begitu dekat. sedekat tetangga sebelah kami yg baik hati

tapi sejauh ini, lebih banyak seneng ketimbang sedihnya.

saya banyak belajar dari mereka.
awalnya karena saya lah yang paling tua disini eh, ralat! tertua nomor 2 maksudnya, hihi, saya pikir saya harus banyak mengajari mereka (ke-pede-an banget -_- ) tapi untunglah tidak, hehe 
justru sayalah yang merasa banyak belajar dari mereka. beneran!

ada yang hafalan qur'annya sudah mencapai 11 juz,
ada yang rajin sekali sholat malam, paling rajin membangunkan yang lain :)
ada yang pinter masak dan suka masakin kita *bahagia 
ada yang dermawan sekali, suka sedekah dan suka menolong yang membutuhkan
ada yang tsaqofah pemahamannya luaas, jadi saya banyak belajar,
ada yang begitu bermujahadah dalam menjalani amanah-amanahnya
ada yang anggun dan lembut hati, hingga dijuluki 'akhwat idaman' (yang ini kayaknya saya nih, hahahaha #plak!)
ada yang pinter main keyboard, pinter menciptakan lagu. bayangin, sariawan aja bisa dibikin lagu ama dia ck..ck..ck..
pokoknya bahagia deh, dipertemukan dengan 'para perhiasan dunia paling indah' ini.
semoga meski gak bareng-bareng lagi, Allah akan terus menjaga ukhuwah ini

enaknya punya saudara itu, ibarat kita punya lebih banyak cermin untuk berkaca dan introspeksi diri. karena saat bercermin sendiri, kita hanya mampu melihat dari 1-2 sisi. tapi dengan adanya saudara, akan lebih banyak sisi yang terungkap, karena iman itu tidak sendiri



Senin, 11 November 2013

pelajaran hari ini

:(  today i was sad. 
hmmm..,, semoga kesedihan ini bisa menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang kesalahan kedua, ketiga, dan selanjutnya.
Kesedihan ini, semoga bukan bersebab teguran maupun celaan manusia, 
karena ia adalah kebutuhan diri , karena teguran adalah hakmu atas saudaramu untuk tingkatkan kualitasmu.
karena hati yang benci menerimanya pertanda ia sedang sakit
karena celaan manusia tak membuatmu hina, pun pujiannya tak lantas buatmu makin mulia.

semoga bisa jadi pelajaran bagi kita semua,
saat merasa diri telah berupaya, namun ternyata banyak tuntutan yang belum tertunaikan, akan ada saat kita ingin berontak. "see! i've trying my best!. don't blame me for something that i can't overcome.
ah, terlalu dangkal jalan pikiran ini. ujian itu diberikan sesuai kapasitas, jika telah yakin dan percaya, tak akan ada pemikiran seperti itu. benarkan kawan?

Hari ini, saya mendapat nasehat yang sangat berharga dari seorang kawan. begitu mengena. Pas banget timingnya, hehe. padahal yang bersangkutan tidak berniat dan gak ngerasa (haha) yah..,, tapi begitulah cara Allah menegur saya.

"saat ujian dan tantangan ini terasa jauh lebih besar dibanding daya yang kita punya, saat itulah kau temukan hakikat berjuang yang sesungguhnya"

"kalau ujian dan tantangan kita selalu mudah dijangkau, ya nggak akan berkembang diri kita. karena susah, karena berat itulah kita disebut 'berjuang', berupaya sepenuhnya mewujudkan asa jadi nyata"

*senyum

udah deh, sekarang mah saatnya eksekusi ajah! #self_talk



Kamis, 31 Oktober 2013

Cahaya di Wajah Ummat

    Ditulis oleh KH. RAHMAT ABDULLAH
Dalam satu kesatuan amal jama’i ada orang yang mendapatkan nilai tinggi karena ia
betul-betul sesuai dengan tuntutan dan adab amal jama’i. Kejujuran, kesuburan,
kejernihan dan kehangatan ukhuwahnya betul-betul terasa. Keberadaannya
menggairahkan dan menenteramkan. Namun perlu diingat, walaupun telah bekerja
dalam jaringan amal jama’i, namun pertanggungjawaban amal kita akan dilakukan di
hadapan Allah SWT secara sendiri-sendiri.
Karenanya jangan ada kader yang mengandalkan kumpulan-kumpulan besar tanpa
beru-saha meningkatkan kualitas dirinya. Ingat suatu pesan Rasulullah SAW: Man
abtha-a bihi amaluhu lam yusri’ bihi nasabuhu (Siapa yang lamban beramal tidak
akan dipercepat oleh nasabnya ).
Makna tarbiah itu sendiri adalah mengharuskan seseorang lebih berdaya, bukan terusmenerus
menempel dan tergantung pada orang lain. Meskipun kebersamaan itu
merupakan sesuatu yang baik tapi ada saatnya kita tidak dapat bersama, demikian
sunahnya. Sebab kalau mau, para sahabat Rasulullah SAW bisa saja menetap dan
wafat di Madinah, atau terus menerus tinggal ber-mulazamah tinggal di masjidil
Haram yang nilainya sekian ra-tus ribu atau di Masjid Nabawi yang pahalanya sekian
ribu kali. Tapi mengapa makam para Sahabat tidak banyak berada di Baqi atau di
Ma’la. Tetapi makam mereka banyak bertebaran jauh, beribu-ribu mil dari negeri
mereka.
Sesungguhnya mereka mengutamakan adanya makna diri mereka sebagai perwujudan
firman-Nya: Wal takum minkum ummatuy yad’una ilal khoir. Atau dalam firman-
Nya: Kuntum khoiro ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat
yang di-tampilkan untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Ummat yang terbaik bukan
untuk disem-bunyikan tapi untuk ditampilkan kepada seluruh ummat manusia. Inilah
sesuatu yang sangat perlu kita jaga dan perhatikan. Kita semua beramal tapi tidak
larut dalam kesendirian. Hendaklah ketika sendiri kita selalu mendapat cahaya dan
menjadi cahaya yang menyinari lingkungan sekitarnya.
Jangan ada lagi kader yang mengatakan, saya jadi buruk begini karena lingkungan.
Mengapa tidak berkata sebaliknya, karena lingkungan seperti itu, saya harus
mempenga-ruhi lingkungan itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya. Seharusnya
dimanapun dia berada ia harus berusaha membuat kawasan-kawasan kebaikan,
kawasan cahaya, kawas-an ilmu, kawasan akhlak, kawasan taqwa, kawasan al-haq,
setelah kawasan-kawasan tadi menjadi sempit dan gelap oleh kawasan-kawasan
jahiliyah, kezaliman, kebodohan dan hawa nafsu. 
dimanapun dia berada terus menerus memberi makna kehidupan. Seperti sejarah
da’wah ini, tumbuh dari seorang, dua orang kemudian menjadi beribu-ribu atau
berjuta-juta orang.
Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna, "Antum ruhun jadidah tarsi fi
ja-sadil ummah". Kamu adalah ruh baru, kamu adalah jiwa baru yang mengalir di
tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al-Qur’an.
Jangan ada sesudah ini, kader yang hanya mengandalkan kerumunan besar untuk
mera-sakan eksistensi dirinya. Tapi, dimanapun dia berada ia tetap merasakan sebagai
hamba Allah SWT, ia harus memiliki kesadaran untuk menjaga dirinya dan taqwanya
kepada Allah SWT, baik dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan terlihat
orang. Kemana-pun pergi, ia tak merasa kesunyian, tersudut atau terasing, karena
Allah senantiasa ber-samanya. Bahkan ia dapatkan kebersamaan rasul-Nya, ummat
dan alam semesta senanti-asa.
Kehebatan Namrud bagi Nabi Ibrahim AS tidak ada artinya, tidaklah sendirian.
ALLAH bersamanya dan alam semesta selalu bersamanya. Api yang berkobar-kobar
yang dinya-lakan Namrud untuk membinasakan dirinya, ternyata satu korps
dengannya dalam menu-naikan tugas pengabdian kepada ALLAH. Alih-alih dari
menghanguskannya, justeru ma-lah menjadi "bardan wa salaman" (penyejuk dan
penyelamat). Karena itu, kader sejati yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa
membuka jalan bagi pejuang Da’wah sesuai dengan janji-Nya, In tansurullah
yansurukum wayu sabit akdamakum (Jika kamu meno-long Allah, Ia pasti akan
menolongmu dan mengokohkan langkah kamu)
Semoga para kader senantiasa mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah
SWT ditengah derasnya arus dan badai perusakan ummat. Kita harus yakin
sepenuhnya akan pertolongan Allah SWT dan bukan yakin dan percaya pada diri
sendiri. Masukkan diri kedalam benteng-benteng kekuatan usrah atau halaqah tempat
Junud Da’wah melingkar dalam suatu benteng perlindungan, menghimpun bekal dan
amunisi untuk terjun ke arena pertarungan Haq dan bathil yang berat dan menuntut
pengorbanan.
Disanalah kita mentarbiah diri sendiri dan generasi mendatang. Inilah sebagian
pelipur kesedihan ummat yang berkepanjangan, dengan munculnya generasi baru.
Generasi yang siap memikul beban da’wah dan menegakan Islam. Inilah harapan baru
bagi masa depan yang lebih gemilang, dibawah naungan Alqur-an dan cahaya Islam
rahmatan lil alamin

Selasa, 29 Oktober 2013

Mysterious Hairs

Jadi begini, karena ego saya sedang berkata 'gua mau bersantai malam ini!', maka saya memutuskan untuk membuat sebuah cerita anekdot *maunya. entahlah bagaimana nanti jadinya.

Baiklah, mari kita lewati saja prolog tidak penting ini. karena lebih cepat, lebih baik. lebih cepat selesainya, lebih cepat tidurnya. *lhaa? karena bagi saya, bersantai paling efektif adalah dengan: tidur. 
*terus ngapain pake nulis cerita segala???

 Aaah, entahlah. akupun tak tahu kenapa akhirnya jadi menulis begini *mulai semakin ngelantur, efek pikiran sedang tidak normal. hahaha, sudahlah saudara, mohon maklumi deretan tulisan tidak menyenangkan ini. Ini hanyalah sedikit cara penulis meluapkan isi hati ^^V

Cerita ini terjadi sekitar 9 tahun yang lalu, saat saya yang berusia 13 tahun sedang duduk di bangku kelas 1 SMP. Saat itu, muncul desas-desus yang tengah beredar di sekitar rumah saya. Sumber desas-desus itu tidak lain dan tidak bukan adalah dari tetangga sebelah rumah, tepat di sebelah rumah saya. Apakah kiranya sesuatu yang menghebohkan itu? *gaya penyiar silet di tipi, halaah.

Jadi, ibu tetangga sebelah rumah saya, mengaku di teror hantu. Si ibu yang saat itu sering sendirian di rumah (karena suami kerja sampai magrib, anak kuliah jadi nge-kost) belakangan ini sering menemukan sejumput rambut *bener gak yah nih bahasanya? di pojok kamar atau ruangan di rumah beliau. Nggak cuma sekali, tapi beberapa kali. Rambut itu panjang, berwarna hitam dan banyak. rambut-rambut itu ditemukan dengan kondisi tengah digulung dan di ikat rapi. 

Ah, jangan-jangan itu rambutnya siapa gitu, keluarganya atau siapa, elak saya waktu ibu saya bercerita. tapi ibu saya segera menolak mentah-mentah pemikiran saya tersebut.

"Itu kan rambutnya panjang, item dan tebal. mana ada yang rambutnya gitu di rumah itu? orang gak ada anak cewek. rambut bu 'X' juga udah ubanan" terang ibu saya.

Sayapun manggut-manggut. bener juga sih, pikir saya kemudian.

Setelah melakukan studi kasus dan mengumpulkan evidence base yang berserakan, akhirnya beberapa warga di sekitar rumah menarik sebuah hipotesis bahwa, rambut itu adalah milik hantu wanita yang mendiami lorong kosong yang ada diantara rumah saya dan rumah tetangga saya tersebut.

Ngomong-ngomong soal lorong, lorong itu memang *kata orang-orang sekitar rumah, terkenal angker. Banyak cerita yang beredar tentang kisah-kisah hantu disana. Padahal keluarga saya, yang notabene tinggal disampingnya gak pernah menjumpai keanehan apa-apa, meskipun waktu kecil saya penakut pake banget. Ya..,sekali lagi, hipotesis  tersebut pun tak jelas dasar penegakannya. hahaha.

Beberapa hari berlalu sejak pelaporan ibu tetangga, desas-desus itu bukannya semakin menghilang, justru semakin ramai diperbincangkan.Pasalnya, seorang teman bapak saya, yang suatu malam menginap di rumah mengaku melihat penampakan. Beliau bercerita,

"Malam itu saat tidur, ada pemadaman listrik saat tengah malam. Saya yang tidak bisa tidur dalam kegelapan tiba-tiba terbangun.  Meski terbangun posisi saya tidak berubah. Hanya berbaring dengan mata terbuka. Nah, saat itulah saya melihat ada asap masuk dari lubang ventilasi. Asap itu kemudian menjelma menjadi sosok wanita berambut sangat panjang yang memakai kain batik tradisional, pakaian tradisional jawa. Saya kaget, sosok itu berjalan pelan masuk ke ruangan. Tapi sosok hantu itu hanya sekejab terlihat kemudian menghilang, tepat saat listrik menyala kembali" terangnya.

Kami yang mendengarnya dibuat semakin yakin dengan hipotesa yang beredar. Ternyata rambut itu memang milik si hantu wanita yang berambut panjang.

Kasian tuh hantu, mungkin shampoonya gak cocok, makanya rambutnya rontoh,hehe #plak!

Saat itu saya dibuat sedikit bimbang. Mau gak percaya tapi kok yah banyak bukti dan saksi, mau percaya tapi kok yah gimana gitu (jaman jahiliyah belum kuat iman).

Hah, sudahlah. yang penting gak ganggu hidup saya dan keluarga, batin saya. 
Kalau ganggu gimana? yaa lari ke ibu. hahaha 
*maklum masih imut-imut.

Namun tak lama, kejadian itupun terjadi. Saya ingat saat itu tengah hari. Di hari yang cukup terik saat saya pulang dari sekolah. Dengan langkah gontai karena lelah saya memarkir sepeda phoenix biru kesayangan sekenanya di samping rumah dan bersegera berhambur menuju kamar tercinta.

Begitu kaki telah menginjak kamar, setelah meletakkan tas dan kawan-kawannya di tempatnya (pinter kan? resiko diomeli ibu kalo nggak dijalanin), saya berhambur menuju jendela, berniat membukanya dan segera mempersilahkan masuk angin segar yang juga tak sabar untuk mengisi kamar saya. 
Namun saudara-saudara, tahukah anda? sesuatu yang tak dinginkan terjadi eh, maksudnya ditemukan. Saya melihat sejumput rambut bertengger damai di pojok jendela kamar saya. Kontan saya segera melompat mundur. 

Masih tidak percaya dengan apa yang saya lihat, saya pun perlahan mendekat kembali dengan takut-takut. 

ternyata beneran rambut. warna item, hiiiii~
gimana nih... gimanaaaa???, mulai panik sendirian. apa yang harus dilakukan?

Apa dibuang aja? serem ngeliatnya bertengger terus dikamar. tapi kalau kualat gimana*
*kok iso? 

Ditengah kepanikan dan kelelahan yang memuncak, karena tak seorangpun saya dapati ada di dalam rumah kala itu, saya pun memutuskan untuk mengambilnya dan membuangnya. Dengan takut-takut saya kembali mendekat. 
Bismillah~ semoga rambut-rambut itu muat dengan 1 kali genggaman tangan kecil saya. Dan alhamdulillah ternyata muat. Ternyata gak sebanyak yang digosipkan jumlahnya. Dengan berlari secepat mungkin saya membawanya. Pingin cepet-cepet sampai tempat sampah depan. Rasanya seperti memegang bola api, gak tahan pingin segera melepas 
*alay tingkat tinggi

Setelah berhasil membuangnya, saya kembali ke kamar. Terduduk sambil bengong. Masih nggak percaya dengan yang barusan saya alami. Saat bengong itulah kakak saya datang lengkap dengan cilok kesukaannya di genggaman.

"Kenapa kok pucet gitu?" tanyanya tanpa rasa berdosa. 

Sayapun dengan meledak-ledak menceritakan penemuan saya barusan. Kontan kakak saya meletakkan cilok kesukaannya dari genggaman ke meja, pertanda ia mengganggap masalah ini adalah masalah yang serius.

"Terus kamu taruh mana rambutnya?" tanyanya.

"Ya di buanglah. di koleksi juga gak indah dan gak lucu" jawab saya dengan raut muka tetap ketakutan.

"Ok, tunggu bentar" kata kakak saya sambil berlalu.

Nampaknya kakak saya sedang mencetuskan suatu ide untuk menyelesaikan masalah ini. Saya pun menurut dan menunggu dengan kepanikan yang sama di kamar. Tak lama kemudian kakak saya datang lagi dengan seorang tetangga saya, mas-mas gitu. dan kakak saya menunjukkan tempat kejadian perkaranya. 

*kalau dipikir-pikir sekarang, ngapain juga manggil tuh mas-mas, gak ada solusinya juga. ck...ck..ck...

"Ooh....,, terus rambutnya kemana? kamu buang?" tanya sang mas-mas

saya mengangguk.

"Wah,, sayang banget. itu bisa jadi jimat lho" jawab masnya lagi.

Apppwaaa....???? jadi ini solusi yang mas tawarkan. 
Buat apaan melihara barang nyeremin dan gak jelas gitu?,  batin saya 

Ditengah kebingungan kami tersebut datanglah sosok ketiga. Ibu saya.

Wah, ini ibu pasti ikutan heboh, tebak saya

"Apa? Diah nemu rambut? dimana...dimana??" katanya jadi ikutan panik. Sesuai perkiraan, batin saya

"Disini buk, nih... disini" jawab kakak saya yang semakin membuat heboh keadaan dengan responnya yang...taking it so seriously.

Setelah ditunjukkan lokasi tempat penemuan rambut, raut muka ibu sedikit berubah. 

"oooh... disitu, hahahaha itu rambut ibu. Tadi abis potong poni terus lupa buang rambutnya, hahaha" katanya sembari berlalu meninggalkan kami semua yang membatu.

Keheningan sesaat tercipta. Tak ada yang berkata-kata, baik mas tetangga, kakak saya, terlebih saya. Sedetik kemudian mas tetangga segera beranjak pergi, mbak saya mengambil ciloknya kembali, keluar seolah kehebohan ini tak pernah terjadi. Tinggal saya sendiri dikamar, kembali terduduk dan terbongong.

Oh, my..... ibu...ibu.... ngapain pake potong poni segala sih, ngapain juga motong poninya di kamar saya, dan ngapain pake naruh poni di jendela, pojok lagi.

Setelah dipikir-pikir, perawakan rambut yang saya temukan memang sedikit berbeda dari yang diceritakan. Rambut itu sedikit jumlahnya dan gak panjang. Yaa.... kalo dilihat-lihat memang seperti poni. #TepokJidat

Ya begitulah saudara, akhir kisah ini, entah jadinya lucu atau garing, semoga dapat mengisi sedikit waktu di suatu hari. 

*tapi gak ada manfaatnya baca ginian,haha

Tapi seandainya mau mencari hikmah, sesungguhnya cerita inipun ada hikmahnya:

Jangan memotong poni di sembarang tempat, dan buanglah poni pada tempatnya agar tidak terjadi prasangka-prasangka yang menyebabkan timbul dosa (syirik,dll maksudnya).

*based on true story of the author 

Malang,  di malam yang sunyi , saat yang lain tengah belajar UTS.
kangen rumah, kangen ibu yang lucu.
Love you ibu :)

Beda orang normal dengan orang abnormal

Orang normal kalau lapar --> makan
Orang abnormal kalau lapar --> Update status

Orang normal kalau ngantuk --> Tidur
Orang abnormal kalau ngantuk --> Update Status

Orang normal kalau ke toilet --> Mandi, BAK, atau BAB
Orang abnormal kalau ke toilet --> foto-foto

Orang normal di bioskop --> nonton
Orang abnormal di bioskop --> foto tiket terus di-upload

Orang normal kalau foto --> senyum
Orang abnormal kalau foto --> monyong-monyong gak jelas

-Humor penutup hari by Fifi Almadina*-

*bukan nama sebenarnya

#nemu ae arek iki, hahaha

Minggu, 27 Oktober 2013

Stand Up For Love


There are times I find it hard to sleep at night


We are living through such troubled times



And every child that reaches out for someone to hold
For one moment they become my own

And how can I pretend that I don’t know what’s going on?
When every second of every minute another soul is gone


And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness



Of giving up, Of suffering

Then we all stand together this one time
Then no one will get left behind

And stand up for life
Stand up for love


I'm inspired and hopeful each and everyday
That's how I know that things are gonna change


So how can I pretend that I don’t know what’s going on?


When every second of every minute
Another soul is gone


And I believe that in my life I will see


An end to hopelessness, Of giving up, Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind


Stand up for life


Stand up for love


And it all starts right here, And it starts right now
One person stand up and the rest will follow

For all the forgotten, For all the unloved
I'm gonna sing this song

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness, Of giving up, Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
Stand up for love 
For love


Song By Destiny's Child- Stand Up For Love

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku jauh, bila diukur kilometer, beribu-ribu
Tapi Adzan Masjidil Aqsha yang merdu
serasa terdengar di telingaku

-Taufiq Ismail-

Kamis, 24 Oktober 2013

Dandelion

Hari ini ketemu bunga dandelion :)
jadi inget film tinkerbell. Kalo di film tersebut, tinkerbell lahir dari tawa bayi yang terbawa dalam benih dandelion kecil, terus terbang menuju neverland, dipercikkan dengan bubuk ajaib, maka lahirlah seorang peri.hehehehe,, hayalan anak-anak #geleng-geleng



Bunga dandelion atau Randa Tapak berasal dari Eropa dan Asia, namun sudah menyebar ke segala tempat. Dandelion memiliki bunga-bunga kecil yang terkumpul menjadi satu pada satu kepala besar dari induk bunga. ketika diterbangkan angin, bunga-bunga kecil ini akan menyebar, masing-masing membawa misi kehidupan di tempat lain. mungkin tak begitu jauh dari tempat asalnya, tapi mungkin juga ia akan terbawa jauh menyeberangi lautan. mungkin ia akan bertemu padang hijau subur dengan tanah yang gembur, mungkin sebagian kan berjumpa pada tanah cengkar penuh bebatuan. sebagian mungkin kan tumbuh subur hingga akhirnya menghasilkan benih baru yang melanjutkan estafet misinya, sebagian mungkin kan mengering, tak dapatkan air, lalu mati.

kalo diliat-liat (oleh saya yang notabene orang awam, gak tau apa-apa), struktur kecil yang rapuh itu ternyata memiliki sistem yang begitu canggih hingga dapat menghasilkan tumbuhan baru nantinya. 

“Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”(QS Al-Mulk : 3)

Bahkan yang sekecil dandelion ini bisa begitu gigih untuk bertahan hidup, bahkan yang sekecil dandelion ini pun selalu dijaga dijamin rizkinya oleh Allah. maka pantaskah kita manusia, makhluk-Nya yang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk ini berputus asa?






Selasa, 22 Oktober 2013

Barokah


Adalah saat senyuman hadir disaat tangis dan duka serasa menghimpit,
juga saat dzikir dan istighfar terucap kala limpahan bahagia menyergap,

Barakah,,
yang menjadikan Ayyub mulia lagi tinggi dalam duka nestapa, karena mampu hadirkan sabar dihatinya
yang menjadikan Sulaiman miliki hati tawadlu dan tunduk penuh syukur saat kuasa dunia takluk

Allah memang tak pernah janjikan hidup selalu mudah dan mulia, karena iman pun tumbuh saat hadir ujian dan duka. Hidup ini tak sesederhana kisah negri dongeng, yang selalu berakhir bahagia selama-lamanya. Karena sedih dan duka ajarkan kita betapa berharganya rasa bahagia. karena pada keduanya hadir barokah, saat tawa, saat tangis. saat derita, pun saat berjaya. seperti Ayyub, seperti Sulaiman.

Barakallahu fiykum....,,
semoga Allah berkahi dirimu wahai saudaraku, atas senangmu juga dukamu.

Minggu, 20 Oktober 2013

Terhubung ke Langit

Orang-orang yang terhubung ke langit, adalah orang-orang yang menanggung beban untuk membawa manusia ke jalan cahaya.Mereka menjadi manusia-manusia dengan ketahanan menakjubkan menghadapi kebengalan sesama tihtah.

Mereka menjadi orang-orang yang paling teguh hati, paling lapang dada, paling sabar, paling lembut, paling santun, paling ramah, dan paling ringan tangan. Keterhubungan dengan langit itu yang mempertahankan mereka di atas garis edar kebajikan, sebagai bukti bahwa merekalah wakil sah dari kebenaran.



Berdirimu di waktu malam, sujudmu yang dalam
mengokohkan hatimu melebihi gunung membiru
lalu kau terima beban untuk mencintai semesta;
membagi senyum ketika kau terluka
memberi minum ketika kau dahaga
menghibur jiwa-jiwa ketika kau berduka

#Salim A. Fillah : Dalam Dekapan Ukhuwah

What's inside you?


Saya teringat salah satu nasehat yang disampaikan oleh pak ustadz di suatu kajian hari jum'at. Beliau memulai penjelasannya dengan sebuah analogi, kira-kira seperti ini penjelasannya (mungkin gak sama persis secara redaksional, #maap pak ustadz. tapi insyaaAllah intinya sama) :

'Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, jika ada sebuah teko yang saat dituang mengeluarkan teh, berarti kira-kira apa isi teko tersebut?' tanya pak Ustadz.

ya pasti isinya air teh, jawab saya dalam hati  "isinya air teh pak ustadz" jawab hadirin
 
Pak ustadz tersenyum dan melanjutkan "Berarti jika teko tersebut berisi susu, pasti yang keluar juga akan susu, iya kan?"

"ya...,apa-apa yang dikeluarkan, maka sebenarnya itulah gambaran apa yang ada didalam.
sekarang mari kita perhatikan semua lubang yang ada di tubuh kita, apa yang dikeluarkannya?."

"kotoran..." jawab hadirin lagi.

Pak Ustadz kembali menjelaskan "Benar,  mata, lubang telinga, lubang hidung, semua lubang di tubuh kita mengeluarkan kotoran. kecuali satu lubang : MULUT alias LISAN. Maka hadirin sekalian, jikalau lubang mulut alias lisan kita ini pun sering mengeluarkan kata-kata kotor, makian, atau ucapan-ucapan yang tidak baik, maka mungkin 'ISI KITA' memang hanyalah kotoran. Maka mari kita jaga lisan kita, agar jadi pembeda antara mana yang insan bermanfaat, mana manusia yang hanya memproduksi kotoran'"

Sebuah nasehat sederhana yang sangat membekas. betapa seringnya lisan membuat seorang manusia terjerumus ke dalam dosa : Ghibah, Fitnah, ataupun perkataan-perkataan tidak bermanfaat lainnya #Astaghfirullah.... (╥_╥)

"Barang siapa menjamin bagiku apa yang ada diantara dua tulang rahangnya (lidah) dan yang ada diantara kedua kakinya (kemaluan), niscaya akan aku jamin surga baginya" (HR. Bukhari)

Ucapan dapat mengantarkan pengucapnya ke surga maupun nerakanya. Ucapan dapat menjadikan orang dihormati, disayangi, serta dipercaya, namun karena ucapan kita juga dapat dibenci, dijauhi, bahkan dilaknat.

Ada sebuah kisah menarik tentang nabi Isa 'Alayhis-salam,
pernah datang seseorang padanya yang membawa setumpuk kotoran menjijikkan, lalu dia meruahkan kotoran tersebut ke wajah nabi Isa. Setelah melakukan hal itu, ia pun menyumpah serapahi serta melaknat nabi lengkap dengan tuduhan jahat dan palsu. Lalu apa yang dilakukan sang al-Masih?

Ia hanya tersenyum mendengarkan dengan sabar hingga orang itu selesai. begitu orang tersebut selesai bicara, nabi Isa kemudian memberikan orang tersebut sebotol minyak wangi serta diucapkannya perkataan indah nan mulia. di doakannya orang tersebut dengan tulus dan rendah hati.

Pertanyaannya, mengapa nabi Isa melakukan hal tersebut??

"Lelaki itu memberiku kotoran busuk dan ucapan keji. Sayang aku tak punya yang serupa dengan itu untuk membalasnya" jawab Isa 'Alayhis-salam.

Begitulah, apa yang dikeluarkan, adalah gambaran stok isi yang ada didalam. lalu apa kira-kira yang selama ini kita keluarkan?? :) hehe
Rasulullah bersabda, “Jiwa seorang mukmin bukanlah pencela, pengutuk, pembuat perbuatan keji dan berlidah kotor” (HR. Turmudji dan Ibnu Mas’ud).

Semoga dapat diambil hikmahnya dan mari bersama belajar mengaplikasikan.

Wallahu'alam bisshowab.

Kamis, 17 Oktober 2013

Mengenal Sang Nabi



Perawakan sang Nabi tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tidak pula lurus. wajah beliau tidak bulat, bukan pula persegi. Kulit sang Nabi cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketik sebahu, digerai ketika sepapak daun telinga. Dahinya lebar. Alis sang Nabi melengkung dan panjang, tebal, nyaris bertaut di tengah. Diantara keduanya terdapat urat yang memerah saat beliau marah.


Bola mata sang Nabi indah dan hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya memancarkan cahaya. Kedua pipinya datar. Janggut sang Nabi menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, dari selanya memancar cahaya. Dari bawah janggut sang Nabi beralur ke bawah bulu-bulu halus, lewat leher, melebat di dada, melaju bagai tongkat hingga ke pusarnya.

Leher sang nabi jenjang dan indah. Perut beliau sama rata dengan dada yang bidang. Jarak antara kedua bahu lebar. Persendiannya kokoh. Lengan sang Nabi jenjang, telapaknya lebar dan tebal, jemarinya panjang. telapak kaki beliau melengkung, halus hingga air pun tak menempel.



Sang nabi berjalan dengan langkah kaki nan lebar, begitu langsam seolah menuruni bukit, tubuh beliau ikut bergoyang anggun tiap langkah. kalau menoleh, sang Nabi berbalik dengan seluruh badan, lebih sering menduduk dibanding mendongak, melihat dengan penuh perhatian. Dulu nabi suka menyisir rambut ke belakang, seperti Ahli kitab. Saat nyata keingkaran, beliau selisihi mereka dengan menyisir belahnya.

Sang Nabi suka memperbanyak minyak rambut. Kata nas, uban beliau yang 20 helai jadi tak tampak. Beliau gemar merapikan janggutnya. Sang Nabi punya celak khusus yang beliau gunakan menjelang tidurnya. tiga kali untuk kanan dan kiri, sejuk dan menumbuhkan bulu. Pakaian kesukaan sang Nabi adalah gamis berwarna putih, hibarah buatan Yaman berwarna merah, dan baju sampir 2 helai warna hijau dan hitam.

Sang Nabi berminyak wangi di seluruh tubuhnya. Istri beliau mengoleskan di sekujur badan, lalu beliau sendiri wangikan bagian aurat. Jemari manis Rasulullah dilingkari cincin perak, matanya dari batu Habasyah bertuliskan; "Muhammad Rasul Allah". dilepas jika ke peturasan (bahasa halus dari toilet,WC,kaskus---red). Sang Nabi menyimpan selalu selimut Khadijah; selimut yang menenangkan saat beliau terguncang wahyu pertama dan didalamnya beliau diseru.



Sang Nabi suka olahraga lari. Kadang bersama istri. kadang dengan anak-anak kecil yang beliau lombakan siapa duluan menangkap beliau. Nabi suka minum susu di wadah yang sama dengan istrinya, ditepatkan di bekas bibirnya. Anggur, zaitun, dan buah lain, segigit berdua. Tidur sang Nabi tak pernah tengkurap. jika mirip berbantal telapak dan kaki disilang, jika telentang kaki kanan diletak di atas kiri.

Kadang dalam renungan khusyuk, sang nabi duduk dengan lutut diangkat menempel perut. Suka bersandar bantal, tapi TIDAK disaat makan. Nabi suka mandi bersama dan bercanda main air dengan istri-istrinya, bahkan Saudah yang tua. Usia tak menghalangi kemesraan itu. Penutup kepala kesayangan Nabi adalah serban hitam. dikenakan dengan ujung menjatuh di pundak. sandalnya bertali dua dari kulit hewan.


Makanan kesukaan Nabi----Jarang beliau nikmati----adalah paha kanan kambing. Camilannya hais; campuran kurma rendam dengan keju dan yogurt. nabi yang penuh cinta memberi nama semua benda miliknya; dari perkakas rumah tangga, bejana, gelas, kuda, unta, keledai, pedang, dan tombak. nabi makan roti dari tepung utuh yang tak diayak (dulu dianggap rendah; sekarang sehat berserat), lauknya minyak zaitun, cuka, labu. Nabi TAK PERNAH mencela makanan. Jika menyukainya beliau memakannya penuh syukur; jika tidak suka beliau cukup diam tanpa komentar.



Nabi mengerjakan sendiri apa yang beliau bisa di urusan rumah tangga: menambal baju sobek, menjahit sandal rusak, memerah susu, dan seterusnya. Nabi sangan suka bersiwak bersih gigi; akan sholat, akan membaca Al-Qur'an, akan menemui tamu dan sahabat, dan terutama akan menemui istri. nbi tak pernah jijik pada istri yang haid (sebagaimana kebiasaan Arab dan yahudi), beliau tetap bermesra, hanya menghindari jimak. saat Aisyah haid, Nabi tiduran di pangkuannya sambil baca Al-Qur'an; atau meletakkan kepala diantara paha Aisyah. Bahkan tuk shalat malam pun, Nabi minta ijin pada istri yang sedang bersama di ranjang. "Apa kau ijinkan malam ini aku menghadap Rabb-ku?".



Karena sempitnya kamar Nabi, saat shalat malam beliau berdiri hadap Aisyah. Jika hendak bersujud, disentuhnya kaki sang istri agar ditekuk. Sang Nabi seorang pemalu, lebih tersipu dibandingkan gadis pingitan. tak pernah terbahak, hanya senyum yang semanis madu. Sang nabi tak suka diistimewakan. Jika berbagi peran di perjalanan beliau selalu mencari peluang berkontribusi; hatta menyiapkan api. Jika dihadapkan pada pilihan, sang Nabi selalu mengambil yang ringan dan mudah, selama ianya tak jatuh pada hal yang dilarang Allah.



"Tak pernah kulihat", kata Anas, "Nabi marah atau membalas laku buruk atas pribadi beliau. Beliau hanya marah jika Allah dihinakan."
Ujar Aisyah "Pernah tiga purnama tak ada api menyala di rumah kami" apa penyambung hidup Nabi? tanya urwah. "Kurma dan air". Kelembutan sang nabi tak terhalangi dan tak menghalangi ibadahnya. Umamah binti Abil Ash, sang cucu, sering digendong dalam shalat. Al-Husain naik punggung sang Nabi saat sujud. Beliau tak bangkit hingga Al-Husain puas. Usai salam, beliau meminta maaf pada jamaah. Saat para cucu jadikan nabi kuda-kudaan merangkak kian-kemari, ada yang berkata "sebaik-baik tunggangan." Beliau menyahut "Sebaik-baik penunggang!"



dikutip dari Menyimak Kicau Merajut Makna: Salim A. Fillah

Engkau mengenalnya insan yang utama (siapakah kiranya?)
Lelaki pilihan menjadi utusan
Dia menunjukkan jalan kebenaran (Muhammad kukira)

Baik hatinya (baik hatinya)
Santun perangainya (sungguh santun perangainya)
jujur katanya (tak pernah dusta)
Kita menyayangnya (bershalawatlah baginya)
Dia teladan bagi kita semua (dialah teladan kita)
sebagai karunia yang diberikan Allah bagi semua
Muhammad namanya, ikuti jalannya
(Insan Utama: Haddad & Duta Sheila on 7)

*lagu favorite :)