Minggu, 01 Desember 2013

perspektif masalah



Hidup memang kumpulan masalah, namun tak semua manusia menjalaninya dengan tertekan atau menderita. kenapa? mungkin  karena sudut pandang manusia yang berbeda.
melelahkan jika pandanganmu melulu pada perguliran masalah yang datang dan berlalu, lebih menyesakkan lagi saat diamati dan dirasa tiap duka dan luka yang menimpamu.
maka solusinya bukan meninggalkan masalah, karena berarti kita meninggalkan ‘hidup’ sendiri, tetapi, lebih mudah dari itu, hanya alihkan saja pandanganmu, bukan pada masalah, duka, atau luka yang menimpamu. tapi pada titik akhir tujuanmu, dan titik awal niatmu.
Ya, tetaplah tatap 2 titik itu, sucinya niat awal untuk bakti pada Tuhanmu dan manisNya balasan dan cinta kasih dariNya karena baktimu. Maka lelah, tangis dan luka takkan begitu terasa, berganti harap dan bayang akan karuniaNya
:)
"Kadangkala, kita memang butuh sendiri, meresapi hembusan angin malam, menatap bintang di langit, memejamkan mata, dan berbisik pelan, "Tuhan, tuntunlah aku untuk selalu berada di jalanMu. apapun keadaannya" (Wisma Byzantium)


Tidak ada komentar: