Sabtu, 18 Maret 2017

masa

Hari ini saya dapat kiriman foto adek-adek akhwat di kampus. semua tampak cantik dengan senyum manisnya ,hanya sayangnya....wajah-wajah itu..sudah tidak ada yang saya kenali. hahahaha...
 
Baiklah sebenarnya ada satu orang yang saya kenali, dan dia sudah tergolong sang 'senior' di kumpulan itu. adik yang sebenarnya hanya saya tahu sekilas. kenal sebentar di bulan-bulan akhir menjelang kelulusan saya. saat itu si adik masih mahasiswa baru yang polos dan lugu. tapi sekarang dia sudah menjadi public figure kampus. pembicara disini dan disitu, tampil disini dan disana.
 
Hehh....waktu sungguh sangat cepat berlalu. setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Yap, itulah kenapa kaderisasi adalah suatu keniscayaan. kaderisasi itu perangkat utama dari amal jariyah.  meski si pelaku silih berganti, tapi niat dan amalnya tetap berlanjut.
 
Lihatlah meski saya tidak lagi mengenal mereka, tapi saya kenal betul jaket hitam yang mereka kenakan itu. jaket hitam dengan desain sederhana yang dari tahun ke tahun tak pernah ada perubahan. tidak ada perintah untuk tak mengubah sebenarnya. hanya saja, dengan tetapnya desainnya jadi seolah menyatukan kita. menyatukan saya dengan mereka. karena jaket yang mereka kenakan juga sama persis dengan jaket yang saya punya. Ish kariman Aumut Syahidan.  hidup mulia atau mati syahid. serem ya? hehe...awalnya saya juga berpikir demikian. kok gitu amat nih motto ya? serasa ngajakin mati gitu...hiiyyyy!!!
 
tapi enggak demikian maksudnya. jadi, hidup ini kan pilihan. saya mau hidup seperti apa dan mau jadi apa itu terserah kita. nah jika hidup ini pilihan, mengapa kita tidak memilih hidup menjadi orang mulia? bukan mulia karena harta atau kedudukan, tapi mulia karena amal perbuatan kita, karena akhlak atau perilaku kita, dan karena ibadah. tak peduli kita miskin atau kaya, saat tua maupun muda, kita selalu punya kesempatan untuk menjadi manusia mulia, mulia  dimata Tuhan, bukan sekedar anggapan manusia.
 
dan tak hanya hidup, matipun menyediakan beberapa pilihan. mati dalam kondisi terlaknat, atau khusnul khotimah?. setiap yang bernyawa akan mengalaminya, kematian. jika tiba saatnya, kita tidak akan sanggup menundanya walau sedetik. nah, jika dalam hidup saja kita memilih yang terbaik, mengapa saat mati kita tidak memilih mati dalam kondisi terbaik? dan sebaik-baik kondisi saat kita mati adalah mati syahid, yang dijamin surga, yang dijamin diampuni dosa-dosanya. siapa yang tidak menginginkannya kawan?
 
maka sungguh indah bukan, makna tulisan yang tertulis dijaket hitam itu, Ish kariman, aumut syahidan. hidup mulia atau mati syahid.
 
dan tentu yang juga tak kalah meaningful adalah tulisan yang tertera di bagian punggung si jaket hitam, keluarga besar muslim fakultas......Universitas.....
dibanding menuliskan nama lembaga kami, tulisan keluarga besar muslim itu sungguh menyentuh sekali. menandakan lembaga ini bukan milik anggotanya saja, tapi semua civitas akademia. jaket itu bukan jaket lembaga, tapi jaket seluruh civitas muslim fakultas. karena kita semua saudara, tak ada yang lebih baik atau lebih sholeh, semua bersaudara, semua satu keluarga. ahh.... jadi makin bangga memakainya.
 
btw, ini kenapa jadi bahas jaket ya? hehehe. namanya juga curhat. jadi apa yang terlintas ditulis saja. 
 
mengarungi samudera kehidupan,
kita ibarat para pengembara,
hidup ini adalah perjuangan,
tiada masa tuk berpangku tangan
 
*S.E.M.A.N.G.A.T.!!!!