Rabu, 23 Januari 2013

NurusSyifa dan LKI

Mushalla NurusSyifa dan LKI (lembaga kerohanian Islam) bagi saya adalah hal yang tak dapat dipisahkan. ibaratnya jika nurussyifa adalah tubuh, maka LKI adalah ruhnya.

Mushalla NurusSyifa adalah mushalla yang ada di fakultas saya. bangunannya menjadi satu dengan Grima atau griya Mahasiswa, tempat semua sekertariat Organisasi,lembaga dan himpunan berada. termasuk LKI. bangunan ini berlantai 2. lantai 1 difungsikan untuk grima, sedang lantai 2 untuk mushalla.


Nah, karena bangunannya menyatu inilah akhirnya para pengurus LKI lebih sering 'nongkrong' di Mushalla, dilantai dua. "lebih adem soalnya" komentar beberapa ikhwah. 'adem' dalam arti kiasan dan dalam arti yang sesungguhnya,hehe.

karena memang yang bikin 'adem' gak hanya suasananya, tapi juga orang-orang yang sering 'nongkrong' disana #narsisme. tapi emang gitu lho, kata banyak responden. entah itu termasuk saya atau enggak, hihi.





Tapi sebenernya, ada poin plus dan minusnya kondisi ini. poin plusnya adalah, mempererat ukhuwah para pengurus LKI karena sering berkumpul di Mushalla, mempererat kecintaan pada masjid dan turut andil dalam menghidupkan mushalla.




Sedang poin minusnya, akhirnya tampak seperti ada kesenjangan antara aktivis LKI dengan aktivis lembaga lain (secara tempat 'nongkrong'nya aja udah beda.), 
pengurus LKI jadi lebih gak update tentang info atau isu terkini yang mungkin udah heboh diperbincangkan para pengurus lembaga lain, dan pastinya sekertariat LKI jadi sedikit 'terbengkalai', karena syuro atau rapat lebih sering dilakukan di 'grima lantai 2'. 

Begitulah cerita LKI dan NurusSyifa. bagi saya sendiri, LKI dan NurusSyifa adalah sebuah kenangan tentang cinta (mellow lagi dah...). 
LKI adalah lembaga tempat saya dibina dan Nurussyifa adalah ruang pembinaannya. nurusSyifa, tempat dimana selalu bisa saya temukan saudari-saudari tercinta, mulai dari dipanggil 'dek..' hingga semua memanggil 'mbak.', mulai dari menjadi adik kelas manja yang dibina kakaknya, hingga jadi kakak yang membina adik-adiknya. yah, nurusSyifa memang sebuah kenangan tentang ukhuwah, dan dakwah.




Sebentar lagi tidak akan ada lagi nurusSyifa, karena adanya proyek pembangunan di fakultas saya. nurusSyifa akan diratakan, diganti dengan bangunan lain yang lebih megah. sedikit sedih rasanya.


Melihat nurussyifa rasanya sedikit bernostalgia dengan proses perjalanan saya, dan ikhwah lain tentunya. nurussyifa pasti juga memiliki kesan tersendiri bagi mereka. 

tapi, ada dan tidak adanya nurussyifa, LKI harus tetap melangkah, dakwah harus tetap jalan. karena lahan dakwah bukan di nurussyifa saja. iya kan? LKI dan nurussyifa, sebuah kenangan tentang dakwah dan ukhuwah.





"Kepada LKI tercinta, terima kasih yg tak terhingga untuk segalanya. 
Terima kasih untuk setiap tempaan yang membuat ku terus melangkah, 
terimakasih untuk ilmu dan pengalaman yang ku dapatkan. 
Terimakasih untuk cinta dan persaudaraan terindah yang pernah kurasakan. 
Meski keimanan masihlah compang camping, namun,, tanpa izin Allah untuk bergabung dengan LKI, entah seperti apa jadinya, Diah ayu kusumaningtyas saat ini. 

Terus berjuang LKI, merancang peradaban madani, 
 menyeru pada yang ma’ruf, mencegah pada yang mungkar untuk FKUB Islami dan berprestasi" 
(diah, 2011 @smile LKI) 
Hidup menyajikan banyak pilihan, setiap kita memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan. Tapi,,, setiap pilihan akan dimintai pertanggung jawaban kelak. Lantas jalan apa yg kemudian harus kita pilih? 

 Dakwah ini berkata: Ahlan wa sahlan dalam jalan cinta para pejuang ! 
 memetik cinta dari langit dan menebarkannya ke bumi.



“Berjalanmu dalam melakukan semua kegiatan, berangkat dan pulangnya, Untuk Allah. 
 Dudukmu dalam mengikuti rapat dan koordinasi, Untuk Allah. 
 Suaramu saat engkau menyempaikan pendapat dan pandangan, untuk Allah. 
 Mengawali dan mengakhiri rapat dalam semua pertemuanmu, untuk Allah. 
 Program kerja yang engkau tunaikan, Untuk Allah. 
 Berlelah-lelahmu, untuk Allah. 
 Berpagi-pagimu, untuk Allah. 
 Bermalam-malammu, untuk Allah. 

 Engkau hanya perlu menyadari bahwa kemuliaan itu hanya milik Allah. 
 Bukan jabatan, posisi, kedudukan, harta, dan materi dunia. 
 Engkau hanya perlu memupuk dan menguatkan kecintaan kepada Allah, karena... Pada sisi Allah terdapat segala kekuatan dan kesempurnaan 

 Tidak ada orang terhina selama dia mendekat kepada Allah 
Tidak ada orang mulia dalam menjauhi Allah 
 Maka, resapilah setiap hari setiap saat betapa nikmat berada di jalan dakwah ini karena, 
 Proposalmu adalah kepada Allah, bukan kepada manusia. 
 Proposalmu adalah kerja di JalanNya, bukan posisi di dunia. 

 Maka mari kita nikmati jalan dakwah ini “sebagai apapun” aku “tidak sebagai apapun” 
 posisi dalam dakwah ini datang dan pergi. Bisa datang, bisa pergi, bisa kembali lagi, 
 bisa pula tidak pernah kembali. Bisa “iya” bisa “tidak” 
 Iya, menjadi pengurus, pemimpin, pejabat dan semacam itu. 
 Atau tidak menjadi pengurus, pemimpin, pejabat, tidak menjadi apapun yang bisa disebut. 

 “Selamat Menempuh Jalan Dakwah yg Begitu Nikmat Setiap Waktu Setia saat” 

 -Cahyadi Takariawan-

Senin, 21 Januari 2013

Tegar dalam kelembutan, lembut dalam ketegaran

Kau mencintaiku
Seperti bumi Mencintai titah Tuhannya.
Tak pernah lelah Menanggung beban derita,
Tak pernah lelah Menghisap luka

Kau mencintaiku
Seperti matahari Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah Membagi cerah cahaya
Tak pernah lelah Menghangatkan jiwa

Kau mencintaiku
Seperti air Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah Membersihkan lara
Tak pernah lelah Menyejukkan dahaga

Kau mencintaiku
Seperti bunga Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah Menebar mekar aroma bahagia
Tak pernah lelah Meneduhkan gelisah nyala

      puisi ini mengingatkan saya akan cinta seorang ibu pada anaknya. seperti kata pepatah "cinta anak sepanjang galah, namun cinta bunda sepanjang masa"
just like my beloved mom as well

       suatu ketika keponakan saya sakit. kebetulan kakak saya dan anaknya ini sedang menginap beberapa hari di rumah karena ada acara (saya lupa acara apa tepatnya). mungkin karena sibuk dengan acara inilah, si kecil bintang (nama keponakan saya.red) jadi tersisihkan dan jatuh sakit akhirnya. saat itu bintang sakit panas sampai tubuhnya kejang. kami semua panik, terutama kakak saya dan suaminya. segera kami bawa bintang yang badannya sudah sangat lemah ke puskesmas terdekat. 
       Di puskesmas pun kondisi tidak terlalu membaik. tubuh si kecil masih kejang meski sudah di beri anti kejang. kami panik, saat itu saya masih duduk di bangku SMP dan saya tidak pernah melihat kejadian seperti ini sebelumnya. saya sangat panik kala itu. karenanya, perawat disana meminta saya menunggu diluar daripada semakin memperkeruh suasana (hehe, not helping at all) akhirnya saya hanya duduk di luar sambil berdoa. 
         Lalu tiba-tiba bapak saya menghampiri saya. beliau kelihatan tenang sekali. berbeda jauh dengan kondisi kakak saya dan kakak ipar. beberapa saat kemudian saya lihat keponakan saya sudah sadar dan tampak tenang dalam gendongan ibu saya. sementara kakak....mungkin perasaannya masih kalut. dalam hati saya bertanya "bapak ini kok bisa tenang banget gini liat cucunya sekarat!" batin saya agak kesal, penuh ketidakmengertian.
         ketika suasana sedikit membaik, bapak mengajak saya untuk mencari sarapan di sekitar puskesmas (maklum, karena kejadiannya mendadak pagi-pagi, akhirnya kami semua lupa sarapan, dan sayapun jadi tidak peka dengan bunyi perut yang keroncongan sejak tadi). setelah sampai di warung makan, sembari menunggu soto ayam datang. bapak mulai bercerita, "dulu waktu kamu kecil, bapak sudah sering banget mengalami kejadian kayak gini. panas sampai kejang-kejang. mulai usia 2 bulan sampai menginjak 5 tahun" ucap beliau. 
      Sebenarnya saya sudah sering mendengar cerita ini. tante, om, teman-teman bapak dan ibu, juga saudara-saudara yang menjadi saksi terjadinya peristiwa sakitnya saya (lebay mode: ON) sering menceritakannya. "kamu dulu pernah dipasang selang di hidung buat jalan masuknya makanan, pernah diberi bantuan pernapasan dengan tabung oksigen juga" cerita tante saya. "padahal waktu itu kamu usia 2 bulan" kala itu saya hanya menjawab dengan ber'oo...' panjang. tanpa bisa membayangkan, bagaimana perasaan kedua orang tua saya saat itu. padahal menurut cerita, ibu saya sangat kalut hingga ketika kondisi saya mulai kritis beliau selalu bertakbir dengan suara yang mirip lolongan. ayah sayapun tidak kalah paniknya. sangking paniknya hingga sholatpun tidak tahu arah kiblatnya.subhanallah...,  

Kau mencintaiku 
Seperti bumi Mencintai titah Tuhannya. 
Tak pernah lelah Menanggung beban derita 
Tak pernah lelah Menghisap luka 

saya gak membayangkan bagaimana jika saya berada di posisi mereka. 

ok, from now on, i'd like to tell you about my mom. #lagi pingin cerita tentang ibu,nih.gak papa yah?^^ 

       ibu saya, orangnya lovely banget. lucu, polos, friendly, but she is strong. 
beliau mengajarkan saya betapa sesungguhnya wanita memiliki kekuatan luar biasa dalam dirinya. wanita, meski lembut nampak luarnya namun ia bisa menjadi ksatria yang gagah untuk keluarganya, khususnya anak-anak sumber kebahagiaan bagi dirinya. 

Kau mencintaiku 
Seperti air Mencintai titah Tuhannya 
Tak pernah lelah Membersihkan lara 
Tak pernah lelah Menyejukkan dahaga 

    ibu saya mengajarkan bagaimanapun sulit kondisi yang menimpa kita, senyum harus terkembang, perjuangan harus dilanjutkan. karena diam tak akan merubah keadaan. 

       Sungguh kawan, 
       perjuangan hidup beliau tidaklah mudah. tapi beliau selalu tampak ceria. nampak gembira meski bahagia tak selalu menyapa. beliau sosok yang sangat menenangkan. apapun kesulitan di depan mata, jika beliau berkata 'enggak nak, hal itu nggak sesulit yang kamu sangka' saya akan percaya dan merasa tenang. meski kadang saya tahu, tak selalu ucapannya itu benar. 
           seperti suatu ketika, saat saya mendengar cerita betapa sakit rasanya melahirkan, bahkan dosen pun menjelaskan begitu lugas bahwa proses itu sangat menyakitkan, bahkan ditambah dengan bukti-bukti ilmiah dan pengakuan para korban #lho? para ibu yang sudah pernah melahirkan maksudnya (termasuk ibu kost saya, yang baru saja melahirkan) 
          saya lalu menceritakan hal itu pada ibu saya, dengan wajah meringis, ngeri membayangkan sakitnya saya bertanya 
"emang suaaakiiit banget ya bu?" tanya saya. 
          saya mengira jawaban ibu saya akan seperti kebanyakan jawaban ibu-ibu yang lain, yaitu "iya sakit banget, makanya jangan durhaka jadi anak". #atau jangan-jangan ini pikiran saya saja, kalau ibu yang ditanya anaknya akan menjawab seperti itu,hehe
ibu saya kemudian terdiam sesaat. nampak berpikir, mungkin kali ini tidak mudah bagi ibu untuk mengatakan "tidak terlalu" seperti biasanya, karena mengingat betapa sakitnya memang proses itu. tapi beberapa saat kemudian beliau menjawab 
"enggak kok nak, gak sakit..." jawabnya berusaha menenangkan, "gak terlalu sakit...." tambahnya. 
          saya tersenyum "bohooooong..." jawab saya segera.

          Jelas-jelas menurut teori sakit banget, batin saya. tapi sekali lagi, ibu berhasil menenangkan saya. meski saya tahu ucapan ibu tadi tidak sepenuhnya benar, meski saya tahu jelas ucapan ibu hanya untuk menghibur ketakutan saya, meskipun saya sudah mendengar dan mempelajarinya sendiri dari sumber yang lebih tepercaya. tapi secara ajaib saya langsung percaya, saya lebih meyakini ucapan ibu saya, bahwa melahirkan is not that bad like they said.  

Kau mencintaiku 
Seperti matahari Mencintai titah Tuhannya 
Tak pernah lelah Membagi cerah cahaya 
Tak pernah lelah Menghangatkan jiwa 

         Ibu, sosok yang mempesona dalam kesederhanaannya.
 tak jarang para sepupu saya menceritakan permasalahannya pada ibu, permasalahan yang bahkan tak bisa mereka ceritakan pada ibu mereka sendiri. mulai dari masalah pekerjaan, pribadi, hingga percintaan. pernah suatu ketika ibu bertanya "gak ada yang lagi PeDeKate gitu tah ke kamu?"
           pertanyaan yang spontan membuat saya ingin tertawa terbahak-bahak. bukan karena konten pertanyaannya, tapi karena gaya bicara beliau yang polos dan lucu sekali menurut saya. hmmm, mungkin ibu berpikir, ini sepupu-sepupunya aja sering curhat tentang masalah pacar, kok anaknya sendiri gak ada kabar berita,hehe. saya tersenyum, berusaha menutupi tawa tapi tampaknya ibu tahu, lalu beliaupun ikut tertawa  
"hehehe, lebay ya?"katanya sambil malu-malu. 

       Tawa saya sudah tidak dapat ditahan. lucu sekali rasanya mendengar ibu mengucap kata "lebay" dan "PDKT".  pasti tahu dari sinetron tivi nih, batin saya. akhirnya setelah tawa mereda, dengan berlagak sok cool di depan ibu saya jawab "gak ada buk"

"gak ada yang suka sama kamu tah emangnya?" tanya beliau lagi. 
"gak ada tuh" jawab saya pura-pura cuek, sambil diam-diam ngelirik kearah ibu, memperhatikan mimik mukanya. 

 "ooh..." kata ibu kemudian menyerah, nampaknya kecewa. 

"hehehe, tenang buk... tunggu tanggal mainnya" kata saya asal, moga-moga gak kualat. (maap ya buk, daripada bohong dan mem-PHP-in ibu sendiri). 

       Ibu saya orang yang lembut hatinya. hatinya sangat mudah tersentuh, sangat mudah menitihkan air mata. jika mendengar cerita atau curhatan orang lain, tak jarang air matanya mengalir. bahkan, ketika menonton acara di TV, yang menurut saya gak ada sedih-sedihnya sama sekali beliau juga meneteskan air mata. haduuuh, pernah beliau menangis waktu menyaksikan salah satu kontestan idola cilik, yang notabene baru diliatnya hari itu juga (ibu saya gak ngikutin acara itu sebelumnya) tereliminasi, dan menangis sambil meluk mamanya. saya bingung menyaksikan ibu saya menangis didepan TV 

"anak ini mirip Abin, kasian" katanya. 

      Abin adalah nama panggilan panggilan dari bintang, keponakan saya, cucu beliau. 
      walah.. ibu... ibu..., batin saya sambil tertawa guling-guling disampingnya. 
      Saya pernah menangis, protes kepadanya. saat itu saya ingin meluapkan kekecewaan saya pada beliau, kekecewaan yang sebenarnya merupakan kesalahan saya pribadi yang tidak memahami maksud ibu yang sesungguhnya. ketika hendak menumpahkan semua kalimat-kalimat itu, air mata sudah duluan membanjiri wajah, membuat saya tidak sanggup berkata-kata. ibu saya spontan juga menitihkan air mata. melihat saya menangis, tanpa lebih dulu mengetahui penyebabnya, tanpa saya mengatakan sebuah katapun sebelumnya, ibu saya sudah menangis, sedih melihat saya menangis. meski akhirnya kata-kata beliau kembali dapat menenangkan saya. 

Kau mencintaiku 
Seperti bunga Mencintai titah Tuhannya 
Tak pernah lelah Menebar mekar aroma bahagia 
Tak pernah lelah Meneduhkan gelisah nyala. 

       Ibu, 
ibu yang begitu lembut hati ini ternyata juga sosok yang sangat ceria. sosok yang kedatangannya selalu ditunggu oleh keluarga besar saya. 
"tante lucu mana nih, kok belum datang?" begitu biasanya keluarga besar kami memanggilnya. 

     Meski ujian hidupnya begitu berat, ibu tak pernah lupa untuk tersenyum, menebar kebahagiaan untuk orang-orang sekitarnya. karena senyum ibadah, karena senyum adalah bukti termudah bahwa kita bersyukur pada karuniaNya. 
       Ibuku, ibu yang ceria ini juga merupakan sosok yang sangat tegar, ia mampu berdiri tegak menghadapi semua ujianNya tanpa pernah menyerah. selalu kuat, betapapun beratnya, beliau selalu menjadi sosok pelindung yang paling dapat diandalkan bagi kami anak-anaknya. tak pernah ia biarkan kami merasakan getirnya ujian yang dia rasa 
        "cukup ibu yang merasakan, semoga Allah mengkaruniakan nikmatNya kepada anak-anak ibu" ucap beliau. 

        Thank mom, for being our guardian angel. 
Thank Allah, for send us the most beautiful angel ever. please give Your blessing to my parent, especially for my beloved mother. guide her to your rahmah, let us get together again in Your jannah. aamiin

Senin, 14 Januari 2013

pesan cinta untuk kita

Bagaimana perasaanmu kawan, saat menerima sebuah pesan yang ditujukan untukmu? 
Bahagia, sedih, marah, takut,cemas? Yah,, mungkin saja. 

Orang pasti akan marah tatkala menerima surat kaleng berisi cercan dan hinaan untuknya, 
Orang mungkin cemas saat menerima surat tagihan hutang,
Seorang mahasiswa mungkin akan sedih, saat menerima surat keputusan DO dari kampusnya. 
Dan seseorang yang sedang jatuh cinta pastilah akan berbunga-bunga hatinya, saat menerima surat cinta dari sang pujaan hati. 

Lalu bagaimana denganmu,kawan? Pernahkah kau merasakannya, menerima pesan dari seseorang? 

Aku yakin, tak ada yang tak pernah merasakan. Ya, 100% aku yakin kita pernah menerimanya.
Aku yakin sekali, bukan karena kemajuan zaman saat ini, yang menjadikan pesan tidak lagi identik dengan torehan tinta diatas kertas, 
bukan karena meluasnya jaringan internet, yang menjadikan pesan dapat terkirimkan dalam waktu sekian detik tanpa selalu memerlukan jasa petugas pos. 

Karena aku yakin, pesan itupun juga tersampaikan kepadamu, pesan yang sama yang juga ku terima, dan seluruh umat manusia terima. “pesan cinta dari-Nya” 

Sebuah pesan disampaikan dengan harapan agar penerima segera menerima, serta menanggapi isi pesan tersebut. 
Itu pesan, yang sifatnya informatif, dikirim bukan sekedar untuk selingan atau koleksi bacaan. 

Tapi kawan, nampaknya hal itulah kesalahan kita. Ah tidak, mungkin kesalahanku saja yang tak benar-benar serius menanggapi pesan cinta-Nya. Padahal pesan itu begitu indah, susunan katanya begitu sempurna serta sarat makna. Hingga iapun bersumpah

“Katakanlah : ‘sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Q.S Al Israa’ : 88)



Apalah jadinya jika membeli barang elektronik tanpa dibekali petunjuk pemakaian? 

Bisa jadi akan disalah gunakan, bisa jadi alat akan cepat rusak, atau bahkan alat itu takkan bisa difungsikan, sia-sia, tak berguna. 

Apa jadinya hidup manusia tanpa Al-qur’an? Salah tujuan, merusak kehidupan, tak ada tujuan. Sia-sia, sama dengan nasib si barang elektronik. 

Satu lagi kawan, pesan itu.. tidak diamanahkan pada sembarang orang. Pesan sempurna itu disampaikan melalui sebaik-baik insan, Muhammad Salallahu ‘alaihi wa salam

Duhai, dialah manusia yang sejatinya harus kita cintai melebihi manusia lain di muka bumi. 
Sungguh, betapa beruntungnya mereka yang dapat membersamainya, memandang wajah mulianya, dan menikmati kasih sayangnya. Takkan ada yang tidak jatuh hati padanya jika mengenalnya. Manusia yang paling mendekati sempurna, yah. Paling mendekati sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik penciptanya. 
Beruntunglah mereka yang akan membersamainya di surga. Mungkinkah aku termasuk di dalamnya? Dengan kualitasku saat ini? Aahh... surga masih jauh. 

Hari ini aku disadarkan kembali tentang pesan cinta-Nya. Pesan yang tak hanya harus dibaca, meski membacanya saja telah mengalirkan pahala. pesan yang harus dipahami, dihafal, dan diterapkan. Selayaknya sebuah buku petunjuk penggunaan. Kau baca, kau pahami konsepnya, kemudian kau terapkan. Barulah alat dapat dioperasikan. 
Lantas. Sampai tahap manakah kita menanggapi surat cinta-Nya? 

Aku,kawan. Telah mewajibkan diriku untuk perlahan-lahan menghafalnya. seperti kita tau, begitu banyak keutamaan bagi mereka yang menghafalnya. 

“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” HR. Muslim. 

Namun, sering bisikan setan berhasil melunturkan usahaku untuk mengahafalnya. Apa yang sebenarnya menjadikan alasan bagiku? 
Sulit? Tidak...! 

"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran" (QS. al-Qamar:17)


Disaat aku masih bergelut dengan alasanku, seorang anak gadis di suatu tempat sana juga mengalami keraguan yang sama. 
“akan ku hafalkan 15 juz saja” katanya. 

Hal yang sudah sangat luar biasa bagiku. Disampaikannya niatan itu kepada sang ayah. Kemudian ia mengambil wudhu, dan berbaring, bersiap untuk tidur. Ia sempatkan membaca surat al-Mulk sebelum tidur. Di dalam tidurnya ia bermimpi, bertemu dengan dua orang lelaki dengan wajah bermandikan cahaya. Sang gadis tertegun. Tak sanggup berkata. 

“Assalamu’alaykum..” sapa salah satunya. 

“wa’alaykumussalam” jawab sang gadis. 

“Saya Abu Bakar” kata sang lelaki lagi. 

Subhanallah..., siapa yang akan mengira bertemu dengan sahabat nabi yang mulia, yang selalu dipuji-puji Rasulullah semasa hidupnya. Diajaknya sang gadis memasuki sebuah bangunan yang mirip hajar aswad, dengan permata dan berlian sebagai penghiasnya. 

Lelaki berwajah cahaya yang lain, teman sang Abu bakar itu mengajaknya berbincang 

“mengapa kamu hanya ingin mengahafal 15 juz saja? Kenapa tidak 30juz? Bukankah Allah sudah memudahkan bagimu menghafal?” tanyanya. 

“saya tidak yakin bisa mengahafal 30juz, karena susah” jawabnya penuh kesederhanaan. 

“kenapa kamu bilang susah, padahal itu mudah?” tanya lelaki berwajah cahaya itu lagi.

 Akhirnya sang gadis hanya bisa terdiam. Sang lelaki pun kemudian mengajak gadis kecil itu keluar rumah, menuju sebuah sungai di dekatnya. Sang gadis kecil mengamati ada sebuah pohon disamping sungai. Mirip dengan pohon mangga. Tapi tak berkulit. Hanya daging buah, seolah siap untuk dimakan dengan semudah-mudahnya. 

 Sang lelaki berwajah cahaya mengajak gadis kecil itu sholat. Ketika selesai sholat, lelaki itu berkata kembali 

“Saya Nabi Muhammad” katanya. 

Gadis itu tertegun, hanya bisa bersholawat. Keduanya melangkah keluar menuju taman. Lalu Rasulullah kembali berkata 

“kalau kamu yakin mengahafal al-qur’an....” sang gadis kecil tertunduk menangis, tak sanggup meneruskan ceritanya. 

Rasulullah memberikannya sebuah surat padanya, yang tidak diijinkan untuk ditunjukkan pada orang lain. 

Air mata menitik. Duhai, betapa inginnya aku bertemu dengan Beliau. Lelaki mulia itu, sang penyampai surat cinta. Dia yang selama ini hanya dapat ku dengar kisahnya, yang begitu mencintai umatnya. 

Gadis kecil itu begitu beruntung dapat bertemu dengannya. 

Pantaskah aku, bahkan untuk sekedar memimpikannya? 

Tapi harapku tak pernah putus. Harus ku jaga, karena seorang muslim tak mengenal kata ‘putus asa’
Bukan karena kehebatan seorang muslim, tapi karena ada Dia yang selalu menyertai mereka.

Tidak hanya sekedar memimpikannya, tapi juga membersamainya di surga-Nya kelak, aamiin.

Selasa, 08 Januari 2013

beach...blue...beautiful..!!

lets go to this beach!!


Subhanallah..., buagus banget yah. 
#tapi dimana ya ada pantai kayak gini?hmmm 


saya paling suka dengan gambar yang ini

suatu hari, ketika saya sedang asik membayangkan mengunjungi pantai ini, tiba-tiba adek kos saya nyeletuk 


"kalau waktu mbak jalan-jalan di jembatan itu, terus tiba-tiba ada ombak gede datang, teruus.... byuuuur, dalam sekejab mbak langsung ilang ke bawa ombak...hehehe" katanya tanpa merasa berdosa. 

*kretek...kretek.... 
#gambaran imaginasi saya runtuh sudah. 
heeehh!!! awas yaaa...!!!





tapi sungguh, memang bagus sekali kan kawan? 

Sungguh luar biasanya Allah Sang Khalik, yang telah begitu sempurna menciptakannya



 ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ْÙ†َا السَّÙ…َاوَاتِ ÙˆَالْØ£َرْضَ ÙˆَÙ…َا بَÙŠْÙ†َÙ‡ُÙ…َا Ù„َاعِبِينَ Ù…َا Ø®َÙ„َÙ‚ْÙ†َاهُÙ…َا Ø¥ِÙ„َّا بِالْØ­َÙ‚ِّ ÙˆَÙ„َÙƒِÙ†َّ Ø£َÙƒْØ«َرَÙ‡ُÙ…ْ Ù„َا ÙŠَعْÙ„َÙ…ُونَ 

"Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. Tidaklah Kami menciptakan keduanya melainkan dengan haq (tujuan yang benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad-Dukhan: 38-39)





"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. 

Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (QS. Fushilat: 53) 

 "Dia yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. 
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. 

Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? 

Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)




ini ada lagi teman saya yang nyeletuk 

"ini beneran gak nih gambar? jangan-jangan hasil photoshop atau editan" 

 *kretek...kretek.... gubraak... klontang...klontangg! 
 #kembali gambaran imaginasi saya dihancurkan oleh celetukan-celetukan tidak bertanggung jawab, emang tanggung jawab ke siapa, non? (~_~")

Semoga setelah semua tugas-tugas akademik selesai saya diberi kesempatan oleh Allah mengunjungi pantai seindah pantai-pantai ini, aamiin :)





Sabtu, 05 Januari 2013

karena Dia begitu Sempurna

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” (QS. Nuh: 13) kalau melihat gambar ini apa yang kamu pikirkan?

di rumah (kontrakan, maksudnya), kalau naik ke lantai 3 (tempat jemur baju.red) saya bisa menyaksikan pemandangan yang hampir serupa.
damai rasanya ketika menikmatinya, bikin hati jadi tenang.

Suatu ketika saya berpikir, while enjoying the view.
"kok bisa ya Allah mengurusi atau menghidupi satu per satu orang yang ada di dalam rumah-rumah itu? tanpa cela sedikitpun!"
absolutely perfect. saya yakin gak ada satupun diantara orang-orang didalam rumah itu yang nafasnya terhenti beberapa jam, dikarenakan Allah lagi fokus menangani permintaan doa tetangga sebelahnya.
#bisa kacau banget hidup kita jika Allah kita ini memiliki sifat seperti kita makhluk-makhlukNya. 

membayangkan ke"Maha Kuasa"an Allah untuk mengurus segala urusan makhluknya dengan sempurna di sepetak bumi ini saja sudah luar biasa sekali, apalagi membayangkan betapa Maha Besarnya Allah mengurusi seluruh alam semesta ini. tanpa sedikitpun merasa payah, tanpa lelah, tanpa tidur. 

 “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. 
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. 

Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya 
 Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, 
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. 

 Kursi[ Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. Al-Baqoroh (2) : 255)

Allahu Akbar! bumi dan seisinya saja sudah sangat luas bagi kita, apalagi alam semesta ini, yang alat tercanggih milik NASA saja belum sanggup menangkap seluruh tubuh jagad raya ini,

ini gambaran bumi jika dibandingkan planet-planet kecil


ini bumi jika dibandingkan dengan planet-planet besar di galaksi bima sakti

Subhanallah..., ini bumi dan planet-planet lain jika dibandingkan dengan matahari kita,
#matahari yang kita liat setiap hari ternyata se-gede ini cuy. Maha besar Allah yang mengaturnya sedemikian rupa hingga sinarnya tidak membahayakan kehidupan kita di bumi, gak gosong juga dibuatnya dibuatnya,hehe. Alhamdulillah...^^ 


Nah, kalau yang ini perbandingan matahari kita jika dibandingkan matahari-matahari lain di luar galaksi kita. #ini baru yang bisa dilihat oleh manusia, masih ada kemungkinan ada lagi yang jauh lebih jumbo dari ini. Subhanallah....,

"........Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,....” (QS. Al-Baqoroh (2) : 255) 

 "Tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dengan segala yang ada diantara keduanya dengan main-main" (QS. Al-Anbiya :16) 

"Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka" (QS. Al-Ahqaaf :3) 

saya teringat sebuah status teman saya di twitter, yang kalau gak salah isinya seperti ini 
 "jangan galau, kayak orang gak punya Tuhan aja" 

mengena sekali kan? Jika Allah, Dzat Yang Maha Sempurna dapat memelihara semesta raya yang 'wow' ini dengan tiada sedikitpun cela, maka apalah sulitnya bagi Allah menyelesaikan permasalahan kita? keciiil banget di bandingkan tugas untuk mengurusi seluruh jagad raya. 

kuncinya satu aja, kita kudu minta pada-Nya. kita yang kudu mendekat pada-Nya 

 “Ada banyak hal yang tak pernah kita minta 
tapi Allah tiada alpa menyediakannya untuk kita 
seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari, dan kicau burung yang mendamai hati 
jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan 
bersiaplah untuk diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan” 
(Salim A. Fillah) 

 Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Ghafir:60) 

Janji Allah bukan seperti janji manusia yang mungkin akan diingkari, 
janji Allah pasti! maka berdoa pada-Nya, menengadahkan tangan, meminta pada-Nya tak akan pernah kecewa. 

“Sesungguhnya Allah ta’ala malu bila seorang hamba membentangkan kedua tangannya untuk memohon kebaikan kepada-Nya, lalu Ia mengembalikan kedua tangan hamba itu dalam keadaan hampa/gagal.” (HR. Ahmad (5/438), dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1757) 

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kelurusan.” (Al-Baqarah: 186) 

tetap optimis. pasti bisa! Allah selalu bersam kita^^

Kamis, 03 Januari 2013

I Love You So

I pray to God
My heart, soul, and body
Every single day of my life
With every breath I solemnly promise
To try to live my life for you


O Allah, You did revive my soul
And shone Your light into my heart
So pleasing You is now my only goal
Oh I love You so
I love You so (I love You so)

Now I know how it’s like
To have a precious love in my life
Now I know how it feels
To finally be at peace inside
I wish that everybody knew
How amazing it feels to love You
I wish that everyone could see
How Your love has set me free
Set me free and made me strong



O Allah, I’m forever grateful to You
Whatever I say could never be enough
You gave me strength to overcome my uncertainties
And stand firm against all the odds

You are the one who did revive my soul
You shone Your light into my heart
So pleasing You is now my only goal
Oh I love You so
I love You so (I love You so)

My love, my life, my days, my nights, my wealth, my prayers – all for You 
And I swear that I will never put anyone or anything before You
My love, my life, my days, my nights, my wealth, my prayers – all for You




translate:



Aku berdoa kepada Tuhan
dengan  hati, jiwa, dan tubuhku,
Setiap hari dalam hidupku,
Dengan setiap napas aku bersungguh-sungguh berjanji,
Untuk mencoba untuk menjalani hidupku untuk-Mu

Allah, Engkau menghidupkan kembali jiwaku
bersinar cahaya-Mu  menerangi hatiku
menyenangkan-Mu kini menjadi satu-satunya tujuanku
Aku sangat mencintai-Mu

Sekarang aku tahu bagaimana rasanya
memiliki cinta yang berharga dalam hidupku
Sekarang aku tahu bagaimana rasanya
damai dalam diri, akhirnya

Aku harap semua orang tahu
Betapa menakjubkan rasanya mencintai-Mu
Aku harap setiap orang bisa melihat
Bagaimana cinta-Mu telah membebaskanku
Membebaskanku dan menguatkanku

Ya Allah, selamanya ku bersyukur kepada-Mu
Apa pun yang ku katakan tidak kan pernah bisa cukup

Engkau beriku kekuatan untuk mengatasi ketidakpastian dalam diriku
Dan berdiri teguh melawan segala rintangan

Engkau adalah orang yang telah menghidupkan kembali jiwaku
Engkau menyinarkan cahaya-Mu ke dalam hatiku
menyenangkan-Mu kini menjadi satu-satunya tujuanku
Aku sangat mencintai-Mu

Terima kasih atas cinta-Mu ya rabb