Sabtu, 12 September 2015

Buat apa?


buat apa kehidupan panjang yang baik, jika di penghujung sebelum maut menjemput harus berakhir dengan keburukan? seperti mengumpulkan air segalon raksasa lantas bocor. Kebaikan-kebaikan itu musnah oleh penghujung yang jelek.

Masih lebih baik kehidupan panjang yang buruk tapi di penghujung kehidupan sebelum maut menjemput diakhiri dengan kebaikan. bagaikan musim kemarau yang panjang terkena hujan satu jam. keburukan-keburukan itu berguguran oleh penghujung yang baik'. 

-Tere Liye, dalam novel rembulan tenggelam di wajahmu-

*Penghujung itu nyatanya juga penentu akan baik-buruk hidupmu. Namun setiap kita tidak ada yang tahu dimana Tuhan meletakkan 'ujung hidup' itu. Maka semoga amalan baik menyertai kita selalu, setiap saat setiap waktu, 
Karena sungguh tiap kita takkan pernah tahu kapan maut kan menjemputmu.


Kamis, 10 September 2015

'apakah hidup ini adil?'



Apakah hidup ini adil?
Mengapa Tuhan membiarkan air mata terus mengalir Dalam banyak fase hidup yang tergilir?
Apakah hidup ini adil?
Mengapa malah mereka yang berbuat jahat yang tawanya senantiasa menghiasi hari-harinya?
Apakah hidup ini adil?
Mengapa Tuhan tega merenggut mimpi dan asa pada seorang hamba yg telah berjuang meraihnya?
Apakah hidup ini adil?

Jawabnya : YA,, KEHIDUPAN INI SELALU ADIL

"Kehidupan ini selalu adil, 
Keadilan langit mengambil berbagai bentuk meski semua bentuk tidak kita kenali. Tapi apakah saat Kita tidak mengenalinya kita Berani-beraninya mengatakan Tuhan tidak adil?

Mengapa Tuhan memudahkan jalan bagi orang-orang jahat? Mengapa Tuhan justru mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik?
Itulah, bentuk keadilan langit yang tidak akan pernah kita pahami secara sempurna. beribu wajahnya, berjuta bentuknya.
Hanya ada satu cara untuk berkenalan dengannya: SELALU BERPRASANGKA BAIKLAH

Selalulah berharap sedikit. Ya, berharap sedikit, dan memberi banyak. Maka kau akan siap untuk menerima segala bentuk keadilan Tuhan"

-Tere Liye at Rembulan Tenggelam di Wajahmu-