Sabtu, 13 Mei 2017

Menyikapi Permasalahan

Sebenarnya dalam hidup ini kita menjumpai berbagai kejadian dan permasalahan yang jika disederhanakan bisa dikelompokkan menjadi tiga kelompok. 
kelompok pertama, adalah permasalahan atau persoalan yang bisa kita pengaruhi dan kendalikan. 
contohnya adalah permasalahan diri kita sendiri. misalnya,  saya malas, saya tidak punya pengetahuan tentang ini dan itu. masalah ini bisa kita kendalikan dan pengaruhi. kita bisa mempengaruhi diri untuk lebih kiat belajar, lebih giat mencari ilmu, lebih giat berlatih. kita juga mempunyai kendali seutuhnya terhadap diri. apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi hal itu serta apa pula yang harus saya hindari dan batasi agar hal yang tidak diinginkan itu tidak menjadi semakin buruk. 
Masing-masing dari kita pasti memahami kelemahan atau kekurangan diri, dan kita pun memahami dampak buruk dari kelemahan itu pada hidup kita ke depan, maka untuk menjaga hidup agar dinamis, agar tidak terperangkap pada rutinitas stagnan, dan agar mampu menjadi pribadi yang selalu menjadi insan yang lebih baik, kita harus memiliki targetan-targetan dalam hidup. dan disinilah harusnya kita tempatkan prioritas yang paling utama. 
karena meskipun saat ini kita hidup bermasyarakat, saling bahu-membahu, dan tolong -menolong, tapi pada akhirnya nanti kita akan mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan kita secara individu, secara personal. tak ada lagi tolong menolong atau campur tangan orang lain. apa yang telah kamu lakukan, untuk apa waktumu kau habiskan dan kepada siapa segala perbuatan itu kau tujukan. apakah realita kehidupanmu sama seperti janji-janji dan ucapanmu disetiap sholatmu. 
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah untukMu, Duhai Tuhan semesta alam.
Sayangnya, hal penting ini selalu diletakkan pada prioritas terakhir *termasuk saya, hiks (T-T)
Kelompok kedua,  adalah permasalahan yang bisa kita pengaruhi namun tidak bisa kendalikan. contohnya seperti dakwah, mengajak kepada islam.


“Katakanlah: “Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (ilmu dan keyakinan). Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. [Yusuf:108].

"Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Rabbku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Rabbku Maha Pemelihara segala sesuatu." (QS. 11:57)

karena di dalam Islam tidak ada paksaan dalam memeluk suatu agama. mengajak manusia lain kepada Islam adalah tugas seluruh muslim. dan jika tugas sudah disampaikan maka gugurlah sudah kewajibannya. seperti yang telah dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul. Nuh As. berdakwah kepada kaumnya hampir 1000 tahun tapi jumlah pengikutnya pun bisa dihitung dengan jari. maka jelas sudah Islam disebarkan tidak dengan kekerasan atau paksaan tapi mengajak dengan hikmah. 

lalu apa kaitannya dengan permasalahan kelompok kedua?
kelompok kedua seperti yang sudah disebutkan diawal adalah kelompok permasalahan yang hanya bisa kita pengaruhi tapi tak bisa kendalikan. seperti dakwah kita hanya bisa mengajak, namun apakah hati manusia tersebut mau menerimanya itu sudah tidak bisa kita kendalikan. semua kembali bergantung pada upaya dan kemauan orang tersebut.

Kelompok ketiga, adalah permasalahan yang tidak bisa kita pengaruhi dan kendalikan. contohnya adalah ketetapan Allah. adakalanya ketetapan Allah tidak sesuai dengan keinginan atau bayangan kita. kadang takdir Allah berseberangan dengan rencana kita dan hal ini kemudian membuat kita mengeluh meratapi dan kufur nikmat. padahal hal itu telah nyata tak bisa kita hindari atau pengaruhi.
sayangnya, banyak manusia yang salah mengurutkan prioritas permasalahan ini, dan menjadikan kelompok ketiga ini menjadi prioritas utama, sehingga banyak waktu yang akhirnya terhabiskan dengan percuma. padahal Allah menyebutkan dalam firmanNya :

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At Taubah:51)
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)

 karena waktu yang kita memiliki ini terbatas, dan kita tidak pernah tahu kapankah batas akhir dari waktu itu, maka cermat memprioritaskan permasalahan adalah kunci kesuksesan yang harus kita miliki. kadang banyaknya hal yang dikerjakan serta kualitas diri seseorang dapat berbeda jauh antara satu orang dengan orang lainnya. kenapa? padahal waktu mereka sama-sama 24jam/ hari. jawabannya ada pada PENGELOLAAN WAKTU dan efektivitas dan pemrioritasan masalahnya. 

*sungguh peEr besar buat saya yang masiiih sangat sering terlena. hehehe...hiks

-sedikit penggalan tausiah dari ust. Ahmad Arqom, semoga tidak ada yang terlewatkan-