Sabtu, 22 Februari 2014

Berkunjung ke Madura

         Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 8 agustus saya dan keluarga berkunjung ke keluarga besar ibu di Madura. Ya, kakek nenek saya memang asli orang madura. namun karena bekerja sebagai seorang guru, mbah kung (mbah kakung atau kakek alias grandpa.red) kemudian ditugaskan ke jawa.            
            Jadi ibu saya itu orang madura yang dibesarkan di jawa. oleh sebab itu tante-tante dan om-om saya pun semua di jawa. itulah sebabnya saya tidak bisa berbahasa madura (lho??) hehehe,
           Ya iya, kan semua keluarga ngomongnya pake bahasa jawa, ngapain belajar bahasa madura, pikir saya.
padahal ayah saya yang notabene orang jawa, tepatnya sidoarjo asli pun bisa berbahasa madura, lancar lagi. ckckckck~ *ancene kok arek iki
          hampir 10 tahunan lebih berlalu sejak kunjungan terakhir saya ke Madura (astaghfirullah...). yah,, mungkin salah satu alasannya karena keluarga yang di madura terbilang keluarga jauh,, (kakak atau adeknya mbah.gitu). bahkan dari sekian banyaknya sanak keluarga yang ada di sana yang saya inget namanya cuma dua, bu dheri (kakaknya nenek saya), dan pak lek abas, yang merupakan adiknya kakek saya (astaghfirullah lagi). nama-nama anak mereka?? lupa. antara lupa dan gak tahu sebenarnya. yah, maklumlah berkomunikasi saja kami terhambat (-__-")
          Padahal sadara-saudara di Madura ini selalu menyempatkan berkunjung ke jawa saat salah satu dari kami mengadakan hajatan atau acara lainnya. solidaritas dan kekeluargaan saudara-saudara di Madura ini memang patut banget untuk ditiru (terutama saya tiru). dulu saya sangat tidak suka kalau diajak ke Madura, karna selain gak ada yang dikenal dan semua saudara yang begitu banyaknya itu menggunakan bahasa yang tidak saya mengerti, perjalanan ke Madura terasa lamaaaa dan jauuuuh,, padahal saya ini penderita mabuk darat. muntah-muntah kalau perjalanan kejauhan. apalagi kala itu belum dibangun jembatan Suramadu.
           Namun kawan, dewasa ini (eciyeee~), saya mulai berpikir bahwa alasan-alasan itu terdengar kekanak-kanakan. selain karena saya sudah tidak menjadi penderita mabuk darat, laut dan udara, mengunjungi saudara atau silaturahim adalah hal yang saaangaaaat dianjurkan dalam agama Islam.

"...Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu" (QS. An-Nisa':1)

Anjuran ini juga dibahas dibanyak sekali hadist. salah satunya yang ini :

"Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim" (HR. Bukhari,Muslim, Abu Daud)

Jadi saya pun sudah yakin untuk mengiyakan ajakan buat silaturahim ke Madura kali ini bagaimanapun tidak menyenangkannya nanti. Namun ternyata, semua tidak seperti yang saya duga. perjalanannya menyenangkan, and i have a lot of fun there! banyak pelajaran juga yang saya dapat.

Pertama, karena menyeberang ke madura lewat suramadu ternyata menyajikan pemandangan laut yang indah. akhirnya kesampaian juga liat laut. padahal sudah saya impi-impikan sejak jaman ngerjain skripsi. perjalanan juga jauh lebih cepat. gak perlu ngantri berjam-jam di Tanjung Perak, pelabuhan di Surabaya.

Rombongan kami sampai di tempat saat Ba'da Isya. udah gelap. jadi gak bisa langsung main ke Pantai. saudara-saudara saya tinggal di daerah Camplong, pantai camplong. cukup jauh dari daerah Suramadu. Begitu tahu kami datang, saudara-saudara Madura langsung berkumpul menyambut kami. sama seperti dulu, Semua berkumpul begitu Excited berbagi cerita (tentunya dengan bahasa Madura).

Yang paling senang atas kedatangan kami pastinya Bu Dheri, Bu Dheri ini kakaknya nenek saya. dari seluruh saudara nenek, hanya bu Dheri yang tersisa. usianya sudah sangat tua, beliaupun tidak tahu pasti umurnya. jika ditanya umurnya beliau akan menjawab "banyak sudah." atau "ya kalau sudah tua pasti mati juga". Yang luar biasa dari Bu Dheri ini, beliau memiliki ingatan yang sangat bagus. tidak ada pikunnya sama sekali. beliau mengenali kami semua yang datang, termasuk saya. beliau mengingat semua kejadian, termasuk kakak saya yang sudah punya anak, atau sepupu saya yang sudah jadi PNS, dll. tidak ada yang meleset.

Subhanallah, amalan apa yang dimiliki beliau sehingga Allah menganugerahkan hal ini, batin saya.

Saat mengetahui kami datang, Bu Dheri menangis. saya yang tidak tahu apa yang beliau katakan hanya bisa memeluk untuk menenangkan, namun beliau semakin menangis. setelah itu beliau tidak berhenti menggenggam dan memijat-mijat tangan saya. saya cuma tersenyum saja sementara beliau terus berbicara pada saya. saya menoleh pada ibu berharap ibu menterjemahkan perkataan beliau, tapi ibu sedang bercakap-cakap dengan saudara yang lain. aaahh,, pada detik itu saya menjadi sangat menyesal kenapa tidak mau belajar bahasa madura.


























Esok harinya kami diajak berkeliling kerumah saudara-saudara yang lain. namun sebelum itu, tentu sarapan dulu. karena saudara kami tak akan membiarkan kami pergi dengan perut kosong. daaan,, sungguh bahagianya saya karena menunya semua ikan laut. fresh from the sea, hehe.



Makan seperti ini di Jawa pasti mahal. udah porsinya banyak,, macam-macam lagii. Slurp~
Nampaknya hal menyenangkan ini terlewati saja dari memori saya tentang madura.

Setelah itu para ibu-ibu request ke pasar (ibu-ibu nih ya,, kemanapun berliburnya, tujuannya selalu : Pasar). tapi gak masalah, karena pasarnya ada di pinggir pantaiii,hihi


Sayangnya.. pantainya kurang terawat kebersihannya. padahal pasirnya putih,, bagus banget.

saya baru menyadari. keluarga saya yang di Madura ternyata banyak sekali. dan apa jadinya nanti, jika ibu, bu dhe, pakde, tante atau om saya sudah wafat, siapa yang akan terus menjaga tali silaturahim ini. Tante saya berpesan,
"nanti kalau kalian sudah punya keluarga masing-masing, agendakan buat acara silaturahim begini. mengunjungi tante, bu Dhe, atau pak Dhe. biar tali persaudaraannya nggak terputus"

"insyaAllah tante" jawab saya sambil melirik ke dua sepupu saya.

Silaturahim ternyata banyak sekali hikmahnya. selain berpahala, juga bisa membuat yang dijenguk bahagia dan merasa dipedulikan. selain itu kita jadi tahu, bagaimana kondisi saudara kita, jika ada yang tertimpa musibah harus ditolong, jika berbahagia bisa saling berbagi kebahagiaan. bukankah Rasul menganjurkan mendahulukan saudara atau kerabat dekat jika ingin bersedekah atau berdakwah?

Saya sangat salut dengan kekeluargaan dari keluarga di madura. kadang saat diantara kami ada hajatan atau acara apapun, mereka selalu datang, tak peduli ikatan persaudaraan masih tergolong saudara jauh, tak peduli seberapa capeknya, tak peduli juga biayanya. tak peduli jika nanti disana tidak memperoleh persinggahan yang nyaman. yang penting kewajiban silaturahim sudah tertunaikan.

Saat berangkat, mobil kami penuh dengan beberapa oleh-oleh yang kami persiapkan untuk mereka, namun saat pulang, barang bawaan kami masih penuh, bahkan bertambah. karena mereka membawakan oleh2 yang banyaaak sekali. subhanallah,, saya terharu. padahal kondisi mereka juga bukan orang yang terlalu berlebih. mereka rela menemani kami seharian berkeliling sebagai pemandu jalan mengunjungi sanak saudara, padahal mereka pun juga ada agenda yang harus dikerjakan. tulus ikhlas memuliakan tamu.

   Di tengah kunjungan saya mengamati "pemandu jalan" kami. wajahnya mirip dengan wajah nenek saya yang sudah meninggal. beliau tampak sedikit kelelahan. saya menyodorkan sebotol teh padanya sambil tersenyum. beliau tersenyum, sedikit kikuk. mungkin canggung, karena beliau tidak bisa berbahasa Indonesia. aaah,, lagi-lagi saya menyesal tidak bisa berbahasa madura.

Sorenya saat kami pamit pulang, Bu Dheri sempat mencegah kami. beliau masih kangen katanya. namun setelah dibujuk beberapa kali, beliau mengikhlaskan juga kami untuk pulang. hmmm, sungguh silaturahim yang menyenangkan. menghapus kesan buruk saya tentang madura. kalau liat madura ini, jadi inget Korea yang bangga banget sama Busannya atau Jepang dengan Okinawanya. sama-sama daerah pantai kan?

coba kalau dikelola dengan apik, pasti berpotensi sekali untuk dijadikan obyek wisata. pantai berpasir putih yang bersih, hidangan seafood. waaah.... yah semoga madura semakin maju kedepannya. jadi inget motto teman saya yang dari madura "Madura madani"... semoga segera tercapai (aamiin) :)

Foto foto buat kenang-kenangan
Ikan bakal dijual
Laut...laut.. posisi tepat didepan rumah :D
Foto Lagi
Nemu Warung yang Jual Rujak Uleg Madura
Inilah Rujak Uleg madura, dengan Petis special yang cuma ada di madura. Wajib coba,, enak pake banget :)

Yang bikin tambah enak makannya di depan pantai dengan semilir angin

sekian cerita kali ini,, semoga kita selalu menjadi muslim yang selalu menjaga silaturahim :D

Tidak ada komentar: