Minggu, 10 Februari 2013

siklus syukur dan sabar

Siklus hidup merupakan perputaran antara syukur dan sabar
Ketika mendapat kenikmatan kita bersyukur, dan ketika dihadiahi musibah atau cobaan kita bersabar. begitulah kiranya rumus hidup. 
Seseorang yang mampu membiasakan bersyukur ketika diberi nikmat, tak pernah lupa, tak pernah luput, maka dialah orang yang beruntung. begitu juga, dia yang mampu mendatangkan kesabaran dalam dirinya ketika berbagai ujian menimpa, dia jugalah orang yang beruntung. 

Rasulullah menyebutnya dalam sebuah hadist riwayat Muslim : 
 “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia tertimpa kebahagiaan dia bersyukur maka hal ini adalah baik baginya. Dan jika tertimpa musibah dia bersabar maka itu juga baik baginya.” (HR. Muslim)

 Sabar dan syukur, sering terucap, begitu familiar, tapi tak semua bisa menerapkannya. 

Seseorang mungkin saja dapat menerapkan selalu bersyukur dalam tiap nikmat hidupnya, tapi apakah ia cukup bijak untuk selalu bersabar dalam tiap ujian? 

Pernah saya begitu angkuh berkata 'yes, i have did it'. tapi ternyata saya tertipu. tertipu presepsi pribadi. sabar tak semudah itu ternyata. sabar begitu luas, begitu agung. 

 'Kesabaran bukan hanya tampak saat seseorang dilanda musibah atau permasalahan, tapi ia juga tampak pada keistiqomahan diri dalam melakukan kebaikan atau amal sholih, dan pada keistiqomahan kita menjauhi kemaksiatan' 

 Sabar dalam ketaatan dan sabar dalam menjauhi kemaksiatan. 

 'Sudahkah saya benar-benar bersabar?' hah.., kembali saya tertipu oleh keangkuhan. 

 Semoga saya tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang disebutkan Allah dalam firman-Nya:

"Katakanlah, 'Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan di dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat." (QS al-Kahfi: 103-105) 

 Sabar ternyata adalah sebuah sumber kekuatan dan pegangan bagi orang-orang mukmin, 

 “Hai orang-orang yang berfirman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153) 

 Ucapan syukur mungkin begitu mudah terluncur dari mulut kita saat nikmat dan karunia Allah datang, tapi ketika keadaan berubah, ketika situasi serasa menghimpit kita, ketika kesulitan demi kesulitan bergantian hadir, akankah mulut dan hati ini sanggup terus berucap syukur? sanggupkah kita bersabar? tak menyalahkan keadaan, tak berusaha mencari kambing hitam? 

 Allah telah menjanjikan dalam firman-Nya bahwa setelah kesulitan, akan ada kemudahan, Allah telah berjanji, bahwa tak kan ada cobaan yang menimpa diluar kapasitas kita untuk mengatasinya. ketika situasi sulit ini hadir, mampukah diri dengan sepenuh hati meyakini janji-Nya? ketika masih ada ragu, mungkin perlu kita perbarui aqidah kita.
ujian yang kita terima bukanlah untuk membuktikan seberapa tangguh kita, tapi untuk melihat seberapa besar ketergantungan kita pada-Nya

'Amal yaumi seseorang ternyata berbanding lurus dengan kapasitas orang tersebut dalam menghadapi masalah. ketika situasi sulit itu datang, mungkin itu pertanda bahwa kita terlalu jauh dari-Nya. mungkin sholat kita, puasa kita,sedekah, ibadah kita belum maksimal kita jalankan. atau mungkin selama ini ia hanya dijadikan sebagai rutinitas tanpa makna. 

 Ketika situasi sulit itu kembali datang, mungkin itu pertanda, bahwa Allah sebenarnya sangat rindu dengan rintihan kita, rindu dengan doa-doa yang kita panjatkan pada-Nya. mungkin Allah ingin kita menjadi lebih dekat lagi dengan-Nya. 

 'Dan Tuhanmu agungkanlah!'(Al-Mudatsir :3)

"Agungkan, besarkan Allah dalam hatimu, maka semua masalah akan terasa kecil" ucap murabbi saya suatu ketika. 

 Saya percaya, Allah akan menjawab tiap doa hamba-Nya. bukankah dalam sebuah hadist riwayat ahmad disebutkan 

 “Sesungguhnya Allah ta’ala malu bila seorang hamba membentangkan kedua tangannya untuk memohon kebaikan kepada-Nya, lalu Ia mengembalikan kedua tangan hamba itu dalam keadaan hampa/gagal.” (HR. Ahmad (5/438), dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1757). 

 Dan ketika doa-doa itu serasa tak kunjung mendapat jawaban, maka hal itu mungkin karena Allah begitu menyukai doa-doa kita, hingga Allah ingin mendengar doa-doa itu lebih lama, 

 Dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu'anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda, bahwasanya malaikat Jibril 'alaihissallam kasihan melihat seseorang bolak-balik dalam doanya sehingga malaikat Jibril 'alaihissallam berkata kepada Allah Azza wa Jalla

"Wahai Allah, hamba-Mu si fulan sudah sekian lama berdoa tetapi belum juga Engkau kabulkan. Penuhilah segala keperluan (yang diminta)nya, wahai Allah". 

Allah Subhanahu wa Ta'ala pun menjawab : "(Sudah) Biarkan saja hamba-Ku (itu). Tundalah dulu permintaannya. Sungguh aku senang mendengar suaranya (saat sedang bermunajat kepada-Ku)". 

 Adapun ketika seorang hamba berdoa kepada Allah Subhanallahu wa Ta'ala sementara Allah Subhanahu wa Ta'ala membenci hamba tersebut, maka Allah Subhanahu Ta'ala berkata kepada malaikat Jibril 'alaihissallam

"Penuhilah hajat hamba-Ku ini dan segerakanlah. Sesungguhnya Aku amat benci mendengar suaranya!" 
( HR. Imam Al Baihaqi ). 

 Apapun ujiannya, semoga kita bisa selalu ber-khuznudzon pada Allah. karena yang terjadi pastilah yang terbaik. karena Allah tak pernah mendzalimi hamba-hamba-Nya. 

 Siklus sabar dan syukur, sungguh indah jika bisa memainkannya dengan bijak dalam kehidupan kita. bersyukur karena Dia tak pernah berhenti melimpahkan karunia-Nya, 
bersabar, karena ujianpun mengandung sebuah kebaikan yang tersembunyi bagi kita.

Tidak ada komentar: