Rabu, 06 Februari 2013

manusia langit


lelah.., lelah melangkah.
cukup.., bisa kah dicukupkan saja?
apa yang lelah? tegak langkahmu, terkembang senyummu ku lihat. apa yang lelah kawan?

ia tersenyum lagi, tapi kulihat binar matanya meredup.
'harap' jawabnya. 'aku lelah berharap'.

ku tatap ia sekali lagi. puluhan kata serasa siap mengalir dari bibir yang selalu menyungging senyum itu.
tapi tidak, ia tetap diam, seolah puluhan kata itu kembali tertelan.

'tetaplah bertahan' bujukku. 'ingatlah si langit biru'

'aku rindu langit' jawabnya, 'tapi ia terlampau jauh, bolehkah aku tetap singgah disini?' tawarnya.

 'benar itu maumu?' ucapku coba yakinkan.

'tidak, tentu saja tidak' jawabnya kini dengan bangkit, berjalan menjauh dariku.
ia tatap langit biru hari itu, lama... dalam dan penuh makna, seolah jiwanya tengah terbang menggapainya.
'bagaimana mungkin aku mengacuhkannya' ujarnya.

'lalu?' tanyaku tak mengerti.

'aku tak bisa membiarkan asaku tetap disini,, disana...!' katanya sembari menunjuk langit,
'disana ia harusnya berada,tapi......aku lelah' 

 'percayalah, kau bisa kawan!' yakinku.

 'yah.., aku tahu. hanya saja, lelah aku berharap akan pelangi' ia tertunduk, masih dengan senyum yang sama. senyum pahit. 

'aku dengar pelangi bisa bawaku ke langit. aku dengar ia akan datang, segera. tapi aku terlanjur lelah. ia tak pernah hadir. aku lelah berharap' katanya lagi.

aku hendak membuka suara, tapi ia menyela. 'yang salah adalah aku, aku sudah menetapkannya, aku akan kesana, tapi ku rusak jalanku kesana, aku membawa mendung hitam ke langit harapan, bila manakah pelangi kan sudi datang?' 

'hai kawan, ketahuilah.., tak ada salah yang tak termaafkan. jika kau adalah manusia langit, maka tak ada pilihan bagimu kecuali kembali kesana. ini tugas, ini tanggung jawab, ini hakmu. 
meski bumi indah, menjanjikan padang rumput hijau dengan angin semilirnya untukmu berehat, meski semua tampak kan baik saja, tapi jangan lupakan satu hal, kau manusia langit, tak ada tempat yg lebih nyaman bagimu selain langit. jiwamu kan hancur perlahan tanpa kau sadari saat kau memutuskan berhenti sampai disini'. 

'kau benar' ucapnya singkat, 'aku tak mau jadi konyol. tapi apa yang harus ku lakukan? kembali menunggu pelangi?' tanyanya.

aku tersenyum, ku genggam tangannya. 'bukankah kau pernah katakan tak ada masalah yang tak dapat kita selesaikan? bukankah katamu suatu beban diberikan sesuai dengan porsi kemampuan tiap orang? tak pernah melebihinya.' 

'yeah.., i did that. then what?' tanyanya tak mengerti. 

'lihat sayapmu, cukup berubah warnanya. tak begitu cemerlang, mengapa tak kau ajak ia berkeliling, terbang menembus cakrawala?' tawarku 

'maksudmu, aku harus ke langit dengan ini?' katanya menunjukkan sayap usangnya. 'kau pasti bercanda' 

'yah.., mungkin ini terdengar sedikit gila. kau akan sangat kelelahan' aku coba jelaskan. 

'lebih dari itu, aku bisa pingsan. mati kelelahan!' potongnya. 

aku tertawa terbahak bahak melihat ekspresinya. 'yah, cobalah pingsan sekali-kali, paling tidak disana banyak awan putih yang siap menopang' kataku. 

'aku serius kawan..' ucapnya, wajahnya tak suka. 

'apa aku tampak tak serius?' tanyaku 'pingsanlah, tak masalah. kau bisa beristirahat di awan, it would be better rather then staying here, doing nothing. paling tidak kau tengah selangkah lebih dekat dengan langit'. 

ia tampak berpikir, ditatapnya aku lekat-lekat, lalu ditatapnya langit penuh kerinduan.


'kau tahu, sepertinya idemu itu tak sepenuhnya gila' jawabnya akhirnya. 

'memang' jawabku dengan senyum terkembang. 

'aku akan sangat merindukanmu, kawan. aku harap kau kan selalu ada di saat aku ragu tuk melangkah' katanya, kali ini ku lihat binar itu kembali muncul di kedua bola matanya. 

'aku akan ada saat kau membutuhkan, selama kau jaga selalu baik sangkamu pada-Nya' kataku. 

 'terima kasih' ucapnya dengan senyum berseri, wajahnya jenakanya itu tampak manis sekali. 
 perlahan ku lihat sayapnya mulai mengembang kemudian terkepak. beberapa kali ia terhuyung, 
sayap itu butuh penyesuaian tampaknya, pikirku. 

 kulambaikan tangan padanya yang tampak semakin menjauh. 

 'ini akan jadi perjalanan yang berat kawan!!' ucapnya dari jauh. 

 'yah.., dan kaupun akan kelelahan tapi........' jawabku. 

 'tapi aku takkan menyerah, ini yang harus kulakukan' potongnya dengan senyum terkembang. 

 'bintangpun tak kan dapat bersinar tanpa adanya kegelapan, iya kan?' kataku, ia mengangguk 

 kuatkan dirimu, terus berjuang, kawanku manusia langit....,,

Tidak ada komentar: