Kamis, 14 Juni 2012

Sesuatu Yang bernama……

Bismillahirrahmanirrahim…


Angkutan umum itu melaju dengan kecepatan sedang, 
Gadis 17 tahun itu duduk memojok di bangku belakang, matanya menatap kearah pemandangan diluar jendela mobil, kosong. Seolah pikirannya masih terbawa dalam halaman buku yang telah selesai ia baca, baru saja.

ok baik, kini aku sudah tahu. Lalu apa lagi yang aku tunggu??, tanyanya pada dirinya sendiri.

Ia baru saja menemukan hal baru, bukan. Mungkin lebih tepatnya pandangan dan sebuah prinsip baru dalam hidupnya. Ia begitu yakin dan mantap untuk menerimanya, begitu ingin untuk segera mengubah hidupnya, yang menurutnya masih sangat abstrak selama ini.

Dalam pengembaraan jiwanya yang selalu gusar, akhirnya ia dapatkan sebuah sandaran.
Sandaraan yang menjadi rujukan, sandaran yang menjadi sumber kekuatan, sandaran yang mampu membukakan mata hatinya yang selama ini buta akan kasih sayang-Nya, ke-EsaanNya. 


Kini segala kebenaran bukanlah bersumber dari dirinya, atau pandangan orang lain yang ia suka, tapi kebenaran sejati, hakiki sesuai peraturan-Nya yang begitu indah dan sarat hikmah. 


Ya, begitu dekat sebenarnya sesuatu yang ia cari itu, namun ia selama ini enggan untuk menghampiri dan mendekat, untuk mengenalnya lebih dalam meskipun dirinya mengaku menjadi penganutnya. 


Ya, Islam dan segala syari’atnya yang Indah, itulah hal baru yang selama ini begitu dekat dengannya namun ternyata belum pernah ia pahami sebelumnya. Hanya telah terdaftar menjadi muslim saja, sudah cukup pikirnya. 


Tapi…mungkinkah aku bisa berubah? Bisakah aku menjadi seperti yang tertera dalam buku-buku yang kubaca? Ah…., mustahil rasanya. 


Lihatlah aku, begitu berantakan, begitu kacau, apa yang kuharap? Menjelma menjadi seorang ‘Aisyah binti Abu Bakar? Seorang gadis jelita dengan kecerdasan gemilang dan keshalihan yang memukau? Terdengar sangat mustahil sepertinya. 


Berhentilah bermimpi,nak. Lihatlah dirimu! 
Jangankan ‘Aisyah, gadis-gadis berkerudung rapi di sekolahmu saja tak bisa kamu bandingkan denganmu Lihat mereka, begitu anggun,begitu manis, begitu terjaga. Setiap tutur katanya selalu sopan,ibadahnya begitu tekun dan taat.
Hmmm, bisa kuduga bagaimana mereka dibesarkan.


Mereka inilah para perhiasan dunia yang indahnya membuat iri bidadari surga. 


Yah, merekalah orang-orang yang pantas untuk bermimpi menjadi ‘Aisyah, membersamai beliau di surga. 


Than what about me? 
Aku ingin, tapi aku tak pantas. 
Sampai beberapa pekan yang lalu sholat fardlupun belum genap lima waktu, membaca al-qur’anpun belum fasih, belum lancar tepatnya, persis seperti anak kecil yang baru saja belajar membaca al-Qur’an. 


 Pengetahuan agama..?, Hanya buku paket pelajaran agama islam SMA peganganku. 


Tapi aku tidak mau seperti ini terus. 
Aku juga mau menjadi perhiasan dunia yang terindah, aku juga ingin menjadi seorang wanita yang terjaga, aku juga ingin menjadi muslimah yang kaffah, 
aku juga ingin…. Dicintai Allah. 
tidak bisakah? Tidak mungkinkah? 


 Mobil melaju semakin mendekati sekolah, tempat yang ditujunya. Suara himbauan kenet membuyarkan lamunannya, segera ia turun dan berlari kearah gerbang sekolah 


 “ya Rabb, akankah keajaiban datang di hidupku? Bisakah aku terlepas dari jerat keadaan yang mengukungku? Bisakah ya Rabb…, mohon tunjukkan jalanmu. ” 


 -To be Continued-

1 komentar:

Outbound di Malang mengatakan...

Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D