Sabtu, 23 September 2017
Saat aku menuliskannya
Minggu, 06 Agustus 2017
BFF
Minggu, 02 Juli 2017
Hi bloggie!
Sebenarnya ada banyak hal yang ingin dibagikan belakangan ini tapi....niat berbagi pupus terkalahkan dengan rasa malas dan lelah, dan berakhir membuka youtube dan sosmed *astaghfirullah...ckckck
By the way, tidak terasa sudah 7 tahun berlalu semenjak blog ini pertama kali saya buat. Tepatnya tahun 2010 silam saat masih jadi mahasiswa baru.
Ketika itu saya disarankan mbak army yang baik hati (begitu kalau tidak salah usernamenya kala itu) untuk membuat blog karena saya bercerita saya suka menulis. Tapi belum jelas arah tulisannya kemana, terus masih gak karuan juga tulisannya.
Kata mbak Army 'udah dibiasain aja dulu nulis. Nulis apa saja, asal disempatkan tiap jangka waktu. Biar semakin terlatih dan terasah.
Akhirnya jadilah blog ini saya buat.
Awal niatnya cuma iseng sampai akhirnya...tetep iseng sih. Hahahaha 😂
Sebenarnya blog ini ingin saya buat semacam diary atau buku catatan buat saya pribadi, supaya di suatu hari nanti saat saya buka-buka ulang postingan saya ini, blog ini bisa jadi pengingat dan motivasi atas apa yang pernah saya dapat dan lalui.
tapi kadang terpikir juga, kalau seandainya kita bisa menulis sesuatu yang bermanfaat, berguna lalu bisa menginspirasi dan diamalkan orang lain kan keren jadinya. Seperti saya yang kemudian menemukan jalan hidup melalui buah karya seorang penulis.
Dan dengan demikian kan saya dapat pahala juga. *Aamiin...
tapi kayaknya masih jauh banget ya antara kenyataan saat ini dengan keinginan dan impian.
Yaa... tak mengapa. Yang penting terus berupaya
*ngomong opo toh di...di...
So, 7 tahun bukan waktu yang sebentar. Banyak kejadian yang mengubah dan membentuk diri saya, dari awalnya anak remaja yang baru lulus SMA jadi seorang manusia dewasa. Dan harus saya akui, gak ada yang sesuai prediksi saya sebelumnya. Hahahahahaha
Tapi mashaa Allah ya, Allah memang yang paling tahu yang terbaik bagi kita. Jadi ingat tulisan awal di blog ini. 'Hidup itu ibarat puzzle'
Ya memang benar sekali hidup ibarat puzzle yang belum terselesaikan. karena belum selesai, jadi belum tahu akhirnya, karena belum tahu maka kita harus terus mencoba dan berusaha. Esok lusa akan kita pahami juga.
Yang jelas, saya masih setia dengan prinsip saya dulu: berusaha menjalani hidup yang tidak membuat kita menyesal dikemudian hari.
Dan dalam hal ini saya punya beberapa cerita yang....ehem! Kembali mengingatkan saya bahwa puzzle hidup kita ini adalah Allah yang punya kuasa. Jadi banyak- banyaklah berdoa padaNya. Tentu saja doa dan dijemput dengan gerak upaya.
Contoh kisah nih:
Dulu saat menjelang lulus SMA saya pernah membuat peta konsep hidup saya pasca SMA *begaya
Saya tulis semua impian dan cita-cita. Punya bisnis sendiri, nulis buku, punya butik, bikin sekolah plus asramanya, dll. Pun demikian dalam berdoa sudah banyak sekali permintaan-permintaan yang saya mohonkan.
Mulai dari yang realistis sampai yang gak pake mikir *lol
Daan...peta konsep itu berakhir terlupakan bertahun-tahun. Dan baru-baru ini ditemukan oleh ibu saya dan di baca (malunyaaa...!!! *yasudah tapi mau gimana lagi). Akhirnya setelah bertemu lagi dengannya saya semakin malu
Yaelah ini anak abege bagus banget karangan indahnya yak?
Malu karena pada akhirnya saya belum menjamah sama sekali impian-impian saya itu saat saya lulus kuliah. Sempat berpikir "pada akhirnya hidup saya ya gini-gini aja".
Tapi saya mulai berpikir ulang saat saya menonton salah satu acara yang cukup menginspirasi saya.
"Hey! Kamu masih 20an tahun. Masih panjang perjalananmu *inshaa Allah. Belum juga 40 tahun!. Baru juga masuk tahap dewasa awal, baru juga masuk ke komunitas masyarakat. Gak dianggep anak-anak lagi maksudnya
JUSTRU saat ini adalah titik awalmu. Saat kamu gak lagi terikat dengan tugas belajar, saat 24 jam waktumu bebas kamu manfaatkan. Kenapa nggak coba dijalankan?
Berhasil enggak urusan nanti yang penting toh USAHA. Bekerjalah biar nanti Allah yang melihat dan tunjukkan hasilnya entar (QS.At-Taubah: 104)
Ya begitulah, akhirnya sedikit-sedikit saat ini saya mencoba 'menyicil' untuk menggapai cita-cita yang tertunda. Doain ya,,
Paling enggak, pun seandainya Allah punya rencana lain buat saya, saya sudah membuktikan bahwa saya sudah berupaya memperjuangkan impian saya. Gak cuma berandai-andai saja.
Jadi paling tidak saat usia saya mencapai 40 tahun *inshaa Allah dan anak-anak saya bertanya "ibu dulu cita-citanya apa?"
Saya gak akan dengan sesal atau mata menerawang menjelaskannya. Tapi dengan mata berbinar dan senyum kepuasaan atas upaya saya memperjuangkannya.
Mudahkah? Tentu saja....enggak!! Perlu banyak usaha,ikhtiar yang tak berputus. Butuh mental baja. Butuh baaanyaaakkk perjuangan dan upaya.
Ya wajar sih ya. Kan katanya 'there is no growth in a comfort zone'
Walaupun kadang masih sering capek, males dan nangis (saat keluar alaynya) tapi....yah semoga saya bisa terus bertahan!
Apa cukup dengan usaha?
Tentu tidak. Doa itu lho sebenarnya senjata utamanya. Doa-doa kita inilah yang bisa mengubah takdir atau ketetapan Allah atas kita *jika Allah meridhoinya.
Walaupun sebenarnya Allah sudah tahu apa yang kita maksud dan inginkan, tapi sebenarnya Allah suka dengan hambaNya yang intens berkomunikasi dan mengingatNya.
Allah sayang dengan hamba yang tawadlu dan merendah serta sadar bahwa segala ikhtiar dan upaya itu hanya bisa GOAL dengan ridhoNya semata. *diah...ileng di! Ojo males males dungo!!
Tapi bener lho. Allah akan mengabulkan tiap pinta kita JIKA hal itu memang yang terbaik untuk kita. Sayang kadang karena tak selalu timing pengabulannya itu kita duga, akhirnya kita lupa dengannya. Akhirnya lupa bersyukur juga.
* ini juga tamparan banget bagi saya.
Akhir-akhir ini saya ribut menggalaukan sesuatu. Tapi saat saya baca lagi peta konsep impian SMA saya dulu, saya jadi tersadar...
"HEY,, Bukannya itu memang yang pernah kamu minta?"
Astaghfirullah,,, emang ya. Allah lebih tahu tentang kita dibanding diri kita sendiri.
Begitulah....postingan panjang nan tidak fokus kali ini. Semoga bermanfaat *jika ada. Ada sih mungkin, buat saya pribadi saat membaca ulang agar memotivasi. Hehe
Se-ma-ngat!!
Sabtu, 18 Maret 2017
masa
Sabtu, 31 Desember 2016
From Mother To Daughter
Rabu, 07 Desember 2016
Pejalan Kaki dari Ciamis
Selasa, 03 Februari 2015
Pelajaran dari bapak penjual kue
Ceritanya habis belanja kain di suatu siang yang terik, saya tiba-tiba tergoda dengan jajanan khas masa kecil saya yg dijajakan disebuah emperan toko. Jadilah saya duduk-duduk menyantap cemilan gurih sembari melihat lalu lalang orang dijalan.
Eh, alhamdulillah dapat satu lagi kisah inspiratif. Bapak penjual jajanan ini ternyata kepala keluarga yang luar biasa. Tentunya beliau hanya satu laki-laki hebat diantara sekian banyak yang lainnya.
Beliau berasal dari pandaan, dibela-belain ke pasar sidoarjo untuk jualan. Jauh ya? Iya..banget untuk ukuran seseorang yang menjajakan dagangannya. Apalagi kalau melihat peralatannya yang lumayan memakan volume untuk ditenteng naik angkutan umum. (Belum bahan makanannya lho ya, yg sangat rawan tumpah di jalan, rawan rugi juga kan berarti?)
Namun, dengan mengacuhkan semua kesulitan-kesulitan itu sang bapak tetap istiqomah menjalankan ikhtiarnya menghidupi keluarga kecilnya selama 20 tahun. Saya sedikit terkejut mendengar pengakuannya.
"Wah...berarti lumayan menghasilkan ya pak, kalau bisa tetap setia dengan menjalani usaha kecil ini selama 20 tahun" tanya saya tertarik. Jika melihat jumlah dagangan yang ia hasilkan seharian, rasanya cukup sulit mempercayai bahwa usaha itu sanggup membiayai hidupnya beserta keluarga selama 20 tahun ini.hmmm...mungkin istri di rumah juga menjalani usaha lain, pikir saya.
"Iya, alhamdulillah...saya sih cuma bisa berusaha semampu saya, namun kok ya bisa buat menghidupi keluarga, buat nyekolahin anak saya, sampe sekarang yang sulung sudah kuliah, yang kedua mssih SMK..." Tutur bapaknya dengan nada bersemangat. "Istri saya larang bekerja mbak, biar saya saja yang usaha cari uang, biar dia yang ngurus anak2 dan rumah".
Semakin tertegun saya mendengar pengakuannya "Mashaa Allah...bahkan sampai bisa kuliah, sdh mau lulus pula, padahal nampaknya sangat gak mungkin ya pak?" Tanya saya sedikit keceplosan.
"Iya mbak, kalo dipikir yo kok bisa terjadi, terlalu ndak mungkin kalau dipikir..." Jawabnya begitu apa adanya.
Hhmmm...sekali lagi saya membuktikan, bahwa Allah memang tak pernah membiarkan begitu saja hambaNya yang berusaha keras menjemput rizki-Nya. Jalani saja, usaha saja, dan berbenah selalulah, biar Allah yang ngurus hasilnya. Gak usah terlalu dipikir. Karena karunia-Nya tak selalu membutuhkan logika, karena rahmatNya kan senantiasa tercurah pada umatNya.
Semoga dengan perjuangan kerasnya menjadikan anak-anaknya orang sukses, kehidupan si bapak setelah ini akan menjadi jauuh lebih baik. Aamiin :)
Sangat salut dengan para ayah, para orang tua yang rela mengorbankan dirinya, bekerja keras demi kesejahteraan anak-anaknya. Gak heran banyak para cendikiawan dan orang sukses berasal dari keluarga sederhana, yang orang tuanya rela berjuang sedemikian rupa demi kesuksesan mereka.
Semoga kita bisa menjadi seperti mereka, jadi teladan yang baik, bagi anak-anak kita.
Sangat salut dengan anda bapak! Cause any fool can be a father, but it takes a real man to be a daddy :)
Minggu, 04 Januari 2015
Karena Menjadi Cantik juga Ujian
Sebelum banyak protes berdatangan, saya pertegas dulu bahwa judul diatas bukan menunjukkan bahwa saya sedang curhat alias ngomongin diri sendiri. Ok?
Iyee...tau gw kagak cantik, gak usah dibahas makanya! (-___-#) Hhhh...!!
Hihihihi...*lol
Pasti pernah dong dalam hidup ini kita berandai-andai. Andai aku kaya pasti bisa hidup enak, andai aku pinter pasti gampang jadi orang sukses, andai aku cantik pasti banyak yang jatuh cinta sama aku, andai...andai...dan andai. Manusia sering berandai-andai, menginginkan hal lebih dari kondisinya. Dalam benak kita, kita percaya bahwa jika kondisi-kondisi yang kita andaikan itu terjadi, pastilah hidup kita akan lebih baik, lebih bahagia meskipun sebenarnya banyak pula ternyata yang kaya tak se-enak itu hidupnya, yang pinter tak semudah itu jadi suksesnya, yang cantik pun tak selalu dicinta.
*widiiih....jaman gini, siapa sih yang gak suka cewek cantik? Ya iya sih... Siapa juga yang gak suka yang cantik-cantik atau yang ganteng-ganteng??
Tuh kaan! Ujung-ujungnya tetep appearance is important.
Heh..okelah, untuk kasus yang terakhir ini saya punya sebuah cerita yang menginspirasi saya. Semoga juga teman-teman semua. Sso, begini ceritanya.....
Pertama kali bertemu dengannya, tak perlu waktu lama bagi saya untuk menyadari bahwa dia (bukan diah, i know it guys...hiks) akan menjadi gadis populer. Kulit putih dipadu dengan rambut hitam lurusnya yang indah nampak begitu mempesona dengan garis muka tegas nan imutnya. Membuatnya nampak seperti boneka.
Dia menyapa ramah saya yang masih termangu mengagumi paras ayunya. 'Duh, orang cantik kalau senyum manis gini bikin klepek-klepek', batin saya. Tak lama setelah itu akhirnya kami menjadi sahabat dekat. Saya nyaman bersamanya bukan hanya karena cantiknya, namun dia ternyata juga seorang yang baik hati, periang, daaaan pintar!! 'OMG...perfect banget nih anak ya', gumam saya lagi.
Iri? Hehe...jelas! Siapa sih yang gak mau sepinter dia? Siapa juga yang gak pingin jadi sosok yang wonderful but low profile kayak dia? Dan tentu...siapa sih yang gak pingin cantik kayak dia?manusiawi lah...manusiawi. Asal tidak menimbulkan dengki ya kan? Hehe.
Tanpa sadar dulu saya sering berandai-andai jadi dirinya. Sehingga saya sering merasa gak puas dengan diri sendiri *astagfirullah....udah enggak kok ya Allah...i love myself so much sekarang pokoknya,sampe narsis jadinya. #lah? Sama buruknya (-__-")
Jadi pernah dulu, saat masih alay, saya dan beberapa rekan partner in crime sempat ngefans dengan seorang kakak kelas. Kalau ketemu sama nih kakak kelas udah semacem ketemu artis ibu kota aja, histeris dalam diam, curi-curi pandang, pas doinya udah lewas kami hebring-hebring gak jelas (untung gak pake acara minta tanda tangan #tepokJidat).
Meanwhile si kakak kelas hanya berlalu begitu saja without noticing our existences. Ya begitulah..para hidden fans, terlalu jaim mengaku ngefans, meski sejujurnya ngefans (alay kan? Emang. Kedewasaan kadang berawal dr sebuah ke-alay-an dimasa lalu yang tersalurkan dengan baik, ngeles...buat nutupin kenyataan) hehehe, lanjuut!
Lalu, suatu ketika saya menjumpai si cantik teman saya sedang mengobrol dengan si kakak kelas idola kami itu. Dan...mereka nampak cukup akrab. Hmmm....jealous? Nggak lah! Apaan banget. Saya kan bukan fans fanatic! Hanya...kepo jadinya dengan mereka.hehe ada apakah sesungguhnya diantara mereka? Emejing beud teman saya bisa akrab sama tuh mas-mas (biasa aja sih sebenernya). Usut punya usut hingga benangnya kusut, ternyata my pretty friend kenal sama si mas-mas itu lewat facebook karena si masnya nge-add duluan. Karena suatu urusan. Woow...pada saat itulah saya menyadari sodara-sodara perbedaan dunia kami, para cewek hidden fans dengan tipikal pretty girls macam teman saya. ahaha... Wajah cantik bisa membuat kita meloncati fase "hidden fans" langsung menuju "target searcher". Bukan ngefans diam-diam, tapi diam-diam banyak yang ngefans alias naksir.
Dan yang baru saya sadari juga, my pretty friend pun dikenal pula oleh popular guys yang lain.hm..hm...hm..
Girls, you guys must be envy, rights? Ngaku deh..kalau ada di posisi saya. Apalagi kalau kalian alaynya kayak saya. Hah! Jangan memungkiri...hehe.tapi tenang, saya gak sedang mengajak kalian untuk bersama meratapi nasib. Karena seperti yang saya sampaikan diawal, gak semua akan jadi lebih baik jika semua kemauan kita terwujud.
Ternyata benar guys, Allah menempatkan segala sesuatu sesuai dengan posisi dan kadar yang paling tepat. Bisa jadi kita diberi kemampuan otak yang 'pas-pasan' karena jika kita memiliki otak encer kita akan menjadi pemalas yang suka seenaknya atau bahkan jadi pribadi yang so to-the ngong alias songong. Mungkin dengan otak pas-pasan itu Allah ingin menumbuhkan jiwa yang kuat dan sikap pekerja keras dalam diri kita. Dengan terbiasa belajar lebih tekun dan lama dibandingkan teman-teman yang pintar, Allah ingin melatih mental dan tekat kita agar terbiasa menghadapi tantangan. Pun dengan kekayaan, mungkin jika saat itu kita tidak diberi harta yang berlimpah itu karena kita belum siap untuk menjadi pribadi yang bijak dalam menggunakannya, belum cukup dermawan untuk bisa memaknai tiap jerih payah hingga bisa menyadari betapa wajibnya membagi rizki yang dipunya dengan mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Sehingga harta itu diamanahkan pada mereka yang lebih bijak dan dermawan (meskipun gak semua, tapi tetep positif thinking ya?^^)
Begitu juga masalah kecantikan ini. Seandainya saya yang punya kecantikan dan kepintaran itu, akankah saya bisa bersikap se-humble dan se-low profile dia? Hmm..bisa jadi kecantikan itu malah lebih banyak mendatangkan keburukan daripada kebaikan bagi saya. Ya kan? Kalau saya malah jadi cewek sombong dan belagu, gimana dong? Hhh....astagfirullah...maafin baim,eh diah ya Allah..
Dan emang bener, Allah memberikan segala sesuatu sesuai takarannya. Back to the story ya. Suatu ketika, saat kami lagi curhat-curhatan, saya menyadari bahwa menjadi cantik juga suatu ujian. Ia bercerita, begitu banyak cowok yang mendekatinya, namun akhirnya sulit mencari yang memiliki niatan tulus dan lurus padanya. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki ketertarikan karena wajah cantiknya. Disaat sudah percaya pada ucapan salah satu diantaranya, ternyata terkuak bahwa itu tipuan belaka. (Pengen nampar rasanya ama cowok2 model gini! Huhhh!!) Sakitnya tuh disini...didalam hatiku *malah nyanyi (-___- ")
Belum lagi kebencian nyata yang ditunjukkan oleh para gadis yang merasa my pretty friend udah merebut dan menggoda pacar atau gebetannya. Hhhh...capedeh...macem sinetron indonesia aje daah... Eh, tapi ini beneran lho. Saya jadi kasian dengan teman saya. Yang kadang kena fitnah. Yang awalnya cuma karena saling menyapa dan bertukar senyum dengan seorang cowok, ceritanya bisa berkembang jadi main mata atau kegenitan dengan cowok itu. *ngelus dada.
Again, this question comes to me "kalau saya jadi dia, bisa gak saya sekuat dan sesabar itu menghadapi itu semua?"
Saya yang cuek dan menyukai kedamaian ini, jika diharuskan menghadapi situasi yang penuh kerumitan dan perasaan itu. Hhh....mungkin saya bakalan ngurung diri terus dikamar meratapi nasib. Hehe. Saya jadi bersyukur banget jadi diri saya sendiri. Syukur syukur kalau orang ketemu saya bisa tersenyum bahagia, gak malah menghindar karena ogah. Dan hal itu gak tergantung pada fisik kita kan? ;)
So at that time, i realise that being pretty is also a test for us. Actually every condition is a test. Jadi miskin itu cobaan keikhlasan, tapi jadi kaya pun juga cobaan kesyukuran. Jadi jelek itu cobaan kesyukuran, jadi cantik itu cobaan kesabaran. Bisa di balik-balik juga kondisi diatas. Percayalah bahwa Allah menempatkan kita pada posisi terbaik untuk kita. Kita tidak akan bisa mengukur besar kaki kita dengan sepatu orang lain, tidak akan pernah merasa pas dan puas. Karena aku bukan dia, dan dia bukan kamu so, berhenti membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Life your own life. Be grateful, and you will found happiness.
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa
-D'massive : jangan menyerah-