Sebelum banyak protes berdatangan, saya pertegas dulu bahwa judul diatas bukan menunjukkan bahwa saya sedang curhat alias ngomongin diri sendiri. Ok?
Iyee...tau gw kagak cantik, gak usah dibahas makanya! (-___-#) Hhhh...!!
Hihihihi...*lol
Pasti pernah dong dalam hidup ini kita berandai-andai. Andai aku kaya pasti bisa hidup enak, andai aku pinter pasti gampang jadi orang sukses, andai aku cantik pasti banyak yang jatuh cinta sama aku, andai...andai...dan andai. Manusia sering berandai-andai, menginginkan hal lebih dari kondisinya. Dalam benak kita, kita percaya bahwa jika kondisi-kondisi yang kita andaikan itu terjadi, pastilah hidup kita akan lebih baik, lebih bahagia meskipun sebenarnya banyak pula ternyata yang kaya tak se-enak itu hidupnya, yang pinter tak semudah itu jadi suksesnya, yang cantik pun tak selalu dicinta.
*widiiih....jaman gini, siapa sih yang gak suka cewek cantik? Ya iya sih... Siapa juga yang gak suka yang cantik-cantik atau yang ganteng-ganteng??
Tuh kaan! Ujung-ujungnya tetep appearance is important.
Heh..okelah, untuk kasus yang terakhir ini saya punya sebuah cerita yang menginspirasi saya. Semoga juga teman-teman semua. Sso, begini ceritanya.....
Pertama kali bertemu dengannya, tak perlu waktu lama bagi saya untuk menyadari bahwa dia (bukan diah, i know it guys...hiks) akan menjadi gadis populer. Kulit putih dipadu dengan rambut hitam lurusnya yang indah nampak begitu mempesona dengan garis muka tegas nan imutnya. Membuatnya nampak seperti boneka.
Dia menyapa ramah saya yang masih termangu mengagumi paras ayunya. 'Duh, orang cantik kalau senyum manis gini bikin klepek-klepek', batin saya. Tak lama setelah itu akhirnya kami menjadi sahabat dekat. Saya nyaman bersamanya bukan hanya karena cantiknya, namun dia ternyata juga seorang yang baik hati, periang, daaaan pintar!! 'OMG...perfect banget nih anak ya', gumam saya lagi.
Iri? Hehe...jelas! Siapa sih yang gak mau sepinter dia? Siapa juga yang gak pingin jadi sosok yang wonderful but low profile kayak dia? Dan tentu...siapa sih yang gak pingin cantik kayak dia?manusiawi lah...manusiawi. Asal tidak menimbulkan dengki ya kan? Hehe.
Tanpa sadar dulu saya sering berandai-andai jadi dirinya. Sehingga saya sering merasa gak puas dengan diri sendiri *astagfirullah....udah enggak kok ya Allah...i love myself so much sekarang pokoknya,sampe narsis jadinya. #lah? Sama buruknya (-__-")
Jadi pernah dulu, saat masih alay, saya dan beberapa rekan partner in crime sempat ngefans dengan seorang kakak kelas. Kalau ketemu sama nih kakak kelas udah semacem ketemu artis ibu kota aja, histeris dalam diam, curi-curi pandang, pas doinya udah lewas kami hebring-hebring gak jelas (untung gak pake acara minta tanda tangan #tepokJidat).
Meanwhile si kakak kelas hanya berlalu begitu saja without noticing our existences. Ya begitulah..para hidden fans, terlalu jaim mengaku ngefans, meski sejujurnya ngefans (alay kan? Emang. Kedewasaan kadang berawal dr sebuah ke-alay-an dimasa lalu yang tersalurkan dengan baik, ngeles...buat nutupin kenyataan) hehehe, lanjuut!
Lalu, suatu ketika saya menjumpai si cantik teman saya sedang mengobrol dengan si kakak kelas idola kami itu. Dan...mereka nampak cukup akrab. Hmmm....jealous? Nggak lah! Apaan banget. Saya kan bukan fans fanatic! Hanya...kepo jadinya dengan mereka.hehe ada apakah sesungguhnya diantara mereka? Emejing beud teman saya bisa akrab sama tuh mas-mas (biasa aja sih sebenernya). Usut punya usut hingga benangnya kusut, ternyata my pretty friend kenal sama si mas-mas itu lewat facebook karena si masnya nge-add duluan. Karena suatu urusan. Woow...pada saat itulah saya menyadari sodara-sodara perbedaan dunia kami, para cewek hidden fans dengan tipikal pretty girls macam teman saya. ahaha... Wajah cantik bisa membuat kita meloncati fase "hidden fans" langsung menuju "target searcher". Bukan ngefans diam-diam, tapi diam-diam banyak yang ngefans alias naksir.
Dan yang baru saya sadari juga, my pretty friend pun dikenal pula oleh popular guys yang lain.hm..hm...hm..
Girls, you guys must be envy, rights? Ngaku deh..kalau ada di posisi saya. Apalagi kalau kalian alaynya kayak saya. Hah! Jangan memungkiri...hehe.tapi tenang, saya gak sedang mengajak kalian untuk bersama meratapi nasib. Karena seperti yang saya sampaikan diawal, gak semua akan jadi lebih baik jika semua kemauan kita terwujud.
Ternyata benar guys, Allah menempatkan segala sesuatu sesuai dengan posisi dan kadar yang paling tepat. Bisa jadi kita diberi kemampuan otak yang 'pas-pasan' karena jika kita memiliki otak encer kita akan menjadi pemalas yang suka seenaknya atau bahkan jadi pribadi yang so to-the ngong alias songong. Mungkin dengan otak pas-pasan itu Allah ingin menumbuhkan jiwa yang kuat dan sikap pekerja keras dalam diri kita. Dengan terbiasa belajar lebih tekun dan lama dibandingkan teman-teman yang pintar, Allah ingin melatih mental dan tekat kita agar terbiasa menghadapi tantangan. Pun dengan kekayaan, mungkin jika saat itu kita tidak diberi harta yang berlimpah itu karena kita belum siap untuk menjadi pribadi yang bijak dalam menggunakannya, belum cukup dermawan untuk bisa memaknai tiap jerih payah hingga bisa menyadari betapa wajibnya membagi rizki yang dipunya dengan mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Sehingga harta itu diamanahkan pada mereka yang lebih bijak dan dermawan (meskipun gak semua, tapi tetep positif thinking ya?^^)
Begitu juga masalah kecantikan ini. Seandainya saya yang punya kecantikan dan kepintaran itu, akankah saya bisa bersikap se-humble dan se-low profile dia? Hmm..bisa jadi kecantikan itu malah lebih banyak mendatangkan keburukan daripada kebaikan bagi saya. Ya kan? Kalau saya malah jadi cewek sombong dan belagu, gimana dong? Hhh....astagfirullah...maafin baim,eh diah ya Allah..
Dan emang bener, Allah memberikan segala sesuatu sesuai takarannya. Back to the story ya. Suatu ketika, saat kami lagi curhat-curhatan, saya menyadari bahwa menjadi cantik juga suatu ujian. Ia bercerita, begitu banyak cowok yang mendekatinya, namun akhirnya sulit mencari yang memiliki niatan tulus dan lurus padanya. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki ketertarikan karena wajah cantiknya. Disaat sudah percaya pada ucapan salah satu diantaranya, ternyata terkuak bahwa itu tipuan belaka. (Pengen nampar rasanya ama cowok2 model gini! Huhhh!!) Sakitnya tuh disini...didalam hatiku *malah nyanyi (-___- ")
Belum lagi kebencian nyata yang ditunjukkan oleh para gadis yang merasa my pretty friend udah merebut dan menggoda pacar atau gebetannya. Hhhh...capedeh...macem sinetron indonesia aje daah... Eh, tapi ini beneran lho. Saya jadi kasian dengan teman saya. Yang kadang kena fitnah. Yang awalnya cuma karena saling menyapa dan bertukar senyum dengan seorang cowok, ceritanya bisa berkembang jadi main mata atau kegenitan dengan cowok itu. *ngelus dada.
Again, this question comes to me "kalau saya jadi dia, bisa gak saya sekuat dan sesabar itu menghadapi itu semua?"
Saya yang cuek dan menyukai kedamaian ini, jika diharuskan menghadapi situasi yang penuh kerumitan dan perasaan itu. Hhh....mungkin saya bakalan ngurung diri terus dikamar meratapi nasib. Hehe. Saya jadi bersyukur banget jadi diri saya sendiri. Syukur syukur kalau orang ketemu saya bisa tersenyum bahagia, gak malah menghindar karena ogah. Dan hal itu gak tergantung pada fisik kita kan? ;)
So at that time, i realise that being pretty is also a test for us. Actually every condition is a test. Jadi miskin itu cobaan keikhlasan, tapi jadi kaya pun juga cobaan kesyukuran. Jadi jelek itu cobaan kesyukuran, jadi cantik itu cobaan kesabaran. Bisa di balik-balik juga kondisi diatas. Percayalah bahwa Allah menempatkan kita pada posisi terbaik untuk kita. Kita tidak akan bisa mengukur besar kaki kita dengan sepatu orang lain, tidak akan pernah merasa pas dan puas. Karena aku bukan dia, dan dia bukan kamu so, berhenti membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Life your own life. Be grateful, and you will found happiness.
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa
-D'massive : jangan menyerah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar