Rabu, 12 Juni 2013

Yang menolong agama Allah pasti di tolong Allah :D

Sebenernya apa sih yang menjamin keberhasilan suatu usaha? 

ya Allah lah... kan kalau Allah gak ridho, gak merestui kita untuk memperoleh suatu keberhasilan kita gak akan pernah berhasil, gimanapun usaha kita.

Ya, mungkin seperti itu teorinya. banyak yang setujui dengan kalimat-kalimat diatas. tapi ketika aplikasi dari kalimat diatas yang ditanyakan. sudahkah semua bener-bener merealisasikannya? some people may say yes, and some people will say no, probably. mengapa? mungkin karena belum semua yakin sepenuhnya atas janjiNya ini.

Misalkan, besok kita akan menghadapi ujian, dan masih banyak materi-materi pelajaran yang belum kita review ulang. terus tiba-tiba, ada seorang teman yang terkena musibah, dompetnya hilang, dia minta tolong kepada kita untuk mengantarkannya ke kantor polisi. setelah itu datang teman kita yang lain yang juga meminta bantuan kita untuk mempersiapkan bakti sosialnya nanti sore, karena rupanya teman-teman yang lain sedang ada agenda dan di luar kota, maka tinggallah 2 panitia saja yang tersisa. nah, pertanyaannya maukah kita membantu mereka?

Dalam kondisi diatas sangat mungkin dan wajar jika kita menjawab 2 permintaan teman kita itu dengan jawaban 'maaf tidak bisa, besok saya ujian, dan saya butuh banyak waktu untuk mempersiapkannya'. toh memang itulah tugas wajib kita (pribadi). ya, memang sangat wajar. rasionalisasi kita adalah, 'jika kita terlalu sibuk kegiatan-kegiatan di luar, maka waktu belajar semakin sedikit, persiapan kurang, dan kemungkinan untuk sukses ujian semakin kecil'. tapi pernah terpikirkankah kalau mungkin 'request-request' teman kita itu adalah jalan Allah untuk kita agar pantas meraih kesuksesan? mungkin dari usaha belajar kita yang kurang maksimal, atau otak kita yang pas-pasan (ups!,hehe...misal...misal...) ini kurang berimbang jika dibanding permintaan padaNya yang sebenernya diluar kapasitas kita, sehingga Allah memberi jalan lain untuk menebus ketidak seimbangan ini dengan amal kita.

Seperti saat kita berdoa meminta surga kepadaNya, namun kenyataannya sholat, puasa, zakat, dan tilawah kita kuantitasnya belum mampu untuk membeli surganya (bahasa gaulnya : saldo kita nggak cukup) maka kita berusaha mencari sumber 'dana pahala' lain yang bisa meningkatkan jumlah saldo kita, yaitu dengan cara 'berbuat kebaikan pada sesama', dengan saling menebar kebaikan, menolong sesama yang membutuhkan, meringankan kesulitan mereka, maka Allah akan menambah saldo pahala kita sehingga mencukupilah saldo ini untuk membeli surgaNya.

Jika kembali pada kasus ujian diatas, apakah ada jaminan semakin banyak waktu belajar yang dihabiskan akan semakin besar kemungkinan untuk sukses ujian? TIDAK. kuncinya adalah bukan dari lama atau tidaknya waktu belajar, tapi dari efektif tidaknya cara belajar kita,

jika saat ini kita memilih mengurung diri di kamar untuk belajar seharian namun kita tak pernah menyentuh pelajaran itu sebelumnya, apakah semua belajar yang kita pelajari akan 'nyangkut' semua ke otak kita?
ataukah memilih menyempatkan menolong yang membutuhkan meski waktu belajar terpotong, namun di sisa waktu itu bener-bener efektif karena tinggal mengulang atau mereview saja, karena sebelumnya kita sudah rutin mencicil belajar?
(pliiiis.... ya jelas milih yang kedua lah....hahahaha)

hehe, sebenernya sih yang ingin saya sampaikan, cara Allah menolong tiap hambaNya itu ada berbagai cara, tak semua sesuai dengan jalan berpikir kita, karena memang ikhtiar dan amal diri adalah ibadah padaNya, sementara hasilnya adalah kejutan dariNya. saat kita mengamalkan sesuatu untukNya percayalah bahwa ia sedang menyaksikan kita dan Ia telah menyiapkan sebaik-baik balasan.

Jadi sudah saatnya merubah pola pikir kita. bukan kita menolak berbuat kebaikan karena akan mengganggu belajar dan menghalangi kesuksesan kita, tapi saatnya berpikir bahwa, ketika kesempatan 'berkebaikan' itu menghampiri, meski disaat yang genting, sesungguhnya inilah salah satu cara Allah mengangkat kualitas kita agar pantas mendulang sukses dijalanNya. bukan karena dakwah prestasi kita jadi menurun, justru karena dakwah inilah Allah akan menolong dn meneguhkan prestasi kita, seperti janjiNya di dalam Al-Qur'an surat Muhammad diatas. tentunya usaha dan ikhtiar tetap dijaga.

'Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan' (QS. An-Nahl:97)




Tidak ada komentar: